Mitos Hantu di UGM dan Mereka yang Pernah Mengalaminya - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Susul

Mitos Hantu di UGM dan Mereka yang Pernah Mengalaminya

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
11 Mei 2021
0
A A
Hantu di UGM jadi mitos yang banyak dipercaya oleh banyak orang

Hantu di UGM jadi mitos yang banyak dipercaya oleh banyak orang

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Universitas Gadjah Mada, sebagai kampus tertua, kadang tak hanya menyimpan legasi saja. Mulai dari peringkat, prestasi, dan gudang mahasiswa yang memiliki daya sekaligus upaya di kehidupan masyarakat. Mitos hantu di UGM adalah cerita lain yang sama melegendanya dari kampus kerakyatan ini.

Mojok.co mencoba mengajak sekaligus memetakkan beberapa mahasiswa yang pernah mengalami kejadian menyeramkan di Kampus Biru ini. Mulai dari yang mengerikan, hingga kejadian-kejadian di luar nalar, UGM turut serta menyimpan mitos di dalamnya.

***

Saya nekat masuk UGM pada tengah malam. Motor saya titipkan di kos kawan, saya pun masuk lewat lajur Lembah, Sosio Humaniora. Jika boleh jujur, suasana UGM ketika malam itu amat menyenangkan. Dengan lampu pendar yang temaram, angin malam yang berbisik kepada pepohonan, juga suara jangkrik yang kian mengusik, lha kok ya bisa-bisanya tiba-tiba bulu kuduk saya meremang.

Saya jalan pelan menuju Fakultas Filsafat, di sana masih ada beberapa aktivitas manusia. Saya jalan terus menyusuri Jalan Olahraga, menuju arah Fakultas Pertanian. Di depan saya membentang  Jembatan Perawan. Disebut Jembatan Perawan, karena jembatan ini menghubungkan Fakultas Pertanian menuju Laboratorium Diagnostik Fakultas Kedokteran Hewan. Disingkat jadi Perawan. Di tempat ini, saya jadi ingat satu mitos bernama hantu Rohana.

Baca Juga:

Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik, Presiden Jerman Sambangi UGM

Universitas Jadi Lahan Subur Kasus, UGM Deklarasi Antikekerasan Seksual

Golden Campus, Rival Mirota Kampus yang Dilupakan oleh Google dan Sejarah

Langkah kaki saya terus menyusuri relung-relung sunyi kampus yang memiliki julukan Kampus Kerakyatan ini. Tibalah saya ke arah jembatan tersebut. Bulu kuduk saya njringat se-njringat-jringatnya. Sedang dilanda ketakutan, tiba-tiba… “Gus…” bisik suara yang redup dari arah jembatan. Mak jegagik saya langsung kepengin pipis.

“Bangsat!” pikir saya dalam hati. Semisal itu hantu Rohana, kok ya bisa hapal nama saya Gusti.

“Gus…” suara itu kembali terdengar, menanti sebuah sahutan. Saya berjalan dengan cepat menuju pertigaan Jalan Agro. Niat saya, sampai sana, saya akan lari lintang pukang menuju arah Klebengan. Ra urus! Itulah yang ada di pikiran saya. “Gus…” suara itu kembali menyahut, tepat di atas kepala saya, di Jembatan Pertanian.

Saya pun membaca bacaan kitab suci walau kini saya sadari, yang saya baca ternyata doa berbuka puasa. Dengan berserah diri, saya melihat ke atas. Benar saja, sesosok makhluk sedang melihat saya dengan senyum yang medeni. “Lagi ngopo e, Gus?” rasanya pengin muntab ketika sadar bahwa yang manggil saya dari tadi adalah kawan yang berbeda fakultas dengan saya.

“Tak kiro demit, Su!” kata saya sok asik. Eh, tapi ngapain dia ada di sana di jam segini?

***

Mbak Rohana yang terjatuh dari atas Jembatan Perawan

Kisah menyeramkan ternyata bukan hanya saya yang mengalami. Sebut saja Ala (24) yang pernah melihat sosok tak kasat mata bernama Rohana ketika sedang sibuk-sibuknya kegiatan di kampus. “Waktu itu beuuuuh sibuk banget, Mas. Pulang jam empat subuh, masuk kampus jam tujuh. Yah, maklum anak organisasi, event, teater, dan juga pers,” kata Ala dengan bersemangat. Penyebab kesibukannya itulah yang membuat dirinya bolak-balik kudu melewati Jembatan Pertanian.

“Waktu itu, ketika malam belum diportal. Masih bebas lewat sana jam berapa pun. Juga untuk umum. Yah, namanya juga Kampus Kerakyatan, rakyat bebas masuk demi kelancaran mobilitas masyarakat. Hehe,” katanya sembari meneruskan cerita.

“Sekitar jam satu malam, aku pulang dari Gelanggang Mahasiswa (Berada di daerah Jalan Persatuan), menuju kosku di Klebengan. Udah biasa, pikirku ya nggak bakal ke arah mana-mana. Toh masalah begal, lingkungan kampus bisa dibilang nggak da.”

Ala kembali bercerita, “Nah, ketika lewat Jalan Olahraga, aku merasa ada yang aneh. Nih, ya, anehnya, kok bisa ada sosok perempuan pakai baju putih, bertudung slempang, dan rambutnya cukup panjang di jam semalam itu, di tempat begitu!” Ala menjelaskan detail tiap pakaian yang digunakan oleh sosok perempuan tersebut. Katanya, gaya berpakaiannya bukan berasal dari zamannya.

“Gayanya seperti gadis-gadis era 50-an. Pernahkan, Mas, lihat foto mahasiswa UGM di zaman-zaman segitu? Nah, pakaiannya persis seperti itu. Tudung yang digunakan, itu bukan gaya hijabers zaman sekarang yang waton menclek ning ndas. Pokoknya… duh, ampun, merinding aku, Mas,” ujarnya.

“Nah, aku lambatin motorku. Takutnya, orang butuh pertolongan soalnya bisa dipastikan hanya aku doang yang ada di sana. Motorku hampir berhenti sebelum perempuan itu…. lompat!” kata Ala dengan mengambil jeda.

“Aku berteriak, menutup mata, ketika membuka, nggak ada siapa-siapa. Mas… anjir, seumur-umur aku baru ini mengalami hal seperti itu.”

Menurut kesaksian Ala, waktu itu ia tidak tahu desas-desus mengenai hantu Rohana. Setelah ia ditenangkan oleh kawan-kawannya, ia baru menyadari. “Kata katingku, apa yang aku ceritakan mirip dengan mitos Mbak Rohana yang sering gangguin orang yang lewat sana dan jatuh dari atas Jembatan Perawan (Pertanian – Kedokteran Hewan),” tutupnya.

Lulus kuliah demi nggak bertemu Mbak Yayuk

“Perkembangan style ngampus itu bikin aku kagok dan parno!” kata Mujid (24) dalam penuturannya yang pernah bersua dengan Mbak Yayuk, mitos hantu di UGM yang amat melegenda di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Gara-gara menganggumi style seorang gadis yang retro, hampir naksir, ternyata itu adalah demit. Gimana nggak ngewel kaki saya, Mas?”

Mujid, yang mengakui menjadi ambis hanya karena ogah lagi bersua dengan Mbak Yayuk di kampus. “Ketika malam, sedang siap-siap pulang, melewati koridor di lantai 3 yang sudah sepi sekali, tiba-tiba muncul sesosok perempuan berpakaian retro. Wajahnya pucat, bisa dibilang cantik. Nggak ada bau apapun, nggak ada keanehan apapun. Bahkan, nih, ya, bulu kudukku nggak berdiri sama sekali. Sungguh nggak ada yang aneh.”

Mujid kembali bercerita, “Aku kira kan mbak-mbak TikTok atau Selebgram dengan gaya pakaian yang seperti itu. Tadinya mau aku sapa, namun wajahnya makin lama aku lihat, kok makin aku bingung bagaimana menjelaskannya. Makin lama, seperti wajah penuh kesedihan. Pikir saya, kok lama-lama jadi aneh, ya. Aku nggak kenal sama perempuan ini. Kating, bukan. Adek tingkat, bukan.”

Dengan suara yang kian berat, Mujib menuntaskan, “Kami akhirnya sliweran. Jyaaaan rasanya mak tratag gitu lho, Mas. Ketika nengok ke belakang, ia hilang. Jangkrik, saya langsung lari tunggang langgang ke parkiran.”

Mbak Yayuk sendiri merupakan urban legend yang terkenal ketika membahas hantu di UGM. Banyak yang bilang, tidak ada mahasiswi yang seabadi Mbak Yayuk di UGM. Menurut cerita yang beredar, Mbak Yayuk adalah korban bunuh diri lantaran naskah skripsinya ditolak oleh sang dosen. Tak menemukan pintu keluar bernama kelulusan, Mbak Yayuk memutuskan mengakhiri hidupnya dengan lompat dari atas gedung.

Mujid menjadi giat dan telaten kuliah, disinyalir kapok dengan kejadian tersebut, “Mbak Yayuk nggak ganggu aku, kok. Pun aku juga sama, bahkan nggak kenal. Tapi mau bagaimana pun blio adalah katingku. Aku harus hargai. Kesalahan Mbak Yayuk tempo lalu, harus menjadi tauladan untuk memecut semangat alih-alih bahan meden-medeni mahasiswa yang skripsinya nggak kunjung selesai,” katanya sambil mliriki saya.

Vokasi yang tak pernah usai menghadirkan misteri

Bram (25) sedikit berat bercerita. Saya tidak memaksa, hanya menunggu ia merasa ringan dan memutuskan dengan jernih hendak bercerita atau tidak. Dalam teguk kopi yang entah keberapa, Bram mewanti-wanti bahwa kisah ini akan sangat menyeramkan layaknya kutukan. “Jangan dibuat guyon, Gus!” katanya seperti sedang memarahi saya.

Laki-laki yang pernah berkuliah di Sekolah Vokasi UGM dan menghuni Sekip Unit 1 ini mengatakan bahwa mitos angker di Sekolah Vokasi bukan rahasia lagi. “Waktu aku ikut kongres, ada anak UI nanya apakah Sekolah Vokasi gedungnya semenyeramkan itu. Dan jujur, awalnya aku biasa aja, tapi denger suara dari segala penjuru tentang hantu, jadi ngeri juga.”

Gedung yang berada di Jalan Persatuan, area Sekip yang kini dipakai oleh MIPA bagian Selatan dan juga Vokasi memang merupakan bekas bangunan Belanda. “Sering ada yang diganggu di Perpustakaan Lama. Entah itu kepala yang bergelutuk, hingga penampakan yang acapkali dijumpai para dosen atau mahasiswa. Namun, ketika kejadian mahasiswa yang jatuh dari lantai dua beberapa tahun silam, desas-desus angker kami sepakati nggak usah dibahas lagi.”

Bagi Bram, para mahasiswa baru mungkin masih akan membahas dan hangat membicarakan, bagi dirinya yang angkatan 2016 dan sudah lulus, melihat atau mendengar hal gaib ketika di gedung itu, menjadi hal biasa saja. “Aku udah biasa saja. Aku tinggal bilang amit numpang liwat rumiyin, setelah itu selesai.”

Ketika ditanya percaya atau tidak dengan adanya mitos hantu di UGM khususnya Sekolah Vokasi, Bram tertawa. “Begini, lho, Mas. Aku sih maunya nggak percaya, tapi apa mau dikata ketika sedang jalan pulang, tiba-tiba ada sosok muka rusak yang melotot melihatku dengan…… Astagfirullah,” tutupnya mengingat perjumpaan dengan hantu di UGM.

Bunderan Teknik dan lagu Gugur Bunga

Lurus sedikit dari arah Sekip, menelusuri Jalan Persatuan ke Utara, lantas belok kiri menuju Jalan Teknik Selatan, maka kita akan bersua dengan Bunderan Teknik. Tempat yang banyak dipercaya sebagai episentrum kengerian mitos hantu di UGM. “Kalau hantu sih belum ya—dan jangan sampai. Tapi kalau disesatkan dan berasa masuk dimensi lain, aku pernah,” ujar Gada (24) melalui pesan Instagram.

“Ceritanya aku dan kawanku ketika maba dulu, iseng jelajahi UGM. Area Teknik, bisa dibilang kami hapal di luar kepala. Dengan menggunakan motor, tiba-tiba saja kawanku itu muter-muter di Bunderan Teknik. Katanya, coba kamu nyanyikan lagu Gugur Bunga. Awalnya sempat nolak, tapi si bangsat ini malah ngejek aku nggak hapal lagunya. Emosi, nyanyi lah aku,” katanya.

Betapa hatiku takkan pilu

Telah gugur pahlawanku

Betapa hatiku takkan sedih

Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini plipur lara

Nan setia dan perwira

Siapakah kini pahlawan hati

Pembela bangsa sejati

Telah gugur pahlawanku

Tunai sudah janji bakti

Gugur satu tumbuh seribu

Tanah air jaya sakti

“Magis banget. Suaraku yang bagus-bagus amat, nyanyi itu seperti ada getaran yang embuh bagaimana,” terang Gada. Lirik lagu Gugur Bunga diciptakan oleh Ismail Marzuki guna menceritakan kematian seorang prajurit. Siapapun yang menyanyikan, akan merasakan dua hal sekaligus, syahdu beserta pilu.

Gada melanjutkan, “Kawanku langsung tertawa, katanya, kalau nyanyi itu di Bunderan Teknik, bakal keluar penunggunya. Yo juelaaas merinding to aku, dulur. Niatku jelajahi kampus, jadi agak ogah-ogahan karena dengar apa yang kata kawanku itu katakan. Nah, setelah selesai muterin Teknik via Jalan Kesehatan, Jalan Grafika, lho, eh, kok tiba-tibe njedul Bunderan Teknik lagi…”

Gada berujar bahwa jika dinalar, jika mereka masuk melewati Jalan Grafika, maka mereka akan bersua dengan Tugu Fakultas Teknik. “Tapi ini enggak, malah njedul lagi ke Bunderan Teknik dan Pascasarjana dari arah Jalan Teknik Selatan. Alias dari arah kami datang. Kawanku bangsat masih tertawa, tapi aku panik setengah mati.”

Melanjutkan ceritanya, Gada berujar, “Kami melewati rute yang sama, ndilalah njedul lagi Bunderan Teknik dan Pascasarjana. Sumpah, Mas, saya hampir kencing naik motor saat itu. Kawanku juga langsung ikutan panik. Ia bilang, ada yang nggak beres. Kami coba balik ke arah kos, ealaaaaah njedule Bunderan itu lagi.”

Gada mengatakan bahwa ia belum pernah melihat sosok hantu di UGM, namun kejadian itu membuat dirinya kapok main-main dengan hal-hal yang belum ia pahami secara metafisik. “Nggak, nggak bakal lagi. Kalian yang mau nyoba, ya, monggo. Kalau nggak mengalami ya bersyukur, kalau ndilalah mengalami, ya sokoooor.”

***

“Gus…” kata kawan saya itu di atas Jembatan Perawan. Wajahnya pucat, kami sering bertemu di beberapa komunitas diskusi. “Ngopo, Gus? Wis mbengi, gek ndang lulus,” katanya, artinya ngapain udah malam, cepetan lulus kuliah.

“Iyo, Su. Iki mung mlaku-mlaku,” jawab saya yang artinya ini lagi jalan-jalan aja, kok.

“Yowes, dilanjut. Ati-ati akeh demit…” katanya membuat saya mimbik-mimbik. Entah ia menuju ke mana. Mau saya sapa, ia keburu jauh di atas sana.

Ketika hendak pulang menuju kos kawan dan mengambil motor, kok ya ada yang aneh, ya. setelah bertegur sapa dengan kawan saya itu, ada sedikit perasaan lega namun timbul perasaan aneh yang  embuh bagaimana menjelaskannya.

Dua hari berselang, saya membuka grub Line. Sebuah pengumuman yang mengabarkan bahwa kawan saya itu telah meninggal dunia tiga hari lalu dengan alasan yang tidak bisa saya jelaskan. Sejak saat itu, melewati Jembatan Perawan akan selalu menjadi aneh sekaligus sentimentil bagi saya.

BACA JUGA Faizin dan Lahirnya Dombat di Dieng  dan liputan menarik lainnya di rubrik SUSUL.

 

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2021 oleh

Tags: cerita hantuHantu di UGMMba YayukRohanaSekilah Vokasi UGMUGM
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Bercita-cita menjadi pelatih Nankatsu. Mahasiswa filsafat.

Artikel Terkait

presiden jerman mojok.co

Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik, Presiden Jerman Sambangi UGM

17 Juni 2022
UGM antikekerasan seksual

Universitas Jadi Lahan Subur Kasus, UGM Deklarasi Antikekerasan Seksual

9 Juni 2022
Golden Campus, Rival Mirota Kampus yang Dilupakan oleh Google dan Sejarah MOJOK.CO

Golden Campus, Rival Mirota Kampus yang Dilupakan oleh Google dan Sejarah

8 Juni 2022
gelanggang mahasiswa ugm mojok.co

UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa

24 Mei 2022
demo pilrek ugm mojok.co

Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa, UGM Siap Punya Rektor Baru

12 Mei 2022
hantu kampus bandung mojok.co

Legenda Urban Hantu Kampus di Bandung

7 Mei 2022
Pos Selanjutnya
Tes Acak Ungkap 61 Persen Pemudik Positif Covid-19, Bukti Kasus Covid-19 di Indonesia Jauh Lebih Banyak dari Angka yang Tercatat

Tes Acak Ungkap 61 Persen Pemudik Positif Covid-19, Bukti Kasus Covid-19 di Indonesia Jauh Lebih Banyak dari Angka yang Tercatat

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Hantu di UGM jadi mitos yang banyak dipercaya oleh banyak orang

Mitos Hantu di UGM dan Mereka yang Pernah Mengalaminya

11 Mei 2021
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
warung kopi mbah kuwot mojok.co

Kisah Mbah Kuwot Selamat dari Romusha dan Buka Warung Kopi Legendaris di Trenggalek

19 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
Universitas Sanata Dharma

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022

Terbaru

koalisi gerindra mojok.co

Gerindra Anggap Koalisi dengan PKB Strategis untuk Amankan Lumbung Suara

27 Juni 2022
pesparawi mojok.co

Viral Kontingen Pesparawi Unjuk Rasa, Pemda DIY Panggil Panitia

27 Juni 2022
Kuskridho Ambardi: Gejolak Capres-Cawapres 2024 hingga Taruhan Alphard

Kuskridho Ambardi: Gejolak Capres-Cawapres 2024 hingga Taruhan Alphard

27 Juni 2022
makam raden bagus khasantuko mojok.co

Malam di Makam Raden Bagus Khasantuko, Anak Raja yang Memilih Keluar dari Keraton

27 Juni 2022
Johnny Depp sebagai Captain Jack Sparrow dalam film waralaba "Pirates of Caribbean" (ANTARA/Disney)

Disney Tawari Johnny Depp Rp4 Triliun Agar Mau Kembali Jadi Jack Sparrow

27 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In