#2 Lampu merah jadi pajangan semata
Lampu merah di Jogja sepertinya hadir hanya untuk menjadi hiasan jalanan saja. Di mata pengendara di sini, semua lampu seakan berwarna hijau alias bebas jalan sepuasnya. Itulah yang membuat saya sering was-was jika melintasi suatu bangjo lampu merah. Saya khawatir ada pengendara nakal yang menerobos dari arah lain dan membahayakan pengendara lain termasuk saya sendiri.
Salah satu spot perempatan favorit yang sering diterobos adalah pertigaan Jalan Dr Sutomo, Lempuyangan. Jangan heran kalau kalian lewat sini dari arah selatan bisa kena klakson oleh pengendara lain. Hal ini karena banyak pengendara motor yang sering menerobos di bangjo walau lampu masih merah.
Dari sini saja, menunjukkan bagaimana tidak tertibnya pengendara di Kota Pelajar. Padahal, lalu lintas di Jogja salah satu yang ramai dan sering macet. Tentu fungsi lampu merah sangat dibutuhkan di situasi seperti itu. Nyatanya, justru lampu merah adalah hal yang sering diabaikan oleh beberapa oknum pengendara di Jogja.
#3 Pengendara Jogja anti menoleh saat menyeberang
Berkendara di Jogja itu ibarat harus punya mata elang, alias selalu waspada. Khususnya di jalanan yang mempunyai banyak gang dan persimpangan, kewaspadaan harus lebih tinggi. Kenapa? Karena sering dijumpai ada pengendara yang asal menyeberang dan memotong lajur tanpa melihat situasi.
Saya pernah hampir terlibat kecelakaan dengan seorang pengendara motor yang main asal masuk ke jalan utama tanpa melihat kiri dan kanan. Alhasil, energi saya habis hanya untuk memberikan nasehat kepada orang itu. Pokoknya kalau kalian berkendara wajib waspada jika melewati sebuah persimpangan.
Itulah beberapa kebiasaan buruk dari pengendara di Jogja yang jarang dibahas. Seharusnya masalah seperti ini yang naik ke timeline media sosial, bukan hanya soal romantisasi budaya jarang klaksonnya saja. Tapi, itulah Jogja, tak pernah luput dari romantisasinya sejelek apapun kondisi nyata di baliknya.
Penulis: Georgius Cokky Galang Sarendra
Editor: Kenia IntanÂ
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















