Marvel Studios seakan tak pernah kehabisan ide dalam mengangkat kisah para pahlawannya dari medium komik ke industri perfilman. Belum lama kita disuguhkan dengan petualangan Doctor Strange di film keduanya yang bertajuk Doctor Strange in the Multiverse of Madness yang membawa penonton ke dunia multisemesta, kini kita sudah disajikan lagi dengan karya terbaru mereka yang berjudul Ms. Marvel. Berbeda dengan sekuelnya Doctor Strange yang merupakan film layar lebar, Ms. Marvel adalah sebuah adaptasi live-action yang berbentuk serial dan akan ditayangkan seminggu sekali.
Secara singkat, Ms. Marvel berkisah tentang Kamala Khan (Iman Vellani), seorang gadis berdarah Pakistan yang menetap di New Jersey, Amerika Serikat. Suatu hari, ia bersama sahabatnya, Bruno Carelli (Matt Lintz) berniat untuk mendatangi acara AvengersCon demi mengikuti kontes cosplay kostum Captain Marvel—pahlawan yang sangat Kamala idolakan. Akan tetapi, niatannya tersebut terhalang oleh orang tua Kamala yang tak memberikan izin kepada anak gadisnya.
Lantas, bisakah mereka pergi ke event tersebut? Dan apa pula hubungan hal tersebut dengan sepak terjang Kamala sebagai Ms. Marvel? Jawabannya silakan kalian temukan dengan menyaksikan sendiri serial tersebut.
Namun, barangkali ada di antara kalian yang masih ragu untuk meluangkan waktu dan mulai menyaksikan Ms. Marvel, melalui tulisan ini, saya akan menguraikan alasan mengapa series yang diciptakan oleh Bisha K. Ali ini tak boleh dilewatkan.
#1 Ceritanya ringan dan penuh humor
Ketika menyaksikan Moon Knight—series terakhir Marvel sebelum serial ini— yang tayang beberapa waktu lalu, saya seketika merasa terbawa ke sebuah semesta Marvel yang cukup “keluar pakem”, di mana serial tersebut penuh dengan pertarungan brutal dan jalan cerita yang cukup berat. Gimana nggak berat, wong tokoh utamanya saja merupakan seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Maka dari itu, saya yakin tone yang seperti itu belum tentu cocok dan “aman” untuk disaksikan oleh semua orang.
Namun, kalian tak perlu khawatir akan menemui hal semacam itu di serial Ms. Marvel ini. Kisah yang disajikan cenderung ringan dan mudah dimengerti, bahkan oleh anak-anak sekalipun. Selain itu, jokes yang diselipkan juga cukup mengocok perut dan berhasil membuat saya tertawa. Wajar saja, ruang lingkup serial ini kan berpusat pada kehidupan anak SMA kelas tiga, tak lupa dengan semua tingkah konyol dan kenakalan khas remaja. Jadi, tak usah dibandingkan dengan Marc Spector (alter ego Moon Knight) yang merupakan mantan tentara bayaran dan sering berada di medan perang.
#2 Mengangkat budaya muslim
Bila diperhatikan dengan saksama, karya-karya Marvel Studios belakangan ini mulai gemar mengangkat kehidupan orang-orang yang bukan berasal dari ras kulit putih. Kita dapat melihatnya melalui Black Panther (2018) yang mengangkat kultur Afrika dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (2021) yang sangat kental dengan budaya Tiongkok. Nah, dalam serial Ms. Marvel, kehidupan yang diangkat adalah mengenai orang-orang muslim yang tinggal di Amerika, lengkap dengan semua stigma dan stereotipenya.
Di episode satu saja, kita sudah melihat betapa overprotektifnya orang tua Kamala terhadap anak gadisnya. Bahkan, untuk sekadar datang ke acara bernuansa komik dan superhero, mereka beranggapan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang haram dan lebih banyak dampak negatifnya daripada manfaat baiknya.
Isu-isu tersebut sejatinya merupakan sesuatu yang relevan dan memang terjadi di kehidupan nyata. Oleh karena itu, serial ini tak hanya serta-merta menjual kisah-kisah heroik khas film adaptasi komik saja, tetapi juga mengangkat isu sosial yang riil dan memberikan sentilan terhadap fenomena-fenomena tersebut. Bagi saya, hal ini cukup menjadi alasan mengapa Ms. Marvel layak untuk kalian saksikan.
#3 Memberikan banyak referensi terhadap semesta MCU
Jika kalian merupakan seorang fans fanatik Marvel Cinematic Universe (MCU), kalian pasti tahu bahwa karya-karya mereka merupakan satu kesatuan yang saling berkorelasi dan seakan betul-betul berada di semesta yang sama. Meski hal tersebut sempat tak begitu terasa pada Moon Knight, tetapi Ms. Marvel datang dan berhasil memuaskan para penggemar dengan betapa banyak referensi-referensi yang diberikan mengenai film-film Marvel di masa lampau.
Sejak menit-menit awal saja, kita sudah diberi tahu bahwa serial ini berlatar waktu setelah pertempuran Avengers dengan Thanos dan anak buahnya di film Avengers: Endgame yang tayang pada tahun 2019 lalu. Selain itu, masih banyak pula easter eggs lain yang akan lebih seru jika kalian saksikan sendiri daripada hanya dengan membaca tulisan saya. Oleh sebab itu, jika kalian merupakan fans Marvel yang menggemari hal-hal semacam itu, saya jamin Ms. Marvel akan menyenangkan hati kalian.
#4 Bertindak sebagai prekuel dari The Marvels (2023)
The Marvels merupakan sebuah proyek film Marvel yang direncanakan rilis pada tahun depan, atau tepatnya 28 Juli 2023. Berdasarkan rumor yang saya baca, film tersebut akan mengisahkan tentang pertemuan antara Carol Danvers—Captain Marvel yang asli—dengan Kamala Khan, sang Ms. Marvel. Selain itu, belum ada informasi-informasi lain mengenai siapa yang akan menjadi antagonis atau bocoran-bocoran kecil pemantik hype penonton lainnya.
Meski begitu, ada satu hal yang tampaknya sudah dapat dipastikan: Kamala Khan tidak akan mati di akhir serial ini. Ia pasti akan sukses mengalahkan musuhnya dan dapat melanjutkan aksi kepahlawanannya di film The Marvels. Lagi pula, serial ini kan merupakan debut pertamanya di semesta MCU. Tidak mungkin kan kalau dia langsung mati? Oleh karena itu, sebagai bentuk persiapan sebelum menyaksikan The Marvels, ada baiknya jika kalian menyaksikan Ms. Marvel terlebih dahulu. Dengan begitu, kalian tidak akan kebingungan dan bengong sepanjang film ketika menyaksikan film tersebut tahun depan.
Itulah empat alasan kenapa kalian harus menyaksikan serial Ms. Marvel. Buat para fans Marvel, langsung saja buka Disney+ masing-masing dan mulai menyaksikan serial Ms. Marvel ini, deh. Saran saya, serial ini bakal makin menarik jika ditonton bareng ayang. Kayak ada manis-manisnya gitu~
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA ‘The Mandalorian’ dan Penebusan Dosa Disney atas Gagalnya Sekuel Star Wars.