Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

3 Hal yang Bikin Saya Merasa Ngenes Saat Ikut Program Kampus Mengajar

Femas Anggit Wahyu Nugroho oleh Femas Anggit Wahyu Nugroho
10 Maret 2024
A A
3 Hal yang Bikin Saya Merasa Ngenes Saat Ikut Program Kampus Mengajar

3 Hal yang Bikin Saya Merasa Ngenes Saat Ikut Program Kampus Mengajar (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kampus Mengajar merupakan program Kemdikbud yang banyak peminatnya terutama dari kalangan mahasiswa keguruan. Memang program ini bisa membuat mahasiswa keguruan lebih kaya pengalaman di lapangan. Akan tetapi, juga bisa membuat mahasiswa merasa ngenes.

Inilah yang benar-benar saya rasakan ketika tergabung dalam program Kampus Mengajar angkatan 6 dan bertugas di sebuah SD. Saya menjumpai beberapa hal yang membuat saya merasa ngenes dengan dunia pendidikan hari ini. Ketiganya berkaitan dengan minat dan kemampuan membaca siswa. Tentu saja ini semua berdasarkan pengalaman nyata saya.

Program Kampus Mengajar membuka mata saya bahwa minat baca siswa sangat rendah

Saat ikut program Kampus Mengajar, saya mendapati bahwa siswa di sekolah tempat saya bertugas secara umum minat bacanya sangat rendah. Bahkan ada beberapa siswa kelas 5 SD yang belum lancar membaca. Hal itu tentu saja membuat saya dan rekan-rekan pusing tujuh keliling.

Saya dan rekan lain akhirnya menyusun beberapa program untuk menumbuhkan minat baca para siswa. Kami membuka program klinik calistung (baca tulis hitung) yang sasaran utamanya adalah siswa yang belum lancar membaca. Selanjutnya kami juga memberi reward kepada siswa yang berkunjung ke perpustaan.

Apakah program itu berhasil menumbuhkan minat baca siswa? Tidak. Siswa yang ikut kelas calistng hanya sedikit yang mengalami kemajuan. Sementara program kegiatan kunjungan ke perpustakaan sekolah malah lebih kacau.

Saya dan rekan-rekan Kampus Mengajar lainnya malah mendapati para siswa ini nggak benar-benar membaca di perpustakaan. Mereka justru asyik mengobrol. Saya dan rekan lain berusaha memberikan pendampingan intens selama kegiatan. Tapi, mungkin karena bahan bacaan yang kurang mendukung minat para siswa, akhirnya mereka cepat bosan dan lebih banyak ngobrol.

Perpustakaan sekolah lebih mirip gudang

Pada awal penugasan Kampus Mengajar, saya dan rekan lain memilah buku dan menata perpustakaan sekolah. Saya terkejut mendapati 6 jilid buku Sejarah Nasional Indonesia berdebu parah dan ditempatkan di tempat yang nggak terjangkau mata. Padahal itu buku sejarah nasional bangsa kita, lho.

Ada juga buku-buku sastra lama yang bernasib serupa. Kondisinya malah lebih parah dengan sobek di sana-sini yang artinya nggak dirawat. Nasibnya memprihatinkan seolah nggak dianggap lagi.

Baca Juga:

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Di sisi lain, total tiga rak buku dipenuhi buku-buku paket. Buku paket yang banyak ini berasal dari kurikulum KTSP, K13, dan Kurikulum Merdeka. Bahkan ada juga buku-buku dari kurikulum tahun 90-an. Hanya ada beberapa bagian yang berisi buku cerita anak.

Perpustakaan sudah nggak lagi menjadi tempat yang segar untuk menambah referensi bacaan dan wawasan. Perpustaan sudah seperti gudang yang menampung buku-buku dari kurikulum zaman Majapahit hingga kurikulum terbaru. Coba bayangkan, gimana minat baca siswa bisa meningkat kalau perpustakaan sekolah isinya cuma buku paket?

Rak buku perpustakaan sekolah seharusnya diisi lebih banyak bacaan di luar materi pelajaran. Misalnya, buku sastra atau seni yang sebenarnya dapat menjadi sarana untuk mengasah rasa dan mengelola emosi dalam diri siswa.

Selama program Kampus Mengajar berlangsung, saya menyadari bahwa perpustakaan sekolah seharusnya diisi dengan beragam referensi bacaan yang memungkinkan siswa mengeksplorasi sesuai minat dan bakat masing-masing. Mengusahakan fasilitas seperti ini seharusnya menjadi komitmen dari pihak sekolah dan pemerintah.

E-book jadi solusi paling efektif?

Ada yang beranggapan untuk memakai e-book dalam menambah bahan bacaan siswa. Sebab, e-book lebih mudah dan murah. Sayang, nggak semudah itu.

Memang benar zaman sudah maju. E-book dari segi biaya juga bisa dibilang lebih terjangkau. Banyak referensi e-book gratis dan bisa diakses bermodalkan kuota internet nggak banyak-banyak amat.

Akan tetapi, e-book juga nggak seefektif itu, terlebih jika diperuntukkan bagi anak usia sekolah. Selalu ada kemungkinan gangguan yang mengalihkan fokus ketika sedang mengakses e-book. Bayangkan, siswa sedang fokus membaca e-book, eh tiba-tiba ada notif dari Mobile Legends “event skin gratis sudah dimulai”, misalnya. Besar kemungkinan siswa bakal menutup e-book dan memilih login Mobil Legends.

Bagaimanapun peranan buku cetak nggak bisa digantikan sepenuhnya oleh e-book. Selain selera orang yang berbeda-beda, mata setiap orang juga berbeda. Nggak semua orang nyaman berlama-lama menatap layar ponsel.

Itulah hal-hal yang saya temui dan bikin ngenes selama bertugas dalam program Kampus Mengajar. Dari ketiga hal di atas, bisa dikatakan bahwa masalah sarana prasarana dan pengelolaannya menjadi hal paling mendasar dalam permasalahan minat baca siswa. Di samping itu, tentu masih ada juga faktor lainnya.

Memang perlu kontribusi dan komitmen banyak pihak untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi. Nggak hanya ditujukan pada siswa, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Penulis: Femas Anggit Wahyu Nugroho
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kampus Mengajar, Program untuk Mahasiswa yang Ingin Merasakan Penderitaan Guru Honorer.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2024 oleh

Tags: Kampus Mengajarminat bacaPerpustakaanperpustakaan sekolahprogram kampus mengajarSekolahSiswa
Femas Anggit Wahyu Nugroho

Femas Anggit Wahyu Nugroho

Hamba Allah yang ditetapkan tinggal di bumi sejak 2003 dan suka nasi goreng.

ArtikelTerkait

Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

26 November 2024
Dear Korban Bullying, Baca 3 Buku ini untuk Menemanimu Bangkit terminal mojok.co

Memang Dasar Minat Baca Rendah, Bedain Format PDF dan DOC Aja Nggak Bisa

6 September 2019
geografi

Disorientasi Daerah Dan Pendidikan Geografi Kita yang Di Bawah Rerata

2 Juni 2019
Ironi Perpustakaan Sekolah, (Katanya) Gudang Ilmu tapi Nyaris Tak Tersentuh Terminal Mojok jurusan ilmu perpustakaan

Jurusan Ilmu Perpustakaan: Kuliahnya Gampang, Nyari Kerja Juga Gampang, Gampang Ditolak Maksudnya

9 Agustus 2025
Kenapa Kekerasan di Pondok Pesantren Tak Mudah Viral seperti Kekerasan di Sekolah?

Kenapa Kekerasan di Pondok Pesantren Tak Mudah Viral seperti Kekerasan di Sekolah?

15 Oktober 2023
Warga Kendal Sudah Sepatutnya Bersyukur Punya Perpustakaan Daerah dengan Fasilitas Bagus dan Nyaman

Warga Kendal Sudah Sepatutnya Bersyukur Punya Perpustakaan Daerah dengan Fasilitas Bagus dan Nyaman

8 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.