Para pembalap yang berlaga di ajang MotoGP mulai datang ke Indonesia, tepatnya di sekitaran Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Para pembalap ini akan melaksanakan tes pra-musim yang berjudul Mandalika Test di akhir pekan ini.
Uniknya, para pembalap MotoGP mulai berbaur dengan masyarakat di sana. Ada Aleix Espargaro yang sepedaan dan fotoin anak-anak sekolah. Marquez dan Alex Marquez yang hiking ke tempat yang indah. Hingga Fabio Quartararo yang terlihat sedang pergi ke konter HP.
Sebenarnya saya agak bertanya-tanya soal karantinanya, tapi yawes nggak apa-apa. Pokoknya yang lagi ramai soal Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo yang terlihat membeli provider seluler asal Indonesia. Aleix pakai provider yang gede banget alias extra large dan Fabio Quartararo belum diketahui beli kartu apa. Dan mungkin beberapa hal ini bisa saja terjadi pada mereka dalam beberapa hari ke depan.
#1 Dapat SMS dari saudaranya yang ada di Kalimantan
Dalam beberapa hari ke depan, entah Aleix Espargaro atau Fabio Quartararo, kemungkinan besar akan mendapatkan SMS dari saudaranya yang berasal dari Kalimantan.
Assalamualaikum, piye kabare nang Jowo sehat toh? Iki aku dulurmu saiki urip ning Kalimantan, simpen nomerku yo.
Hal itu tentu akan membingungkan mereka. Mungkin Aleix Espargaro akan bertanya, “Saya punya saudara di Kalimantan?” Terus blio penasaran, dan ternyata beneran ada. Aleix kemudian pensiun dari MotoGP buat nyari saudaranya yang di Kalimantan. Terus blio malah dinaturalisasi jadi warga Indonesia dan diminta balapan lagi. Terus nanti ada berita berjudul “Keren! Pembalap keturunan Kalimantan ini berlaga di MotoGP!”
Atau jika kasusnya di Fabio Quartararo, mungkin dia akan menggerutu, “Wah, panitiane kacau iki, le njanjeni tes ning NTT, hakok jebul ning Jowo. Pie to iki waaah!”
#2 Dapat SMS pinjol
Dapat SMS dari pinjol merupakan rutinitas sebagian besar masyarakat Indonesia. Sudah terbiasa dan mungkin sudah kebal dan sedikit kemungkinan ketipu pinjol di SMS. Yah, meskipun masih ada yang kena tipu.
Hal semacam ini mungkin nggak umum di Eropa sana. Jadi, takutnya para pembalap MotoGP ini beneran tergiur. Misalnya Marc Marquez yang tertarik dengan pinjol. Di saat yang lain sibuk latihan dan nyiapin segalanya, Marquez malah foto selfie sambil megangin KTP Spanyol miliknya. Kalau sudah begini kan repot. Lagi pula yang rugi nanti pinjolnya.
Bagaimana tidak? Bayangkan jika permohonan dari Marquez di-ACC, terus uangnya cair, terus tiba-tiba Marquez pulang dengan keadaan belum bayar. Bisa bayangin nggak bagaimana repotnya nagih utang ke Marquez? Mau datang ke tempatnya, susah. Minggu ini dia di Spanyol, eh, tahu-tahu minggu besok sudah di Italia. Sudah gitu kan lebih mahal tiket buat ke Spanyol daripada utangnya.
#3 Dapat SMS tawaran santet virtual
Frekuensi penawaran santet virtual lewat SMS bisa dikatakan agak sedikit. Di bawah pinjol dan saudara yang di luar pulau. Tapi, tetap nggak menutup kemungkinan para pembalap MotoGP ini dapat SMS penawaran santet virtual ini.
Misal pas Fabio Quartararo buka HP, niatnya mau VC-an sama pacarnya, eh nggak sengaja baca SMS yang masuk. Kebetulan SMS yang masuk nawarin santet virtual. Takutnya si Fabio Quartararo kan tergiur, soalnya kalau di Prancis susah dan mahal kalau mau pakai jasa dukun.
Fabio Quartararo ternyata sepakat sama si dukun buat nyantet salah satu pembalap, misal Rossi. Eh, Rossi sudah pensiun, ya. Oke, ganti, misalnya Joan Mir. Fabio kemudian setor foto Joan Mir sembari nulis mau dijadiin seperti apa si Joan Mir. Entah tesnya nggak bagus atau motornya rusak. Setelah itu Fabio nunggu berhari-hari sampai tes di Mandalikanya sudah selesai. Pas sampai Prancis, Fabio baru sadar kalau pas di Indonesia dia order santet virtual. Tapi kok hasil tes Joan Mir malah bagus banget.
Fabio Quartararo ngomong sama si dukun, “Bos, pie Joan Mir kok malah jos wingi pas latihan?” Nggak lama dijawab sama si dukun, “Sepuran Bi, Fabi. Nek targete bule rodo angel jhe. Lha aku maca mantra elek malah kedadean apik,” Fabio yang agak kesel meminta retur ke si dukun, tapi katanya sudah nggak bisa soalnya sudah di luar wilayah kerja.
Hal-hal seperti yang sudah dituliskan di atas tentu nggak kita harapkan untuk terjadi. Kalau terjadi ke orang Indonesia kan sudah biasa, nggak usah dipeduliin lagi. Tapi, mereka ini kan bule-bule dan pembalap MotoGP. Jadi, saya mohon jangan sampe terjadi ya, Pak?
Penulis: Imron Amrulloh
Editor: Intan Ekapratiwi