Meski duit kiriman orang tua pas-pasan, mahasiswa sekarang tetap bisa investasi modal recehan, kok. Nggak perlu pakai tuyul buat melipatgandakan uang kalian, Gaes.
Dibandingkan utang, image menabung tampak lebih baik. Menabung sering diasosiasikan dengan kemampuan kita dalam me-manage uang dengan baik. Semakin banyak tabungan artinya kita semakin berhasil menekan keinginan konsumtif. Sebaliknya, berutang sering dipandang sebelah mata karena kerap dikaitkan dengan kebangkrutan, boros, atau irasional.
Tapi di antara pro dan kontra, hadir investasi. Investasi dulu dianggap buruk karena maraknya berita investasi bodong. Tapi di kalangan anak muda belakangan ini, investasi justru digadang-gadang sebagai salah satu cara untuk bisa survive mengarungi bahtera perekonomian Indonesia yang makin sulit ditebak.
Banyak yang bilang, berinvestasi dapat menyelamatkan masa depan kita. Ada juga yang bilang, jauh lebih rugi meletakkan uang di tabungan dibandingkan menginvestasikannya.
Prinsip ini ada benarnya juga. Mengingat inflasi yang bikin harga barang meningkat tiap tahun, sebaiknya uang itu nggak dianggurin, bukan juga dihambur-hamburin. Semisal kamu nggak punya tuyul untuk bekerja nambah uang untukmu, mending pekerjakan uangmu biar dia beranak pinak. Tapi caranya bukan dengan datang ke dukun buat menggandakan uang, yaaa.
Daftar Isi
Investasi yang paling cocok untuk mahasiswa
Akan tetapi saya pun paham betul, banyak orang yang mikir berulang kali sebelum investasi, terutama mahasiswa. Nabung duit kiriman orang tua saja ngos-ngosan, apalagi investasi.
Dulu saya juga berpikiran seperti itu. Saya kira investasi itu modalnya harus gede. Tapi nyatanya, sekarang berinvestasi modal recehan pun bisa.
Dengan anggapan bahwa mahasiswa yang baca artikel ini masih pemula, belum punya penghasilan tetap, dan fokus utamanya adalah kuliah, berikut ini tiga jenis investasi terbaik untuk mahasiswa.
#1 Reksadana Pasar Uang cocok buat mahasiswa khususnya yang masih pemula
Reksadana itu ada banyak jenisnya, di antaranya reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran. Reksadana pasar uanglah yang paling recommended untuk mahasiswa, khususnya yang masih pemula.
Untuk pemula, saya lebih menyarankan untuk mengambil investasi berisiko rendah (low-risk). Investasi low-risk menjaga nilai pokok investasi awal, yang artinya duit awalmu nggak akan hilang. Misalnya kamu berinvestasi Rp1 juta. Serugi-ruginya, uang Rp1 jutamu itu akan tetap kembali menjadi milikmu.
Reksadana pasar uang nggak memerlukan modal besar. Bahkan dengan modal Rp10 ribu saja kamu sudah bisa berinvestasi. Reksadana pasar uang pun cocok dijadikan sebagai tabungan maupun dana darurat karena bisa ditarik sewaktu-waktu. Mungkin hanya butuh waktu kerja sampai 2 hari untuk mencairkannya. Investasi reksadana pasar uang bisa dilakukan lewat berbagai aplikasi investasi dan e-commerce.
Dan kalau kamu termasuk mahasiswa yang sibuk, kamu masih tetap bisa investasi reksadana pasar uang. Sudah ada manajer investasi yang tugasnya mengelola portofolio. Tinggal kamu biarkan saja uangmu itu. Kamu bisa leluasa kuliah, nugas, dan berorganisasi tanpa harus tiap menit ngecek grafik.
#2 Menabung di bank digital dianggap Gen Z salah satu investasi
Walaupun mungkin belum pantas disebut investasi sesuai definisinya, tapi cara ini lagi happening banget di kalangan Gen Z. Menabung di bank digital kini dianggap jauh lebih menguntungkan dibandingkan menyimpan uang di bank konvensional.
Uang yang kita simpan di rekening bank digital bisa berkembang biak. Ini karena menabung di bank digital bebas biaya administrasi. Bank digital juga memberlakukan gratis transfer dan tarik tunai. Beberapa bank digital juga menawarkan bunga tabungan yang lebih besar dibandingkan bank konvensional. Belum lagi bank digital suka ngasih promo cashback saat buka rekening, diskon belanja, hingga kode referal.
Jadi begitulah alasan Gen Z menganggap menabung di bank digital sebagai salah satu investasi. Bahkan sepertinya menabung di bank digital sudah dipercaya lebih profitable dibandingkan deposito berjangka. Ini karena deposito berjangka perlu modal minimal Rp5 juta dan nggak bisa ditarik selama jangka waktu tertentu.
#3 Beli emas digital sekaarang bisa melalui aplikasi e-wallet atau platform khusus
Investasi emas zaman sekarang sudah nggak perlu lagi beli emas fisik, disimpan selama bertahun-tahun, lalu dijual lagi saat harga emas sedang meroket. Menabung emas kini lebih mahasiswa-friendly karena simple, mudah, dan murah.
Dengan modal recehan, kita sudah bisa membeli emas digital melalui aplikasi e-wallet atau platform khusus investasi emas digital. Cara kerjanya adalah berapapun nominal emas yang kita beli, ia akan dicatat sebagai saldo emas di akun milik kita. Kita memang nggak pegang emasnya secara fisik. Tapi kita tetap punya hak milik atas emas yang disimpan oleh penyedia layanan investasi emas.
Kita bisa secara fleksibel membeli dan menjual emas digital. Bahkan di beberapa platform, kita juga bisa mengubah saldo digital emas menjadi emas fisik.
Akan tetapi, investasi emas ini termasuk instrumen dengan profil risiko moderat. Kalau kamu sudah cukup paham soal investasi dan siap dengan fluktuasi harga, kamu bisa pilih untuk berinvestasi emas digital.
Tiga jenis investasi di atas adalah yang paling cocok untuk mahasiswa. Jika kamu sudah punya pendapatan sendiri, pengin dapat penghasilan lebih banyak, siap dengan risiko yang lebih tinggi, dan tentunya siap ribet, kamu bisa coba instrumen dengan profil risiko moderat atau agresif. Contohnya reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, saham, bahkan cryptocurrency.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Investasi Boleh, tapi Lunasi Dulu Utangmu.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.