MOJOK.CO – Di sosial media banyak yang melabeli angkatan 2020 ini dengan sebutan angkatan giveaway karena dianggap lulus dengan hadiah.
Saya mulai artikel dengan mengucapkan selamat buat adik-adik angkatan 2020 yang keterima di universitas yang diinginkan. Buat yang belum keterima, tenang, masih banyak jalan untuk mengecewakan orang tua.
Nggak, bercanda, ngono we nangis.
Saya tahu rasanya diterima universitas itu seperti apa. Bahagia dan nggak sabar. Bahagia karena usahanya terbayar, nggak sabar karena bakal merasakan kehidupan yang baru. Sebelum kuliah betulan, gunakan waktu bahagia kalian sebaik-baiknya. Kuliah itu enak kok, terutama kalau kelas kosong.
Angkatan 2020 ini spesial. Mereka lulus tanpa harus melalui UN (buat yang SMA) karena wabah corona. Mereka nggak merasakan deg-degan hape kesita, nggak merasakan pasrah di depan lembar soal. Mereka juga nggak ngrasain beli kunci soal yang harganya jutaan terus ngajak satu angkatan buat iuran.
Dalam pendidikan ngga boleh label2in orang kayak gitu.
Itu bisa tertanam di benak mereka dan membangun persepsi diri mereka.
Angkatan giveaway itu mengesankan kalau mereka untung2an lulus tes. Padahal mereka udah usaha nanya soal, pengen belajar. Ada usaha. Ngga giveaway.
— Sauqina (@Sauqina) April 7, 2020
Karena kasus spesial ini, orang-orang mulai melabeli mereka, kalau nggak mau dibilang nyinyir. Di sosial media banyak yang melabeli angkatan 2020 ini dengan sebutan angkatan giveaway karena dianggap lulus dengan hadiah. Dan ini masalah sebenarnya.
Orang-orang Indonesia sepertinya memang suka berlomba menjadi yang paling menderita. Contohnya, ada murid dihajar guru terus lapor, pasti langsung dibanding-bandingin. Perbandingan macam “Dulu gue lebih parah, coy, nyatanya ini masih hidup!” ini pasti muncul. Nah, orang-orang yang melabeli angkatan 2020 punya gaya kayak gitu.
Karena angkatan sebelum angkatan 2020 ini semua merasakan UN, maka mereka merasa jauh lebih hebat dibanding angkatan 2020. Mereka pokoknya merasa kalau angkatan ini nggak pantes kuliah karena mereka nggak melalui ujian. Seakan-akan dihapuskannya ujian nasional tahun ini karena keinginan angkatan 2020.
Kalau mau ngomong secara normatif ya, di bangku kuliah itu semua sama. Tapi kalau boleh jujur, kalian-kalian ini yang menempuh jalan pedang yang bernama Ujian Nasional itu ya belum tentu lebih pantas buat kuliah. Kalian juga nggak ada jaminan bisa selesai kuliahnya.
Ini jujur loh, berapa banyak orang di angkatan kalian yang nggak lulus? kuliah itu ibarat masuk hutan belantara, dan kalian masuk nggak dibekali apa-apa kecuali pisau. Bedanya ada yang udah bisa pakai pisau, ada yang belum bisa pakai pisau, bahkan ada yang nggak tahu apa itu pisau. Tugasnya cuma satu, keluar dari hutan. Ada yang butuh 3,5 tahun, ada yang 7 tahun plus injury time.
Saya malah curiga, masalah bully-membully angkatan 2020 ini sebenarnya cuma masalah senioritas. Karena merasa lebih tua, kalian menganggap diri kalian lebih tahu. Kemasannya saja yang diganti lebih nggak blak-blakan.
Padahal ya hanya karena kalian kuliah lebih dulu, bukan berarti lebih becus, sih.
Hentikan meledek adek-adek yang kuliah aja belum. Mau angkatan giveaway, angkatan titipan, semuanya di mata skripsi itu sama, kok. Sama-sama babak belur. Kecuali angkatan bersenjata, lo minta bikin skripsi bisa disuruh hormat bendera malahan.
By the way, senior-senior yang masih nyinyirin angkatan 2020 itu skripsinya gimana?
BACA JUGA Nikita Mirzani dan Lintah-lintah yang Tak Kita Sadari dan tulisan menarik lainnya dari Rizky Prasetya.