Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
29 Juli 2022
A A
4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi sebagian warga pedesaan, merantau ke kota-kota besar sudah seperti impian tertinggi dalam hidup. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki nasib, menaikkan derajat keluarga. Bayangan ingar bingar kota yang serba mewah, serba modern, dan penuh dengan orang kaya sebagaimana yang tergambarkan di sinetron—yang kebanyakan menyesatkan—sudah menjejali imajinasi mereka.

Memang ada saja contoh perantau yang sukses mengadu nasib di perkotaan. Tapi, nggak sedikit juga yang gagal mengadu nasib di kota besar yang menuntut persaingan keras. Sebabnya mereka datang tanpa mempersiapkan keterampilan apa-apa.

Begitulah sisi lain hidup di perkotaan. Kompetisi ketat, kualitas lingkungan buruk, jalanan macet, dan banyak hal menjemukan yang bisa menurunkan kewarasan. Tingginya angka stres itu kadang membuat warga perkotaan iri dengan warga pedesaan. Makanya banyak orang kota yang memilih healing di tempat-tempat ala pedesaan saat ada kesempatan liburan. Persetan dengan biaya yang mahal.

Bagi orang desa, cara healing orang-orang kota ini mungkin nggak masuk akal. Hal-hal yang mereka anggap biasa saja dan sama sekali nggak ada spesial-spesialnya ternyata dianggap sangat mewah bagi orang-orang perkotaan yang jenuh dengan kehidupan.

#1 Pemandangan indah

Pemandangan kota dengan desa itu sangat kontras. Di kota pemandangan sehari-harinya kemacetan, gedung-gedung tinggi, dan tidak lupa hiburan klakson kendaraan yang bersahut-sahutan di jalanan. Makanya banyak orang kota yang mendadak norak ketika melihat sawah dan sungai jernih khas template gambar pemandangan favorit anak-anak yang ada gunungnya itu. Jangan lupa dengan suara kicau burung dan derik serangga yang bikin orang semakin rileks.

Lain cerita dengan warga pedesaan, pemandangan dan suasana seperti itu sudah menjadi tontonan sehari-hari. Nggak perlu bayar mahal ke desa wisata atau restoran berkonsep pedesaan tradisional buat sekedar merasakan sensasi makan di tepi sawah. Lha wong setiap hari kerjaannya mbulet di sawah.

Upload story pemandangan bagi warga pedesaan bukan menjadi hal yang patut dibanggakan. Bagi mereka, yang membanggakan itu justru kalau bisa upload story gedung-gedung tinggi atau perkantoran yang bersih. Tapi, nggak juga sih, soalnya orang kota pun kayak gitu, wqwqwq.

#2 Beternak dan bercocok tanam

Beternak dan bercocok tanam merupakan mimpi sebagian orang-orang perkotaan untuk mengisi masa pensiun. Kedua hobi tersebut terbilang mahal untuk dilakukan di kota. Lahan yang tersedia sangat terbatas. Jadi mau nggak mau ya mereka harus terpaksa memutar otak untuk memanfaatkan lahan yang sempit itu. Otomatis biaya dan usaha yang diperlukan untuk menghidupi hobi tersebut akan lebih mahal jika dibandingkan dengan di pedesaan. Tapi, tentunya masih lebih murah dibanding harus beli tanah luas di perkotaan.

Baca Juga:

Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

Lupakan Kursi Besi Indomaret, Orang Jogja Punya Ringroad untuk Meratapi Nasib

Kadang kalau udah ngebet tapi tetep nggak kesampaian, mereka milih main gim Harvest Moon wqwqwq. Makan noh macul tambang sampe jari kapalan.

Kalau di desa, beternak dan bercocok tanam sudah jadi rutinitas sehari-hari bahkan jadi tumpuan ekonomi. Pilihannya bahkan bervariasi banget kayak wahana di pasar malam. Mau bertani di sawah bisa, nanam sayur dan buah di kebun ada, bikin empang budhal, angon ayo, ngarit sampai lempoh pun tersedia. Bonusnya, semua itu bisa dilakukan sepuasnya sampai gumoh, punggung nggales, tangan kapalan, pokoknya sampai buluk sebuluk-buluknya.

#3 Keramahan antarwarga

Salah satu hal yang khas dari masyarakat desa dan bikin orang kota takjub adalah keramahan warganya. Mereka bahkan hafal nama-nama penduduk dari ujung ke ujung beserta letak rumahnya, berapa jumlah anggota keluarganya, apa profesinya, siapa nama anak istrinya, wah pokoknya pengetahuan mereka nggak kalah lengkap sama data petugas sensus.

Orang-orang desa masih terlihat guyub banget. Kalau satu warga mengadakan hajatan atau tertimpa musibah pasti tetangga lainnya akan berduyun-duyun membantu tanpa perlu dikomando. Saya rasa jasa EO di desa-desa yang masih kental dengan budaya gotong royongnya ini bakalan ora payu.

Memang kepedulian antarsesama pada masyarakat desa patut diacungi jempol. Bahkan saking pedulinya segala urusan kehidupan pribadi rumah tangga orang bakal jadi omongan. Dalihnya untuk kontrol sosial biar nggak menyimpang dari norma. Bisa dibilang skill mata-mata dari tetangga-tetangga di desa nggak kalah mengerikan dengan yang di di film-film.

#4 Pola hidup sehat

Di tengah tren hidup sehat yang semakin populer, orang-orang di perkotaan mulai berbondong-bondong mengubah pola hidup mereka ke arah yang lebih baik. Mereka rela merogoh kocek yang lebih dalam untuk membeli bahan makanan organik. Nggak jarang harga makanan diet sehat yang ditawarkan jauh lebih mahal daripada makanan biasa yang sudah pakai lauk ayam atau daging. Padahal rasanya pun lebih hambar dan nggak sekaya makanan biasanya.

Selain itu di restoran berkonsep pedesaan, orang-orang kota bahkan rela membayar sangat mahal demi menyantap sayur lodeh dan berbagai hidangan khas orang kampung. Wokwokwok, saya ketawa dulu.

Buat orang desa-termasuk saya-hal ini tentunya ra mashok akal. Bagi kami, ongkos untuk membuat sayur lodeh sepanci yang bisa terus diangetin sampai umurnya 7 hari itu setara dengan harga seporsi menu yang disantap orang kota di restoran, bisa jadi lebih murah.

Pun kalau mau makan sayur-sayuran ya tinggal ambil sabit lalu pergi ke pinggir sawah saja. Di sana banyak tanaman gulma gratisan yang memang bisa dikonsumsi. Walaupun gulma, kandungan gizinya nggak kalah dengan sayuran-sayuran keren yang sering dipakai influencer modern membuat salad. Iya, sayuran yang namanya njlimet-njlimet itu lo. Kalau mau yang lebih bondho ya panen di kebun sendiri atau beli di warung. Harganya masih tetap murah kok.

Terus orang desa nggak perlu bayar mahal untuk berolahraga. Semisal beli sepeda, sepatu jogging, atau bayar keanggotaan di gym layaknya orang kota. Bagi warga desa, tiada hari tanpa olah raga. Aktivitas sehari-harinya saja sudah menuntut kerja fisik. Ya jalan kaki, macul, matun, ngangon, ngarit, ngangkat-ngangkat panenan, aktivitas mana yang nggak butuh fisik coba?

Itulah hal-hal yang dianggap mewah bagi warga kota namun biasa saja dari kacamata orang desa. Selalu ada plus minus di tempat manapun kita tinggal. Asal pandai bersyukur, pasti kebahagiaan bisa dirasakan di mana pun.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Desa yang Miskin Sekalipun Adalah Orang Paling Bahagia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2022 oleh

Tags: healingkemewahanorang desaorang kotapemandangansawah
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Petani di Luwung Pasuruan Begitu Merana, Saya Jadi Ogah Bertani seperti Bapak Mojok.co

Petani di Luwung Pasuruan Begitu Merana, Saya Jadi Ogah Bertani seperti Bapak

3 Februari 2024
Orang Kota Nggak Cocok Menghabiskan Masa Pensiun di Desa, Nggak Usah Sok-sokan Mojok.co

Orang Kota Nggak Cocok Menghabiskan Masa Pensiun di Desa, Nggak Usah Sok-sokan

6 Mei 2024
Begini Rasanya Tinggal di Desa yang Tidak Dijangkau GoFood dan GrabFood terminal mojok

Begini Rasanya Tinggal di Desa yang Tidak Dijangkau GoFood dan GrabFood

14 September 2021
Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar” Mojok.co

Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar”

15 September 2025
Healing ala PNS Acaranya Gitu-gitu Aja, Nggak Pernah Berubah

Healing ala PNS Acaranya Gitu-gitu Aja, Nggak Pernah Berubah

18 Maret 2023
orang desa, anak kuliahan

Orang Desa Nggak Takut Corona Bukan Karena Agama

23 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.