Pisang Goreng yang Bakal Ngehits di Yogya - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Susul

Pisang Goreng yang Bakal Ngehits di Yogya

Puthut EA oleh Puthut EA
25 Februari 2021
0
A A
Baru dua tahun, pisang goreng Pak Gembor memiliki 4 cabang. Foto oleh Puthut EA/Mojok.co
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Saya sekeluarga suka pisang goreng. Tapi mendapatkan pisang goreng yang enak menurut lidah saya, ternyata tidak mudah. Hingga suatu saat, saya mendapatkan pisang goreng yang enak, yang dijual di dekat Pasar Colombo, Jalan Kaliurang. Kebetulan dulu kami sekeluarga mengontrak rumah di sana.

Bahan pisangnya tentu saja pisang kepok, yang menjual tiga perempuan, dengan bahan bakar arang. Minyaknya nisbi bersih dan kimplah-kimplah, mungkin itu yang membuat pisang goreng di sana terasa sangat istimewa. Istri saya sering takjub dengan keberanian para ibu itu saat mencemplungkan entah itu pisang, tempe, atau sukun ke wajan. Begitu dekat dan seolah tangan mereka tahan panas.

Sayang, beberapa tahun lalu, penjual gorengan tempat pisang goreng paling enak bagi lidah kami, tak bisa saya dapatkan lagi. Mungkin ibu-ibu itu berpindah tempat. Terpaksa, kami mesti berburu pisang goreng lagi.

Istri saya dan Kali, anak saya yang berusia 8 tahun, akhirnya menemukan pisang goreng yang mereka sukai. Tebak di mana? Kopi Klotok. Di Yogya, siapa yang tidak tahu Kopi Klotok? Sebetulnya Kopi Klotok adalah nama warung makan ala kampung, didirikan di tepi sawah, dengan menu makan rumahan zaman dulu. Ada lodeh, sayur jantung pisang, sayur asem, telor dadar, tempe bacem, dan semacam itu.

Warung makan ini ngehits di Yogya. Banyak pejabat makan di sana, banyak pemuda-pemudi nongkrong di sana. Kalau ke sana, mesti rela ngantre. Dan salah satu menu andalan di Kopi Klotok adalah pisang gorengnya. Dari sisi harga, sebetulnya tidak terlalu mahal. Tapi yang menjadi masalah, kami tidak mungkin saban saat ingin makan pisang goreng dengan datang ke sebuah warung makan yang jaraknya 9 sampai 10 km dari rumah kami, hanya untuk makan pisang goreng.

Baca Juga:

Kesegaran Es Doger Balai Yasa dan Kenangan tentang Lapas Cebongan

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

Akhirnya, kami memilih berburu di sekitar rumah. Seadanya saja. Toh penganan tidak harus selalu paripurna bagi lidah. Tapi semua berakhir, hingga saya mencicip pisang goreng Pak Gembor.

Sebetulnya saya tahu pisang goreng ini justru ketika saya tidak sedang di Yogya. Beberapa minggu lalu, mertua laki-laki saya meninggal dunia, dan kami sekeluarga berangkat ke Sukabumi dengan diantar sopir sekaligus teman andalan kami, Rusli. Saat kami mau balik dari Sukabumi, ada banyak penjual pisang tanduk madu di pinggir jalan. Saya sempat nyeletuk, “Pisang seperti itu,” ucap saya sambil menunjuk warung-warung yang berjejeran di pinggir jalan, “enak banget kalau dibikin pisang goreng.”

Rusli yang sedang fokus di belakang kemudi, menoleh ke arah yang saya tunjuk. Dia tahu betul, setiap informasi kuliner yang keluar dari mulut saya, adalah sesuatu yang berguna. Lho, benar. Sebagai sopir dengan ceruk konsumen wisatawan, Rusli harus siap merekomendasikan berbagai ragam kuliner, baik yang sudah banyak dikenal orang maupun yang belum. Tentu saja salah satu sumbernya adalah saya. Kali itu, yang terjadi kebalikannya. Rusli mengernyitkan muka sambil bilang, “Mas, kayaknya di dekat rumah Mas Puthut ada deh penjual pisang goreng itu….”

Saya ingat persis tidak menjawab respons Rusli. Saya saat itu capek sekali, dan di pikiran saya, mana mungkin Rusli lebih tahu soal kuliner, apalagi di dekat rumah saya, dibanding saya?

Beberapa hari kemudian, ketika saya sudah sampai Yogya, saya mesti pergi ke Pakem. Sepasang mata saya langsung terpaut dengan kios kecil di pinggir jalan dengan jejeran pisang tanduk madu, bertuliskan: Pisang Goreng Raja Tanduk. Wah, mungkin ini yang dimaksud Rusli.

Baru dua tahun, pisang goreng Pak Gembor sudah punya 4 cabang. Semua foto oleh Puthut EA/Mojok.co.

Saya dan Istri lalu mencoba mencari lewat aplikasi GoFood. Ternyata ada. Nama warung di aplikasi tersebut: Pisang Goreng Raja Tanduk Pak Gembor Jakal, Kaliurang. Jakal yang dimaksud di tulisan tersebut tentu saja Jalan Kaliurang. Setelah pesanan datang, ternyata enak. Sangat pas di lidah saya. Tapi kurang pas di lidah istri saya. Istri saya memang penyuka yang berbahan pisang kepok.

Sorenya, saya membeli langsung. Penjualnya seorang ibu dan anak perempuannya. Saya membeli beberapa bungkus untuk saya bagi-bagikan ke beberapa teman. Penganan enak, bukan hanya untuk diwartakan, tetapi juga untuk dibagikan. Dari kesaksian teman-teman saya, ternyata pisang goreng itu enak bagi lidah mereka.

Suatu malam, saya membeli lagi untuk saya bawakan kepada salah satu sahabat saya di Bantul. Iseng saya unggah di akun Twitter saya. Ternyata, banyak netizen di Yogya yang sepakat bahwa pisang goreng Pak Gambor adalah salah satu yang terenak di Yogya. Sebagian masih tetap mengunggulkan pisang goreng bikinan Kopi Klotok. Kalau itu sih, meminjam istilah anak sekarang, “No debat!”

***

Sore tadi, saya beruntung ketika sedang mengantre membeli pisang goreng raja tanduk Pak Gembor, bertemu dengan pemiliknya. Dia sedang mengantar tundunan pisang di warungnya, yang terletak tak jauh dari rumah saya. Tepatnya, di sebelah utara lampu merah Merapi View, Jalan Kaliurang.

Fedo, si pemilik bisnis, sempat saya ajak ngobrol sebentar saat mobil bak terbukanya hendak pergi. Di balik kemudinya, dalam waktu yang nisbi pendek, dia berkisah tentang bisnis pisang gorengnya itu.

Pria berusia 39 tahun itu berasal dari Lubuk Linggau, Sumatra Selatan. Dia datang ke Yogya untuk kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup terkenal di Yogya. “Tapi saya tidak lulus,” ucapnya sambil tersenyum. Begitu tidak lulus, dia memilih untuk bekerja di Yogya. Karena merasa kurang beruntung, pada tahun 2012, Fedo pergi ke Tenggarong, Kalimantan Timur, sebagai buruh di sebuah perusahaan batu bara. Di situlah dia mengenal kata “Gembor”.

Bahan baku pisang goreng Pak Gembor didatangkan dari Sukabumi. Mojok.co/Puthut EA
Bahan baku pisang goreng Pak Gembor didatangkan dari Sukabumi.

Fedo dan kawan-kawannya sesama kuli, sering mengutang di sebuah warung makan. Mereka tidak tahu persis nama ibu si pemilik warung makan, tapi punya sebutan yang seragam: Bu Gembor. “Orangnya cerewet tapi baik,” begitu kenang Fedo.

Tahun 2014, Fedo balik ke Yogya. Dia membuka bisnis pisang aroma, di sekitar UGM. Tapi keberuntungan belum mendatanginya. Hingga sekira dua tahun lalu, dia memutuskan menjual pisang goreng. Ketika saya tanya kenapa memilih pisang berbahan pisang tanduk madu, Fedo memberi jawaban khas seorang pebisnis. “Kalau saya membuat berbahan pisang kepok, di Yogya ini hampir semua pisang goreng berbahan itu. Lalu apa bedanya dengan saya?”

Sebagai orang yang agak tahu soal pisang, saya mencoba bertanya, kenapa pilihannya pisang tanduk madu? Bukan pisang yang lain? Pisang tanduk madu menurut Fedo, punya rasa yang khas. “Pisangnya manis, tapi tidak bikin eneg. Dan pisangnya tahan lama. Baik ketika masih matang (belum diolah) maupun ketika sudah digoreng.”

Saya coba tes lagi, daerah mana penghasil pisang tanduk madu terbanyak? Fedo menjawab dengan tangkas: Lumajang, Sukabumi, dan Lampung. Bukan hanya itu, ia bahkan menambah beberapa informasi yang saya tidak tahu. Seperti jenis-jenis pisang tanduk, berikut karakter mereka. Saya sendiri tahunya hanya satu jenis….

Laki-laki yang selalu mengumbar senyum itu lalu menjelaskan kenapa pisang gorengnya akhirnya diberi nama Pak Gembor. “Untuk mengenang masa susah saya di Tenggarong, dan mengenang kebaikan hati Bu Gembor, maka warung pisang goreng ini saya namakan ‘Pak Gembor’. Saya cuma ganti saja dari Bu menjadi Pak. Karena saya kan laki-laki….”

Dalam waktu yang nisbi singkat, Fedo sudah punya 4 cabang. Selain di Jalan Kaliurang, pisang goreng Pak Gembor juga bisa didapatkan di Jalan Goden, Klebengan (di sekitar GOR Klebengan), dan di Tajem, Maguwoharjo. Omzetnya pun cukup memikat. Sehari bisa menghasilkan 5 juta sampai 7 juta rupiah. Pisang tanduknya didatangkan dari Sukabumi. Di awal merintis bisnisnya, Fedo mengambil sendiri ke Sukabumi. Kini, sudah ada yang mengantarkan langsung ke Yogya sehingga Fedo tak perlu repot-repot nyetir mobil bak terbuka pulang-pergi Yogya-Sukabumi.

Tenaga kerja di warung-warungnya, dikerjakan oleh keluarga dan saudaranya sendiri. Warung yang di Jalan Kaliurang, dijalankan oleh istri dan anaknya. Sedangkan yang di Jalan Godean dan di Tajem, dijalankan oleh saudaranya. Fedo sendiri memegang yang di Klebengan.

Ketika saya mengambil pesanan pisang goreng, Tyas, anak perempuan Fedo bertanya, “Mau dimuat di IG ya, Mas?”

Saya tersenyum dan mengangguk.

BACA JUGA Mencari Kenyang di Baceman Pak Sukro Tepi Kali Progo dan liputan menarik lainnya di rubrik SUSUL.

 

[Sassy_Social_Share]

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: Kopi KlotokKuliner JogjaPak Gemborpisang goreng
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

es doger balai yasa mojok.co

Kesegaran Es Doger Balai Yasa dan Kenangan tentang Lapas Cebongan

3 Juli 2022
sai sapi jogja mojok.co

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

2 Juli 2022
Universitas Sanata Dharma

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
Kupat Tahu Pak Budi Yogyakarta

Kupat Tahu Pak Budi, Resep yang Sama Sejak 1957

11 Juni 2022
pantai gunungkidul mojok.co

Jogja Terbuat dari Kuliner, Pantai, dan Triliunan Duit Wisatawan

9 Mei 2022
empal bu warno mojok.co

Empal Bu Warno, Resep Warisan Dapur Luweng Jagalan

9 April 2022
Pos Selanjutnya
Hal konyol di tempat makan

Hal Konyol di Tempat Makan yang Kita Pernah Khilaf Melakukannya

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Baru dua tahun, pisang goreng Pak Gembor memiliki 4 cabang. Foto oleh Puthut EA/Mojok.co

Pisang Goreng yang Bakal Ngehits di Yogya

25 Februari 2021
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022

Terbaru

es doger balai yasa mojok.co

Kesegaran Es Doger Balai Yasa dan Kenangan tentang Lapas Cebongan

3 Juli 2022
Wasesa dari Dragon Ball dirikan Hobikoe jual beli barang antik di Indonesia

Berawal dari Dragon Ball, Wasesa Jual Beli 200 Ribu Barang Antik

3 Juli 2022
sai sapi jogja mojok.co

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

2 Juli 2022
tyrell malacia mojok.co

Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez

2 Juli 2022
adam deni mojok.co

Ahmad Sahroni Laporkan Lagi Adam Deni ke Polisi, Kali Ini Terkait Teror dan Fitnah

2 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In