Dalam tulisan 10 tebak-tebakan yang sebaiknya tidak pernah kalian dengar, saya setuju bahwa tidak ada orang yang bodoh di dunia ini. Hanya mungkin kepintarannya ada pada bidang yang tidak berguna. Contohnya adalah orang yang pintar main tebak-tebakan.
Kalau saya pikir-pikir memang benar, apa gunanya sih pintar main tebak-tebakan? Paling dianggap jago. Tapi, entah kenapa (seperti yang pernah saya tulis di sini) orang yang sudah terbiasa dan jago main tebak-tebakan pasti akan diingat sama teman-teman tongkrongan. Dan mungkin di situ nilai plus-nya.
Saat masih kuliah, saya terbilang jago main tebak-tebakan. Awal teman-teman kuliah tahu saya jago bermain permainan yang mengasah otak ini adalah ketika salah satu dosen bertanya kepada kami, “Ormas, ormas mana yang kompak dan banyak mendapatkan pahala?” Kebetulan, dosen kami suka bercanda.
Teman-teman saya, ada yang menjawab NU, lalu Muhammadiyah, tentu saja dengan jawaban-jawaban yang cukup logis. Tapi, dosen saya menimpalinya, “Salah!” katanya. Setelah teman-teman saya menyerah, mereka menyuruh saya untuk menjawabnya. Dan, saya kemudian menjawab, “HTI, Pak. Sebab, ormas ini kompak. Buktinya mereka sering bertakbir ‘Allahu Akbar’”. Sialan, jawaban saya benar. Kebetulan, kan, 2016 lalu HTI belum dibubarkan.
Nah, karena lihai main tebak-tebakan, saya ingin berbagi tentang strategi permainan ini agar dianggap jago sama lawan main kalian.
#1 Punya opsi jawaban
Jenis tebak-tebakan paling mudah adalah plesetan kata. Dalam tebak-tebakan ini, memang terkesan simpel, tapi butuh berpikir keras. Sudah gitu, pertanyaan dan jawabannya terkadang tidak nyambung. Namun, tetap saja bisa diterima dan bikin tertawa terbahak-bahak.
Agar dianggap jago main tebak-tebakan plesetan kata, strateginya adalah harus punya opsi jawaban. Artinya, meski pertanyaan kita terjawab benar sama lawan main, tetap saja kalian akan menang. Contohnya sebagai berikut.
Kalian bertanya, “Cicak, cicak apa yang bisa nyanyi?”
Kita mesti punya opsi jawaban. Pertama, cicak rowo yang berarti lagu Cucak Rowo. Kedua, lagu Cicak-cicak di Dinding.
“Cicak, cicak apa yang bisa nyanyi?”
Lawan main menjawab, “Cicak rowo!” jawaban ini benar, tetapi kita punya jawaban lainnya.
“Salah! Yang benar adalah cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap….”
Begitu pun sebaliknya. Kalau dia menjawab cicak-cicak di dinding, kita bilang aja cicak rowo. Nah, dengan memakai strategi ini, kalian tidak akan kalah. Saya jamin. Maka dari itu, inilah kenapa saya jago banget main tebak-tebakan. Sekalipun lawan main saya menjawab benar, saya santai aja. Toh, ada jawaban lainnya.
#2 Beri tebak-tebakan hitungan matematika
Kalau main tebak-tebakan lawan mainnya satu orang saja, kita wajib punya opsi jawaban. Sedangkan kalau banyakan, jangan pakai jenis tebak-tebakan plesetan kata. Sebab, biasanya semakin banyak yang ikutan, pertanyaan kita berpotensi akan terjawab. Jadi, berilah tebak-tebakan hitungan matematika. Pasalnya, saya yakin mereka akan terintimidasi dulu dengan angka-angka yang ada. Jenis tebak-tebakan ini bakal menguji logika mereka.
“Ada dua akuarium yang airnya bersih. Akuarium pertama, isinya batu lava tiga buah, eragon dua buah, dan fosil dua buah juga. Sedangkan akuarium kedua, isinya batu kali dua buah, unzai dan sansul tiga buah. Di dua akuarium itu, batu mana yang tidak ada?”
Pusing kan, tuh. Bakal langsung nyerah dulu, dah. Jawabannya adalah batu kering karena di dua akuarium itu semua batu pasti basah.
“Ada ubi 3 dikali 2, jadi berapa?”
Jawabannya satu. Kenapa satu? Karena dalam bahasa Sunda, dikali artinya digali. Jadi ubi 3 digali 2, sisa 1.
Pokoknya kalau main tebak-tebakan dengan banyak teman, strateginya beri tebak-tebakan hitungan matematika.
#3 Gunakan kalimat, “Di PR-kan aja” dan “Sebenarnya saya sudah tahu”
Strategi paling ampuh yang kerap saya gunakan adalah menggunakan dua kalimat tersebut. Ini yang bikin teman saya kesal setengah mampus. Untuk menggunakan kalimat, “Di PR-kan saja” adalah saat pertanyaan yang kita berikan terjawab benar meski sudah memakai strategi opsi jawaban.
Saya masih ingat, dulu saya pernah ngasih tebak-tebakan begini kepada mantan pacar saya, “Penyanyi yang rambutnya nggak lurus?”
Dia menjawab, “Ayu keriting!” (Ayu Ting-Ting).
Mampus. Dia menjawab benar. Tapi, karena saya tidak mau kalah. Saya bilang aja, “Salah!”
“Terus, jawabannya?”
“Ah salah pokoknya..”
“Iya, jawabannya apa?”
“Di PR-kan aja, ya. Besok dilanjut.”
Selesai.
Sementara untuk menggunakan kalimat, “Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya” adalah ketika pertanyaan lawan main sulit kita jawab. Lantaran kita tidak mau kelihatan bodoh, jawablah dengan kalimat tersebut. Jangan bilang, “Nyerah….”
Lawan main, “Penyanyi yang sering nggak sadarkan diri?”
Mampus. Agak pusing pertanyaannya, kan? Jawab aja, “Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya.”
“Apa coba?”
“Ah udah tahu aja. Tapi, kasihan kan dari tadi saya menang terus.”
“Iya, apa coba?”
“Coba, jawabannya apa emang?”
Gobloknya, dia jawab sendiri, “Pingsan mambo..” (Pinkan Mambo).
“Nah kan benar, saya tadi mau bilang gitu. Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya.”
“Oh gituuu.”
“Lha, iya….”
Semoga ketiga strategi ini membantu kalian agar dianggap jago main tebak-tebakan.
BACA JUGA 3 Tebak-tebakan Sunda yang Melegenda walau Super Nyebelin dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.