Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Hal yang Saya Jumpai Selama Tinggal di Pinggir Rel Kereta Api

Arga Pratama Putra oleh Arga Pratama Putra
7 Agustus 2020
A A
rel kereta api slamet riyadi mojok

rel kereta api slamet riyadi mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai salah satu kebutuhan dasar hidup manusia, keberadaan rumah tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Namun bukan rahasia lagi bahwa belum semua orang di negeri ini bisa memiliki rumah yang layak. Sebagian masyarakat kita, tak mengalami kesulitan berarti untuk memiliki sebuah tempat tinggal. Namun sebagian yang lain, ada tempat untuk pulang saja –meskipun kalau hujan dikit atapnya bocor dan hujan deras banjir— itu sudah merupakan sebuah anugerah.

Bagi kalian yang tinggal di rumah megah, pemukiman yang layak, yang terjamin kebersihan, kenyamanan dan keamanannya, bersyukurlah. Sebab “rumahku istanaku” adalah 100% milik kalian. Namun bagi kalian yang tinggal di rumah sederhana, yang bangunannya ala kadarnya dan berada di lokasi yang seharusnya tidak untuk hunian, bersabarlah, kita sama!

Biar kalian tahu, saya dan keluarga tinggal di pinggir rel kereta api. Benar-benar pinggir rel kereta api, di mana jarak antara pintu rumah saya dengan rel, kurang lebih hanya 8 meter saja. Ukuran bangunan rumah di kampung tempat saya tinggal, rata-rata sama. Bangunannya ada yang semi permanen ada juga yang sudah permanen.

Tinggal di pinggir rel kereta api tentu tidak sama dengan tinggal di pemukiman sebagaimana mestinya. Terkadang kami harus menghadapi hal-hal unik yang mungkin tidak akan dialami oleh orang lain yang tidak tinggal di tempat yang kami tinggali. Nah, pada kesempatan ini, saya ingin membagikan tiga hal yang saya temui, selama tinggal di pinggir rel kereta api. Apa saja tiga hal tersebut.

Bikin pedang mainan dari paku

Saya termasuk generasi 90-an awal. Mainan-mainan yang saya mainkan dulu, masih mainan sederhana. Saya masih menangi bikin tembak-tembakan dari pelepah pisang. Lalu main perang-perangan dan kejar-kejaran di kebun pisang tempat saya dan teman-teman mengambil pelepah yang saya jadikan tembak mainan itu.

Sebagai anak-anak yang tinggal di pinggir rel, kami punya mainan khas yang mungkin cuma kami yang bisa memainkannya. Permainan ini seru tapi tidak disarankan untuk ditiru, yaitu bikin pedang-pedangan dari paku. Meskipun asyik, permainan ini sebenarnya bahaya. Namun karena masih bocah, kami dulu tidak memikirkan bahayanya. Yang dipikir cuma asyiknya saja.

Biasanya, kami akan memulai membuat pedang dengan mencari paku terlebih dahulu. Kadang kami memakai paku baru, tapi lebih sering pakai paku bekas. Kalau kami ingin paku itu jadi pedang lurus, kami tinggal mengikat saja pangkal paku itu dengan tali, lalu ujung tali yang lain kami ikatkan ke batu-batu rel. Setelah itu, paku tersebut kami letakkan di atas rel. Saat kereta lewat, paku itu akan terinjak kereta dan menjadi pipih bagian ujungnya sehingga menyerupai pedang. Kadang proses ini harus kami ulang berkali-kali karena paku terjatuh dari rel sebelum terinjak kereta atau malah pakunya sudah terinjak tapi hilang entah kemana.

Tenda kondangan di pinggir rel kereta

Pernah melihat video seorang Ustadz sedang ceramah di pinggir rel kereta api lalu kaget hingga loncat dari tempat duduknya ketika kereta lewat? Seperti itulah kira-kira gambaran kalau lagi ada acara entah itu nikahan atau khitanan di tempat tinggal saya.

Baca Juga:

Perjalanan Bersama Joglosemarkerto Mengubah Cara Saya Melihat Kereta Ekonomi

Sudah Saatnya KAI Menyediakan Gerbong Khusus Pekerja Remote karena Tidak Semua Orang Bisa Kerja Sambil Desak-Desakan

Ya, seperti pada umumnya di tempat mana pun, di kampung saya juga ada acara pernikahan ataupun khitanan. Yang membedakan dari tempat lain mungkin hanyalah lokasi acaranya. Jika pada umumnya orang menikah di gedung, atau paling tidak di depan rumah mereka yang berbatasan langsung dengan jalan raya, kami mengadakan acara di depan rumah kami yang berbatasan langsung dengan rel kereta. Kami biasanya gotong royong membangun tenda sederhana. Biasanya tenda ini akan ada dua, di sisi timur rel dan di sisi barat. Yang di sisi timur adalah lokasi acara. Tempat manten duduk di kuade dan menerima tamu. Sedang yang di barat berfungsi sebagai dapur. Tempat menyiapkan makanan untuk suguhan tamu juga tempat untuk mencuci piring, sendok dan mangkuk kotor.

Ketika acara berlangsung, biasanya akan ada beberapa orang yang bertugas mengawasi lalu lintas kereta api. Berbekal peluit, orang ini akan mengabarkan ketika ada kereta lewat, sehingga orang-orang yang rewang, yang membawa piring berisi soto dan mangkok berisi es buah hendak menyeberang dari barat ke timur akan tahu, dan berhenti sejenak menunggu kereta lewat. Saat kereta lewat, angin yang muncul akibat laju kencang kereta akan menerpa tenda. Penampakannya persis seperti video yang saya ceritakan di atas. Kami, mungkin sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Tapi tamu-tamu dari luar, biasanya akan rela meletakkan piring soto mereka agar bisa menunduk sambil menutupi telinga.

Kereta tangki dan kantong kresek berisi kotoran manusia

Selama tinggal di pinggir rel kereta api, saya mengamati setidaknya ada 3 jenis kereta yang sering lewat di depan tempat tinggal saya. Jenis pertama, adalah kereta penumpang. Ya, kereta penumpang seperti pada umumnya yang kita pergunakan untuk bepergian itu. Jenis kedua, kereta mekanik MTT plasser. Setiap melihat kereta ini, saya selalu teringat alat berat ekskavator karena bentuknya hampir sama dan warnanya pun sama-sama kuning. Terakhir, kereta jenis ketiga adalah kereta tangki.

Kereta tangki memiliki bentuk terbuka, tidak seperti kereta penumpang yang gerbongnya tertutup. Karena terbuka itu, dulu sewaktu saya masih di usia sekolah, saya seringkali melihat ada orang-orang yang nggandol atau nunut kereta jenis ini.

Suatu ketika, pas salah satu tetangga saya mengadakan perkumpulan bapak-bapak, kereta api jenis tangki lewat di perkampungan kami. Sialnya, di kereta itu pas ada orang yang lagi nggandol. Lebih sial lagi, tukang nggandol ini ternyata lagi kebelet pup saat kereta lagi jalan. Mungkin karena sudah di ujung dan nggak nutut kalau harus nunggu sampai stasiun, maka pup lah orang ini di kereta dan pupnya itu ditadahi di kantong kresek.

Usai menunaikan hajat, dilemparlah kresek isi pup ini oleh sang empunya.  Entah nasib sial apa yang menghampiri kampung kami hari itu, sehingga kresek isi pup itu tepat mendarat di rumah yang lagi mengadakan perkumpulan bapak-bapak. Tak dapat dihindari, kantong kresek itu pun nyeprot dan isinya nyiprat ke badan sebagian peserta perkumpulan yang duduk di teras rumah. Sontak saja situasi jadi nggak kondusif. Yang duduk di dalam dan selamat dari “bom” itu, ngakak se ngakak-ngakaknya. Sedang mereka yang “ketiban rejeki” bergegas meninggalkan lokasi sambil ngomel-ngomel.

Nah, itulah tiga hal yang saya jumpai selama tinggal di pinggir rel kereta api. Kalau kamu, punya hal unik apa selama tinggal di tempatmu yang sekarang?

BACA JUGA Plus Minus Chattingan Pakai WhatsApp vs Telegram. Mana yang Lebih Bagus? dan tulisan lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2020 oleh

Tags: kereta apiKondangan
Arga Pratama Putra

Arga Pratama Putra

Saya Arga Pratama. Lahir dan tinggal di Surabaya. Lagi seneng sepedaan, badminton, dan belajar nulis.

ArtikelTerkait

Sudah Saatnya Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo Diaktifkan Kembali

Sudah Saatnya Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo Diaktifkan Kembali

8 November 2023
Kasta Stasiun KRL “Neraka” yang Wajib Diketahui Orang Luar Jabodetabek Mojok.co

Kasta Stasiun KRL “Neraka” yang Wajib Diketahui Orang Luar Jabodetabek

10 Januari 2025
3 Alasan Penumpang Bawa Makanan Sendiri ke Gerbong Restorasi Kereta Mojok.co

3 Alasan Penumpang Bawa Makanan Sendiri ke Gerbong Restorasi Kereta

1 Mei 2025
Penjaga Palang Kereta Lahir karena Kebodohan Pengendara (Unsplash)

Penjaga Liar Palang Kereta yang Tidak Punya Gaji dan Kerjanya Ikhlas Lahir karena Kebodohan Pengendara

15 November 2023
Pengalaman Menunggu Kereta di Luxury Lounge Stasiun: Mewah dan Nyaman sih, tapi Nggak Spesial Mojok.co

Alasan Saya Kecewa Menunggu Kereta di Luxury Lounge Stasiun yang Katanya Mewah dan Nyaman

6 Agustus 2024
Seandainya Ada Stasiun Kereta di Magelang, Ini yang Akan Terjadi

Seandainya Ada Stasiun Kereta di Magelang, Ini yang Akan Terjadi

11 Februari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.