Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

3 Dosa Janji Jiwa yang Sulit Dimaafkan dan Bikin Pembeli “Kabur” Kopi Kekinian Lain

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
25 Juli 2025
A A
3 Dosa Janji Jiwa yang Sulit Dimaafkan dan Bikin Pembeli "Kabur" Kopi Kekinian Lain Mojok.co

3 Dosa Janji Jiwa yang Sulit Dimaafkan dan Bikin Pembeli "Kabur" Kopi Kekinian Lain (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dahulu, Janji Jiwa selalu jadi merek teratas kalau berbicara soal kopi kekinian. Gerainya menjamur di mana-mana. Antrean di tiap gerai tidak pernah sepi. Namun, pemandangan itu sulit dijumpai saat ini. Seiring berjalannya waktu, gerai-gerai tampak lengang. Tidak ada lagi antrean panjang pembeli. 

Pemandang Janji Jiwa yang kontras antara dahulu dan sekarang jelas menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang. Setelah ditelaah, ternyata merek satu ini memang punya kesalahan-kesalahan alias dosa yang mungkin sulit dimaafkan pembeli. Itu mengapa pelanggan setianya kini mendua. 

#1 Inkonsistensi minuman yang bikin bingung pelanggan Janji Jiwa

Janji Jiwa sempat digadang-gadang sebagai penyelamat penggemar kopi. Terutama mereka yang nggak terlalu paham seluk beluk dunia perkopian. Mereka tidak perlu lagi pusing memikirkan single origin atau roast level. Tinggal pesan, serupur, beres. 

Selain memudahkan penyuka minum kopi, Janji Jiwa disukai karena pilihan menu yang beragam dan rasanya yang enak. Apalagi kopi dengan campuran susu dan gula arennya. Patut diacungi jempol. 

Akan tetapi, selang beberapa tahun kemudian, kualitas yang dibanggakan tadi menguap entah kemana. Ada yang bilang, kopi racikan Janji Jiwa ini mesti cepat dihabiskan. Kalau nggak, rasanya bakal berubah drastis dan berakhir hambar. 

Padahal, esensi minum kopi harusnya disesap pelan-pelan. Bukan seperti air putih yang fungsinya melepas dahaga. Bisa jadi, perubahan menyebalkan ini disebabkan perbandingan bahan yang dipakai kurang ideal. Entah komposisi air yang kebanyakan, susu yang terlalu sedikit, atau es batu yang lekas mencair.

Jujur saja, kondisi ini berbanding terbalik dengan Starbucks. Meskipun sama-sama punya banyak varian kopi manis, kata orang-orang, es batu yang dipakai Starbucks nggak gampang meleleh. Makanya, rasa kopi brand global tersebut tetap stabil hingga tetes terakhir. Tak heran, meski banyak isu miring menerpa, pelanggan loyalnya tetap ada.

#2 Pencinta kopi Janji Jiwa bertepuk sebelah tangan, inovasi nggak diusahakan

Janji Jiwa tampaknya terlalu nyaman setelah dinobatkan sebagai pemimpin pasar kopi lokal kekinian. Merasa sudah di atas angin, jadi lengah. Padahal di luar sana, para kompetitornya bergerak cepat dengan inovasi tanpa henti.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Kasta Kopi Minimarket dari yang Paling Enak sampai Skip Aja daripada Kecewa

Es Kopi Susu Aren ala Janji Jiwa memang sempat jadi andalan. Bahkan, bikin banyak orang jatuh cinta. Sialnya, inovasi Janji Jiwa seolah mandek di situ saja. Nggak ada gebrakan baru yang bikin pelanggan lama tetap setia atau pelanggan baru penasaran ikut mencicipi.

Sebaliknya, salah satu pesaing kuatnya, Fore, secara konsisten terus berinovasi. Mereka nggak cuma modal omongan, tapi langsung dilakukan. Misalnya, berani menghadirkan varian Kopi dari Tani yang mengangkat kopi lokal dan lolos kurasi barista internasional. Tak berapa lama, Fore juga berkolaborasi dengan Jumbo untuk menggaet pelanggan anak-anak.

Sementara, Janji Jiwa seolah hanya diam di tempat. Mungkin, mere kopi satu ini sudah cukup nyaman untuk sekadar mengumbar janji tanpa perlu eksekusi. Di mata penggemarnya, Janji Jiwa jadi terlihat malas berjuang untuk mempertahankan pelanggan. Ya, wajar saja kalau lantas ditinggalkan.

#3 Strategi awal yang gas pol, lalu berujung kedodoran

Salah satu dosa terbesar Janji Jiwa yang paling mencolok adalah strategi awalnya. Awal mula muncul, kecepatan ekspansi begitu luar biasa. Gerai dibuka di mana-mana, seolah mau menyaingi jaringan minimarket. Anehnya, value yang mereka bawa kurang jelas.

Tidak ada yang tahu pasti, apakah Janji Jiwa ini fokus sebagai kopi grab-and-go yang cuma butuh cepat saji atau justru mengutamakan pengalaman pelanggan seperti Starbucks yang bikin betah nongkrong. Kalau memang fokusnya grab-and-go, kok outlet-nya dirancang semacam kafe dengan meja kursi, bukan cuma counter kecil mirip Nescafe Outlet.

Di sisi lain, jika niatnya mengutamakan pengalaman pelanggan kok, human touch-nya kurang. Nggak ada ikatan personal dengan pelanggan setia atau ambience kafe yang nyaman seperti di semua gerai Starbucks. Ini yang bikin pembeli meraba-raba. Padahal, ekspansi masif dan agresif di langkah pertama jelas butuh modal sangat besar. Belum lagi, sistem operasional yang kompleks.

Ketika fondasi dan konsep saja dari sebuah bisnis belum jelas, lama-kelamaan bakal rontok juga. Akibatnya, brand kopi yang dulunya digadang-gadang jadi raksasa kopi kekinian, pelan-pelan Janji Jiwa jadi seonggok kenangan. Sayang sekali. 

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2025 oleh

Tags: janji jiwaKopikopi janji jiwaKopi Kekinian
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Membocorkan Resep Starbucks Itu Nggak Guna, Sumpah!

Membocorkan Resep Starbucks Itu Nggak Guna, Sumpah!

10 Oktober 2023
Dua Cara Praktis Mengukur Kenikmatan Kopi Sachet terminal mojok

Dua Cara Praktis Mengukur Kenikmatan Kopi Sachet

14 Maret 2021
Kedai Nescafe: Rasanya Lebih Enak dari Kopi Sachet, Harganya Lebih Murah dari Kopi Keliling Kekinian booth nescafe

Kedai Nescafe: Rasanya Lebih Enak dari Kopi Sachet, Harganya Lebih Murah dari Kopi Keliling Kekinian

26 April 2025
5 Menu Indomaret Point Coffee yang Rasanya Gagal, Cukup Dicoba Sekali Aja

5 Menu Indomaret Point Coffee yang Rasanya Gagal, Cukup Dicoba Sekali Aja

27 Januari 2025
Jajan ke Momoyo Nggak Harus Beli Es Krim, Ada Hongkong Latte yang Rasanya Juara

Jajan ke Momoyo Nggak Harus Beli Es Krim, Ada Hongkong Latte yang Rasanya Juara

6 Mei 2025
4 Dosa Warung Kopi di Flores yang Bikin Sepi Pelanggan

4 Dosa Warung Kopi di Flores yang Bikin Sepi Pelanggan

26 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.