Apa yang ada di pikiran kalian ketika mendengar Lion Air? Delay? Lelet? Bagasi diacak-acak? Nasi kotak nggak enak? Atau malah itu semua?
Maskapai Lion Air sering dicap negatif oleh banyak orang. Herannya, maskapai satu ini seolah tak tergoyahkan dengan banyaknya kritikan dan masih berdiri tegak sampai sekarang.
Di sisi lain, maskapai yang punya rating lebih baik, sering dipuji bagus pelayanannya seperti Garuda Indonesia, justru terancam bangkrut. Kalau dipikir-pikir kan aneh, ya? Tapi ya sudahlah, sebagai kaum low budget, kita tak punya tenaga untuk membahas Garuda yang bahkan mungkin tak pernah kita naiki.
Sementara kalau Lion Air, saya punya segudang cerita tentang maskapai ini. Bahkan, pengalaman saya naik pesawat untuk pertama kalinya adalah terbang bersama Lion Air. Meskipun kejadian tersebut sudah berlangsung 13 tahun lalu, namanya pengalaman pertama, ia menjadi memori yang tak bisa dilupakan begitu saja. Kini, ketika banyak alternatif pesawat low budget lainnya, saya seolah terperangkap dalam cinta pertama bersama Lion Air, dan terus terbang bersamanya.
Kalau kalian menganggap saya aneh, tahan dulu. Saya punya alasan masuk akal kenapa saya setia terhadap maskapai ini.
#1 Jadwal penerbangannya banyak
Rute penerbangan yang paling sering saya lakukan adalah Surabaya-Jakarta, untuk keperluan pekerjaan. Dan orang seperti saya di Surabaya banyak banget, tak jarang kami ini berangkat ke Jakarta pagi dan sorenya sudah harus di Surabaya lagi. Perjalanan laju atau PP seperti ini tentu saja sangat bergantung pada jumlah jadwal penerbangan.
Lion Air punya jadwal 13 kali penerbangan dalam sehari untuk rute Surabaya-Jakarta, begitu juga sebaliknya. Jumlah ini adalah yang terbanyak di antara semua maskapai dengan rute yang sama. Dengan jumlah rute sebanyak ini, membuat saya punya alternatif terbang sesuka hati. Mau pergi habis Subuh bisa, mau jam makan siang bisa, mau nanti malam juga bisa. Hal seperti ini tuh membantu banget loh, saya jadi lebih fleksibel dalam menentukan jadwal pekerjaan.
Teman-teman saya yang melakukan perjalanan ke Jakarta hanya untuk meeting, juga merasakan hal yang sama. Mereka bisa langsung pulang lagi ke Surabaya setelah meeting. Hampir setiap satu jam sekali, Lion Air menerbangkan pesawat dari Jakarta ke Surabaya, begitu juga sebaliknya. Jadwal terbang Lion Air dari Surabaya ke Jakarta bahkan lebih banyak dari pada jadwal bus dari Surabaya ke Bojonegoro, loh.
Ditambah lagi, penerbangan Surabaya-Jakarta itu sebentar, tak lebih dari satu jam. Jadi tidak membutuhkan kenyamanan pesawat yang extra. Pokoknya pesawatnya bisa terbang dengan aman dan sampai tujuan, saya sudah senang.
Nggak hanya rute Surabaya-Jakarta saja yang banyak, maskapai memang salah satu maskapai yang punya jumlah jadwal penerbangan terbanyak di Indonesia. Jadi, mau dibilang pesawatnya nggak enak, pilotnya kalau landing nggak mulus, atau pelayanannya kurang ramah, kita ujung-ujungnya naik maskapai ini lagi karena malas menunggu jadwal penerbangan maskpai lain. Apalagi kalau keperluannya mendesak.
Ibaratnya, Lion Air tuh orang yang sering kita bully di tongkrongan. Namun, dia jugalah orang yang selalu ada saat kita butuh tumpangan untuk pulang.
#2 Murah
Adakah di dunia ini hal yang lebih menyenangkan bagi kita selain membeli sesuatu dengan harga murah?
Kalau bisa, sih, harga murah dan kualitasnya baik. Kalau nggak bisa keduanya, minimalnya harus murah dulu, sisanya bisa dibicarakan. Begitu juga dengan naik pesawat, kalau ada yang murah kenapa milih yang mahal? Meskipun kadang harga penerbangan Lion Air dan maskapai low budget lainnya seperti Citilink selisihnya sedikit, tapi bagi saya tetap lebih murah Lion Air.
Kalau saya hitung-hitung, rata-rata selisih harga Lion Air dan Citilink untuk rute Surabaya-Jakarta sekitar Rp75 ribu, kalau sehari saya PP kan bisa hemat Rp150 ribu. Kalau dalam seminggu kita melakukan penerbangan tiga kali, hemat Rp450 ribu, Rek. Uang itu sudah lebih dari cukup untuk membeli nasi kucing plus sate sepuasnya di angkringan.
Demi menghemat uang Rp450 ribu, saya rela nggak diberi senyuman manis pramugari, nunggu pesawat lebih lama, dan mendapatkan guncangan sedikit saat landing. Sekali lagi, yang penting murah, urusan lainnya, asalkan sifatnya nggak urgent atau berbahaya, tidak begitu saya pertimbangkan.
#3 Menjangkau pelosok Indonesia
Saya termasuk orang yang suka solo traveling ke tempat yang lumayan terpencil. Pernah suatu ketika saya pergi ke pulau Morotai, provinsi Maluku Utara yang baru saja ditetapkan oleh Pak Menteri Sandiaga Uno sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia. Untuk mencapai pulau yang indah tersebut, saya melakukan perjalan dari Surabaya ke Ternate, lalu dari Ternate ke Morotai. Dan satu-satunya maskapai yang menyediakan perjalanan langsung dari Surabaya menuju Ternate hanya Lion Air.
Dan satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan Ternate ke Morotai juga Lion Air group. Hal ini juga berlaku untuk daerah Indonesia bagian timur lainnya. Saya pernah pergi ke Adonara di provinsi NTT dan naik Lion Air juga karena memang hanya maskapai ini yang menyediakan rute ke sana.
Jadi ya, mau tidak mau, suka nggak suka, kalau pengen traveling ke pelosok Indonesia, maskapai ini solusinya.
#4 Terpaksa
Ada kalanya, saya dibelikan tiket ke Jakarta oleh perusahaan. Biasanya sih Citilink, begitu juga saat dibelikan teman, seringkali saya dibelikan tiket Citilink. Bagi sebagian orang, Citilink memang maskapai low budget yang nyaman dan menyenangkan. Makanya banyak orang yang menjadikannya standard tiket low budget.
Masalahnya, setiap kali saya dapat tiket Citilink, entah kenapa, saya selalu tertinggal pesawat. Ujung-ujungnya, terpaksa beli tiket lagi dan selalu berakhir pada pembelian tiket Lion Air. Hadeeeh.
Apakah ini artinya Citilink jelek? Nggak, lah. Citilink bagus, sayanya aja yang kadung jatuh cinta sama maskapai lain. Selera nggak bisa didebat lah, Bos.
Itulah empat alasan saya tetap setia dengan Lion Air. Kalian boleh anggap saya aneh, sayanya juga nggak peduli.
Bismillah tiket gratis~
Sumber Gambar: Instagram @lionairgroup
Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya