Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Apa iya? Coba Tengok Dulu Sejarah Lahirnya Pancasila

Moh Rivaldi Abdul oleh Moh Rivaldi Abdul
1 Juni 2020
A A
definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 28 Mei sampai 1 Juni 1945 menjadi momentum yang mewarnai perjalanan kemerdekaan Indonesia. Sidang inilah yang konon melahirkan Pancasila sebagai dasar/ideologi bangsa Indonesia. Umum diketahui, kalau pada 1 Juni, hari terakhir sidang BPUPKI, Bung Karno mengenalkan istilah Pancasila (lima sila) sebagai dasar/ideologi bangsa Indonesia. Kemudian, kita pun memahami kalau Pancasila adalah gagasan Bung Karno dan 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila.

Namun, kita bisa mencoba sedikit “nakal” pada sejarah yang dipahami secara umum, sebut saja kenakalan itu sebagai pesimistis sejarah (sikap sedikit meragukan sejarah), kita bisa mengajukan pertanyaan sederhana, benarkah Pancasila adalah gagasan Bung Karno? Benarkah 1 Juni 1945 adalah hari lahir Pancasila?

Konon, Pancasila adalah hasil perenungan Bung Karno saat dia diasingkan Belanda di Ende. Perenungan Bung Karno jauh menyelami keadaan bangsa Indonesia, tak hanya Indonesia saat itu, namun hingga Indonesia zaman Islam, Hindu-Buddha, bahkan lebih jauh lagi ke belakang. Bung Karno kemudian terilhami lima sila: kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang maha esa. Lima sila sebagai cikal bakal Pancasila yang kemudian dijadikan dasar/ideologi bangsa Indonesia.

Namun, sebelum Bung Karno memperkenalkan Pancasila pada 1 Juni, Muhammad Yamin dan Supomo juga mengusulkan 5 poin sebagai dasar negara. Pada 29 Mei, Muhammad Yamin mengusulkan 5 poin sebagai dasar negara: peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Pada 31 Mei, Supomo mengusulkan 5 poin sebagai dasar negara: persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir-batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

Sidang BPUPKI kemudian menyepakati Pancasila sebagai dasar/ideologi bangsa Indonesia. Namun, belum ada kesepakatan mengenai lima sila dalam Pancasila. Maka dibentuklah “Panitia 9” yang bertugas merumuskan 5 sila dalam Pancasila berdasarkan pidato Bung Karno. Kesembilan tokoh dalam Panitia 9: Bung Karno, Bung Hatta, A.A. Maramis, Abikusno Cokrosujoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Kiai Wahid Hasyim, Muhammad Yamin, dan Ahmad Subarjo.

Pada 22 Juni 1945, dalam rapat Panitia 9, terjadi perdebatan antara para anggota Panitia 9. Di tengah perdebatan yang semakin memanas, konon Kiai Wahid Hasyim memperkenalkan Piagam Madinah. Dalam novel biografi Kiai Hasyim Asy’ari berjudul “Sang Penakluk Badai” karya Aguk Irawan, dijelaskan bahwa Kiai Wahid Hasyim memperkenalkan Piagam Madinah dalam rapat Panitia 9 berawal dari anjuran ayahnya, Kiai Hasyim Asy’ari, yang berpandangan bahwa keadaan Indonesia tak jauh beda dengan Madinah zaman Nabi Muhammad saw., di mana struktur masyarakatnya heterogen (beragam): banyak aliran, banyak agama, banyak suku, dan lainnya.

Maka tidak boleh tidak, dasar negara harus bisa merangkul semua perbedaan dan memberi pengayoman. Dan tersebab Piagam Madinah merangkul perbedaan dalam keragaman, ia menjadi inspirasi dalam rapat Panitia 9. Semua anggota pun sepakat untuk mengambil lima poin penting dalam piagam Madinah. Lima poin itu dirumuskan dalam Piagam Jakarta.

Lima poin dalam Piagam Jakarta adalah: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Di kemudian hari, pada 18 Agustus 1945, poin pertama disederhanakan menjadi: Ketuhanan yang maha esa. Itu dilakukan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Sebab, meski masyarakat Indonesia mayoritasnya muslim, namun terdapat juga umat beragama lainnya. Sehingga rumusan Pancasila menjadi final sebagaimana yang kita kenal sekarang: Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Terakhir, saya ingin sepenuhnya menjawab pertanyaan di awal esai ini. Benarkah Pancasila adalah gagasan Bung Karno? Ya, Pancasila adalah gagasan Bung Karno. Namun, Pancasila tak sepenuhnya gagasan Bung Karno, lebih tepatnya Bung Karno adalah gagasan awal dari perumusan Pancasila. Namun, kemudian Pancasila lahir dari berbagai gagasan-gagasan para tokoh bangsa lainnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa Pancasila lahir dari upaya bersama para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan, benarkan 1 Juni 1945 adalah hari lahir Pancasila? Ya, sidang BPUPKI yang selesai pada 1 Juni 1945 melahirkan sebuah gagasan dasar negara yang bernama “Pancasila”. Namun, sebagaimana bayi yang baru lahir masih harus disusui, diajari berjalan, dan lainnya, demikian juga Pancasila tak langsung sempurna pada 1 Juni, namun masih mengalami fase penyempurnaan. Hingga, pada 18 Agustus 1945, kita mendapat 5 sila seperti sekarang.

Selamat hari lahir Pancasila dan salam Bhinneka Tunggal Ika!

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Ende, Jejak-jejak Lahirnya Pancasila dan tulisan Moh. Rivaldi Abdul lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2020 oleh

Tags: Pancasilasejarah
Moh Rivaldi Abdul

Moh Rivaldi Abdul

Alumni S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo.

ArtikelTerkait

Sejarah Heroin: Berawal dari Obat Batuk, Berakhir Menjadi Barang Terkutuk

Sejarah Heroin: Berawal dari Obat Batuk, Berakhir Menjadi Barang Terkutuk

25 Agustus 2022
bung karno

Ketika Bung Karno Bangkit dari Kubur lalu Menangis Melihat Bangsanya

27 Mei 2019
Sukarno Bilang 'Jangan Lupakan Sejarah' Bukan 'Pelajarilah Sejarah' pelajaran sejarah ditiadakan kemendikbud terminal mojok.co

Ferdian Paleka Kelakuannya Seperti Orang Kerasukan Arwah Tokoh-tokoh Sejarah

5 Mei 2020
Jatuh Cinta Berkali-kali pada Lasem Rembang, Kecamatan dengan Sejarah Jaringan Perdagangan Candu

Jatuh Cinta Berkali-kali pada Lasem Rembang, Kecamatan dengan Sejarah Jaringan Perdagangan Candu

13 Januari 2024
sri sultan hamengkubuwana ix membuat pingsan pedagang pasar mojok.co

Saat Sultan Hamengkubuwana IX Membuat Pingsan Pedagang Pasar

6 Oktober 2020
Keistimewaan Ujungberung, Cikal Bakal Kota Bandung yang Sering Dianggap Wilayah Pinggiran

Keistimewaan Ujungberung, Cikal Bakal Kota Bandung yang Sering Dianggap Wilayah Pinggiran

21 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.