Setahun yang lalu, saya mendapatkan warisan mesin jahit jadul dari nenek. Gara-gara mesin jahit itulah saya jadi tertarik untuk menjahit pakaian sendiri. Saya pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit di sebuah lembaga pendidikan.
Berdasarkan pengalaman saya, menjahit sendiri punya beberapa keuntungan, misalnya bentuk baju jadi lebih pas dengan bentuk tubuh saya, baju lebih nyaman dikenakan, ongkosnya lebih murah ketimbang beli baju di toko, dan tentu saja saya jadi bebas berkreasi memadukan corak dan warna pada pakaian.
Meski kelihatannya mudah, ternyata ada lho beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan penjahit baju pemula seperti saya. Informasi ini saya dapatkan dari komunitas penjahit tempat saya bergabung. Berikut beberapa kesalahan penjahit baju pemula yang sering dilakukan:
#1 Terpaku hanya pada satu formula
Sebelum menjahit pakaian, kita harus membuat pola terlebih dahulu. Nah, untuk membuat pola ini sebenarnya nggak ada formula yang baku, ada banyak formula yang bisa kita lakukan. Misalnya, untuk membuat lubang lengan pada pakaian, kita bisa bisa menggunakan 1/8 tinggi badan, setengah panjang bahu, atau seperempat lingkar dada. Masing-masing formula tersebut memberikan rasa kenyamanan yang berbeda-beda.
Agar merasa nyaman dengan baju yang kita jahit sendiri, kita harus mencoba beragam formula yang ada. Jangan cuma terpaku pada satu formula. Kita harus mencari formula terbaik yang bikin baju nyaman kita kenakan.
#2 Membuat garis lengkung pada pola pakaian dengan aplikasi pengolah vektor
Biasanya orang menggambar pola pakaian pada kertas khusus yang diberi nama samson. Namun, ternyata ada juga yang membuat pola menggunakan aplikasi pengolah vektor seperti CorelDraw atau Adobe Illustrator. Setelah pola selesai dibuat dengan aplikasi, biasanya bakal diprint menjadi beberapa kertas terpisah, lalu ditempelkan. Contoh pola aneka pakaian banyak tersebar di internet.
Nah, pada pola pakaian ini biasanya ada garis lengkung, misalnya garis lengkung pada lengan atau kerah. Kalau kita membuat pola dengan bantuan aplikasi, jangan membuat garis lengkung. Gantilah garis lengkung dengan garis bertanda khusus, misalnya garis putus-putus. Setelah pola diprint, kita bisa deh membuat garis lengkung dengan penggaris lengkung khusus yang dirancang untuk membuat pola pakaian. Penggaris ini dinamakan French Curve.
Kenapa harus begitu? Jadi, membuat garis lengkung dengan aplikasi ternyata nggak akurat. Sebab, kita nggak menggunakan ukuran yang sesungguhnya. Setelah pola diprint terkadang garis lengkung akan terlalu besar atau terlalu kecil. Makanya penjahit pemula usahakan jangan bikin pola dengan aplikasi, ya.
#3 Menggunakan kampuh yang nggak sesuai
Kampuh adalah teknik untuk menyambungkan kain. Nah, saat menjadi penjahit pemula, biasanya kita akan mempelajari beragam teknik tersebut. Kampuh memang banyak jenisnya, Gaes.
Sayangnya, penjahit pemula biasanya belum bisa memilih jenis kampuh yang sesuai dengan bahan kain. Misalnya, kalau kita menggunakan bahan tebal, sebaiknya nggak pakai kampuh Prancis. Sebab kalau kita menggunakan kampuh ini, sambungan kain di dalam pakaian akan semakin tebal sehingga bikin pakaian kurang nyaman dikenakan. Kampuh Prancis sebaiknya hanya digunakan untuk bahan kain yang tipis atau cenderung tipis.
Nah, itulah tiga kesalahan yang sering dilakukan penjahit baju pemula. Semoga tulisan ini bisa jadi bekal buat kalian yang pengin mencoba menjahit sendiri, ya!
Penulis: Rahadian
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Penjahit Adalah Tukang PHP Nomor Wahid di Dunia.