Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

3 Budaya Korea yang Nggak Dijumpai di Indonesia

Intan Ekapratiwi oleh Intan Ekapratiwi
27 Maret 2021
A A
3 Budaya Orang Korea yang Nggak Relate Sama Orang Indonesia terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

3 Drama Korea Terbaru yang Sebaiknya Jangan Ditonton demi Kesehatan Mental  

Membicarakan Korea Selatan memang tak ada habisnya. Semua hal berbau Korea biasanya laris manis dikonsumsi masyarakat luas, tak terkecuali di Indonesia. Sebut saja K-drama, K-pop, hingga lifestyle orang Korea kerap jadi perbincangan banyak orang. Budaya Korea pun tak luput dari pengamatan orang Indonesia. Apalagi sejak Hallyu atau Korean Wave menginvasi banyak negara termasuk Indonesia, budaya Korea rasanya jadi akrab di telinga kita.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai budaya orang Korea, ada baiknya kita melihat pengertian budaya itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah adat istiadat, bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya orang Korea tentu berbeda dengan budaya orang Indonesia. Misal, orang Korea memiliki kebiasaan nggak bertegur sapa dengan orang asing. Padahal kebiasaan tersebut nggak berlaku di Indonesia karena kita cenderung senang berbasa-basi dan ramah terhadap siapa pun termasuk orang yang baru dikenal. Makanya orang Indonesia dikenal dengan keramahannya. Selain itu, ada juga beberapa budaya orang Korea yang nggak dijumpai di Indonesia. Mari kita simak bersama~

#1 Budaya ppali-ppali

Jika diartikan, ppali-ppali berarti cepat-cepat atau buru-buru. Korea dikenal sebagai negara yang serba cepat. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan Korea yang begitu pesat. Bahkan kecepatan internet di Korea Selatan saja termasuk nomor wahid di dunia!

Semua orang Korea berlomba-lomba bekerja lebih rajin, bergegas menyelesaikan tugasnya, sehingga Korea Selatan bisa memimpin dalam berbagai bidang. Menurut salah seorang YouTuber asal Korea Selatan yang pernah tinggal di Indonesia, Jang Hansol, di Korea nggak ada sumber daya alam, oleh karena itu orang Korea berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan cara bekerja lebih cepat agar dapat bersaing dengan negara lain.

Jadi ingat, dulu saat kuliah saya pernah punya beberapa dosen native orang Korea asli. Para seonsaengnim ini memang beneran menerapkan budaya ppali-ppali. Makan cepat, ngomong cepat, ngajar cepat, bahkan cara jalan mereka pun cepat. Eh. Saya dan teman-teman mahasiswa lainnya ya jelas serba ketinggalan gara-gara seonsaengnim kami buru-buru gitu tiap kali ngomong dan ngajar di kelas.

Nah, budaya ppali-ppali ini nggak kita jumpai di Indonesia. Lah, di Indonesia saja kenalnya alon-alon asal kelakon, kok. Sudah gitu kita senangnya ya ngaret, nggak on time. Tentu saja yang serba cepat dan buru-buru nggak laku. Huhuhu.

#2 Budaya malu

Coba lihat, orang Korea kalau tersangkut suatu kasus atau skandal, cenderung memilih untuk mundur dari jabatan atau posisi yang diemban lantaran malu. Nggak jarang ada juga yang malah memilih bunuh diri saking nggak mau menanggung rasa malu. Tapi, kalau untuk kasus bunuh diri ini, please nggak usah ditiru.

Kasus bullying aktor Kim Ji-soo yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan jagat entertainment Korea misalnya. Ji-soo disebut-sebut melakukan perundungan saat sekolah dulu. Blio pun mengakui dan minta maaf atas kasus perundungan yang ia lakukan. Tahu nggak apa yang terjadi? Ji-soo yang saat itu tengah membintangi drama River Where the Moon Rises langsung memutuskan mundur dari drama tersebut. Kenapa mundur? Ya malu lah. Nggak cuma kasus Ji-soo saja, ada juga kasus pejabat Korea Selatan yang ketahuan korupsi. Blio minta maaf di hadapan publik sambil menundukkan kepala, menyesal, terus memutuskan mundur dari jabatannya.

Budaya malu seperti ini tentu saja nggak kita jumpai di Indonesia. Lihat saja pejabat atau selebritis papan atas Indonesia yang tersandung kasus. Bukannya malu dan mundur, eh malah wira-wiri nongol di berbagai acara televisi. Bahkan pejabat Indonesia yang terciduk kasus korupsi dan sudah pakai rompi oranye saja masih bisa dadah-dadah ke kamera tanpa rasa malu, bilangnya dizalimi, kekeuh pula ngakunya sedang diuji. Yeuuu, saha eta?

#3 Budaya menikah di usia 30++

Banyak yang bilang orang Korea cenderung menikah di usia yang matang, mungkin sekitar 30 tahunan ke atas. Dan ini memang benar adanya. Kebanyakan orang muda Korea enggan menikah cepat karena memikirkan banyak hal. Masalah keuangan; cukup atau nggak penghasilan mereka saat menikah kelak. Masalah tempat tinggal; mengingat harga rumah petak di Korea cukup mahal ya, Mylov. Hingga masalah mengejar karier yang bikin orang Korea enggan menikah di usia muda.

Hal ini tentu juga nggak kita jumpai di Indonesia di mana yang dipikirin cuma “habis lulus kuliah mau kawin”, “mau nikah usia 23 tahun or 25 tahun something”, “nikah itu enak,”, dan bla bla bla alasan lainnya. Yha, nggak salah juga sih pikiran seperti itu. Mungkin sudah jadi budaya orang Indonesia juga yang santai dan nggak mikirin segala sesuatunya abot~

Nah, itulah 3 budaya Korea yang nggak dijumpai di Indonesia. Namanya juga kebiasaan tentu agak sulit diubah. Tapi, seenggaknya kita bisa belajar mana kebiasaan yang baik dan dapat kita tiru, dan mana kebiasaan yang kurang baik dan bisa kita empaskan~

BACA JUGA Dinasti Silla, Dinasti Paling Ramah Wanita di Era Kerajaan Kuno Korea dan tulisan Intan Ekapratiwi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2022 oleh

Tags: BudayaIndonesiaKorea Selatan
Intan Ekapratiwi

Intan Ekapratiwi

Redaktur Terminal Mojok yang suka nonton drama Korea.

ArtikelTerkait

nama paraban profesor snape kebapakan bapak-bapak indonesia mojok

Profesor Snape Adalah Gambaran Nyata Tipikal Bapak-bapak Indonesia

1 November 2020
5 Film Korea Selatan yang Ceritakan Konflik dengan Korea Utara Terminal Mojok

5 Film Korea Selatan yang Ceritakan Konflik dengan Korea Utara

23 Agustus 2022
Singapura Negara Kaya, tapi Rapat Pejabatnya Terlalu Pelit dan Sederhana

Singapura Negara Kaya, tapi Rapat Pejabatnya Terlalu Pelit dan Sederhana

18 Mei 2024
gender dalam suku bugis

Mengenal Lima Gender dalam Suku Bugis

22 April 2020
merdesa

Merdesa, Indonesia

6 Agustus 2019
hagia sophia mojok

Melihat Hagia Sophia dengan Perspektif Pancasila

25 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.