Saya paling benci jika harus melewati lintasan kereta api di kawasan Pasar Nongko Solo.
Melintasi rel kereta sudah menjadi hal yang wajar bagi warga Solo. Sebab, Solo memiliki empat stasiun kereta api. Sebut saja Stasiun Balapan, Stasiun Purwosari, Stasiun Jebres, dan Stasiun Solo Kota. Jangan heran pengendara akan menemui palang kereta di berbagai titik jalan.
Salah satu palang kereta yang cukup terkenal adalah di kawasan Pasar Nongko Solo. Jujur, saya paling benci jika harus melewati lintasan rel kereta api ini. Setidaknya ada tiga hal menyebalkan yang akan ditemui pengendara saat akan melewati lintasan rel kereta api tersebut.
#1 Sekitar Pasar Nongko Solo adalah kawasan padat pengendara
Sebagai informasi, sekitar rel kereta Pasar Nongko Solo memang terkenal banyak kendaraan yang berlalu lalang. Mobil, kendaraan, hingga sepeda selalu berebut jalan untuk melaju lebih dulu. Saya yang sering melintasi daerah tersebut sudah biasa melihat pemandangan itu.
Jalan di kawasan Pasar Nongko adalah akses paling cepat menuju ke Manahan dari Kelurahan Ketelan dan Kelurahan Mangkubumen. Jika melewati jalan lain, maka harus berputar dengan jarak yang cukup jauh.
Ada saat tertentu mobil berhenti menjalar di sepanjang jalan. Entah saat palang menutup maupun tidak. Keadaan seperti inilah yang membuat pengendara malas ketika melewati jalan ini.
Baca halaman selanjutnya: #2 Palang kereta menutup dengan durasi yang cukup lama…




















