Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
13 Maret 2022
A A
10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia Terminal Mojok

10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu hal yang cukup mencengangkan dari realitas kehidupan Korea adalah masa SMA-nya. Banyak orang Korea bilang kalau SMA adalah masa terberat mereka. Rata-rata anak SMA di sana belajar keras demi bisa masuk perguruan tinggi negeri.

Banyak YouTuber Korea yang mengeluhkan soal ini, misalnya saja Bandung Oppa dan istrinya, Priscilla Lee dan adiknya, serta membandingkannya dengan kehidupan anak SMA di Indonesia seperti yang dialami Jang Hansol Korea Reomit. Sampai-sampai Mas Hansol sangat bangga dan senang sekali pernah sekolah di Indonesia.

Kira-kira apa saja perbedaan yang cukup signifikan antara kehidupan anak SMA Korea dan Indonesia, ya?

#1 Jam sekolah

Anak SMA Korea bersekolah dari Senin sampai Jumat. Jam sekolah di Korea Selatan rata-rata dimulai pukul 08.40. Satu jam pelajaran durasinya sekitar 50 menit. Jadi, jam pelajaran pertama 08.40-09.30. Setelah itu breaktime sekitar 10 menit. Setelah jam pelajaran keempat, ada istirahat siang sekitar 50 menit.

Normalnya, anak SMA di Korea Selatan akan selesai pada jam ketujuh atau sekitar pukul 16.10, tetapi banyak sekolah yang memperpanjang jam pelajaran sampai jam kesembilan atau sekitar pukul 18.20. Setelah itu, siswa melakukan yaja (belajar sendiri) sampai pukul 20.50 atau tergantung sekolahnya. Rata-rata para siswa ini pulang ke rumah sekitar pukul 23.00, lho.

#2 Jam belajar siswa SMA

Setelah selesai belajar di sekolah, ada beberapa siswa yang mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di hagwon (tempat les). Para siswa boleh memilih belajar sendiri di sekolah atau ikut bimbel. Biasanya mereka akan belajar di hagwon hingga pukul 22.00.

Selesai sekolah bisa belajar sendiri atau pergi ke tempat bimbel (Unsplash.com)

Setiap hari, kebanyakan siswa SMA Korea tidur pukul 02.00 dan pukul 08.30 keesokan harinya mereka sudah harus tiba di sekolah lagi. Nggak ada tuh waktu buat nongkrong atau bermain santai bersama teman-temannya. BTS saja pernah menyindir fenomena ini dalam salah satu lagu mereka.

Kalau di Indonesia, meski berbeda antara SMA negeri dan swasta, pulang sekolah biasanya nggak sampai malam kan, Gaes?

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

#3 Bimbel atau hagwon

Memang nggak semua anak mengikuti hagwon, tetapi bagi yang mampu, biasanya mereka akan ikut bimbel. Banyak drakor yang membahas fenomena ini, termasuk bagaimana orang tua Korea sampai menyewakan guru privat atau mengantarkan anak-anak mereka ke bimbel. Drakor Sky Castle, misalnya. Biaya bimbel ini nggak murah, lho, sekitar 500.000 won (6 juta rupiah) per bulannya.

Kalau di Indonesia sendiri biasanya ikut bimbel atau nggak tergantung siswanya, ya? Lagi pula bimbel di sini biasanya sampai sore saja.

#4 Pelajaran SMA

Mata pelajaran anak SMA di Korea hampir mirip dengan di Indonesia. Ada Bahasa Korea (kalau kita ya Bahasa Indonesia), Matematika, Etika (PPKn dan agama), Sains (kalau di Indonesia Fisika, Kimia, Biologi), Praktikum, Sosial (kalau di Indonesia Ekonomi, Akuntansi, Sosiologi, Sejarah), Olahraga, Seni Rupa, Musik, dan Bahasa Inggris (untuk kelas 3). Tentunya ini kurikulum SMA pada umumnya, ya. Kalau sekolah internasional ya beda lagi.

#5 Ujian masuk universitas negeri

Kalau di Indonesia ada SBMPTN, di Korea juga ada seleksi masuk universitas negeri, namanya suneung. Ada tiga universitas favorit Korea yang biasa disingkat menjadi SKY (Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University). Kalau gagal, nilai suneung ini bisa digunakan untuk mendaftar ulang di universitas swasta atau lainnya. Persaingannya sangat ketat, Gaes.

Suneung ini juga dianggap sebagai hajat nasional, lho. Semua warga dan polisi di Korea Selatan biasanya ikut membantu semampunya agar hajat ini lancar. Polisi mengantarkan para siswa, toko-toko buka lebih siang, dll. Bus dan kendaraan lain di sekitar tempat ujian juga dihentikan sementara agar nggak mengganggu konsentrasi siswa yang sedang ujian.

#6 Kehidupan sekolah: makan siang

Di Korea, rata-rata siswa makan siang di kantin sekolah. Ini juga banyak terlihat di drakor, misalnya drakor School. Mereka akan antre untuk menerima jatah makan siang masing-masing. Tentu saja gizi dan nutrisi menunya sudah diperhatikan oleh ahli gizi, ya. Selesai makan, para siswa harus mengembalikan piring kotor mereka ke tempat yang sudah disediakan. Oh iya, biaya ini berbeda dengan SPP sekolah lho, ya. Dalam sebulan, biaya makan siang ini sekitar 63.000 won atau 756.000 rupiah.

Menu makanan di sekolah pastinya sehat dan terjamin gizinya (Unsplash.com)

Berbeda dengan anak SMA di Indonesia, ya. Makan siang mah bebas mau di mana saja boleh. Yang praktis ya tentu saja di kantin, tetapi kalau malas antre dan berdesakan di kantin ya bawa bekal sendiri atau jajan di luar atau beli camilan di koperasi sekolah.

#7 Seragam dan sepatu di sekolah

Seragam sekolah di Korea biasanya hanya satu macam dan seragam olahraga. Berbeda dengan siswa SMA di Indonesia yang seragamnya ada bermacam-macam. Ada seragam putih abu-abu, olahraga, pramuka, identitas sekolah, identitas kota/kabupaten, dan batik.

Nah, yang umum dari seragam sekolah seluruh dunia adalah pasti ada yang neko-neko, entah dipendekin lagi roknya atau diberi aksesori aneh-aneh. Di Korea pun demikian. Banyak siswi SMA yang memendekkan rok mereka. Ada-ada saja, ya.

Kalau di Indonesia, umumnya sekolah menganjurkan sepatu hitam dan dipakai sepanjang hari. Di Korea, rata-rata para siswa akan melepas sepatu mereka dan meletakkannya di rak sepatu depan kelas. Jadi mereka masuk kelas menggunakan slipper atau sandal ruangan. Kelas akan tetap bersih dan siswa bisa belajar dengan nyaman.

#8 Saat jam pelajaran

Banyak siswa Korea yang tertidur saat jam pelajaran di sekolahnya. Pemandangam ada siswa tidur saat guru menjelaskan adalah hal biasa. Guru memakluminya karena banyak siswa yang kurang tidur akibat lelah belajar. Kalau hal ini terjadi di Indonesia, bisa masuk ruang BP, ya. Lagi pula siswa SMA Indonesia kebanyakan begadang karena main gim. Hayo ngaku?

Lorong sekolah yang sepi (Unsplash.com)

Berbeda dengan drakor, kenyataannya para siswa di Korea mengumpulkan hape mereka saat sekolah dan baru boleh mengambilnya setelah pulang. Ada juga sih yang berbohong hapenya ketinggalan atau rusak, padahal ya alasan saja karena nggak mau mengumpulkan. Di Indonesia rata-rata hape nggak dikumpulkan pihak sekolah.

#9 Berangkat sekolah

Rata-rata siswa SMA Korea berangkat sekolah naik bus, bersepeda, diantar keluarga, atau jalan kaki kalau dekat. Hampir nggak ada yang menggunakan sepeda motor. Katanya yang naik motor ke sekolah itu hanyalah mitos dan hanya ada dalam drakor, lho.

#10 Ekskul, main, dan pacaran

Ekstrakurikuler juga termasuk penting bagi siswa SMA Korea. Biasanya, anak kelas 1 dan 2 yang bisa leluasa melakukannya. Kalau sudah kelas 3, agak sulit melakukannya atau lebih disarankan untuk belajar saja.

Main bersama teman bagi siswa SMA Korea itu adalah hal sangat berharga. Mereka hanya bisa bermain sekitar sejam atau dua jam di sela-sela jam belajar harian mereka. Pacaran juga bisa dilakukan seandainya masih satu sekolah. Di jam istirahat, mereka bisa menyempatkan bertemu.

Begitulah kira-kira gambaran kerasnya kehidupan anak SMA di Korea. FYI, mereka terbiasa pulang malam sejak SD, lho. Anak kelas 6 SD juga terbiasa pulang malam karena ikut bimbel. Benar-benar masa muda mereka sudah dilatih bekerja keras, ya. Pantas saja Mas Hansol merasa beruntung karena menjalani kehidupan SMA di Indonesia yang lebih sering bermain, tapi juga bisa berprestasi. Bukankah main dan belajar itu seharusnya imbang, Gaes?

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Artikel ini telah diperbarui pada hari Selasa, 9 Agustus 2022 pukul 15.00

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2022 oleh

Tags: anak smaIndonesiaKorea SelatanSekolah
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Final AFF: Yang Bertanding Indonesia vs Thailand, yang Menang Pejabat yang Cari Muka

Final AFF: Yang Bertanding Indonesia vs Thailand, yang Menang Pejabat yang Cari Muka

29 Desember 2021
Arogansi Orang Korea Selatan, Bilang Indonesia Menjijikkan (Unsplash)

Arogansi Orang Korea Selatan di Festival Golden Disk Award Indonesia. Acungkan Jari Tengah dan Bilang Indonesia Negara Menjijikkan

9 Januari 2024
Sisi Terang dari Pemasangan Banner Daftar Siswa yang Diterima PTN oleh Sekolah

Sisi Terang dari Pemasangan Banner Daftar Siswa yang Diterima PTN oleh Sekolah

4 Agustus 2023
Jepang Bikin Standar Transportasi Umum Jadi Terlalu Tinggi

Jepang Bikin Standar Transportasi Umum Jadi Terlalu Tinggi

5 November 2022
EXO-L Sedih Ditinggal Chanyeol Wamil, Ketahui Hal-hal Soal Wajib Militer di Korea Selatan terminal mojok

EXO-L Sedih Ditinggal Chanyeol Wamil, Berikut Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Wajib Militer di Korea Selatan

30 Maret 2021
Kita Nggak Butuh Pemimpin Melek Korea, Kita Butuh Pemimpin yang Beneran Peduli dengan Rakyat

Kita Nggak Butuh Pemimpin Melek Korea, Kita Butuh Pemimpin yang Beneran Peduli dengan Rakyat

23 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.