Kasus Asia Sentinel, Demokrat Anggap Istana di Balik Fitnah Itu

MOJOK.COSebuah media dari Hongkong, Asia Sentinel memberitakan kabar yang tidak mengenakkan SBY dan Partai Demokrat. Partai Demokrat menduga istana berada di balik fitnah tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan kegeramannya dengan pemberitaan dari media luar negeri, Asia Sentinel yang dianggap menyebarkan fitnah. Kegeraman tersebut disampaikan SBY dalam HUT ke-17 Partai Demokrat, Senin (17/9) kemarin.

Sebuah media luar negeri dianggap mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran. Yang kemudian menjadikan SBY dan Partai Demokrat menjadi korban. Pada 11 September lalu, Asia Sentinel menerbitkan sebuah artikel karya John Berthelsen berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy yang menuding SBY terlibat dalam pencucian uang dana bailout Bank Century.

SBY menyayangkan karena pihak-pihak tertentu yang berada di dalam negeri justru ikut menyebarluaskan fitnah tersebut. Ia semakin merasa sangat jengkel karena hal tersebut dimunculkan di musim Pemilu.

Media massa Asia Sentinel yang berbasis di Hongkong ini, mengeluarkan hasil liputan investigasi atas konspirasi pencurian uang negara sebesar US$12 miliar dalam kasus Bank Century. Dengan pemberitaan yang dianggap tidak benar tersebut, Partai Demokrat melakukan pengaduan ke Dewan Pers Indonesia dan berencana mengadu ke Dewan Pers Hongkong.

Menanggapi hal tersebut, Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief menyesalkan pihak-pihak yang belum puas dengan hasil penyelidikan kasus Bank Century dan masih mengkaitkannya dengan SBY serta Partai Demokrat.

Melalui akun Twitternya, Andi mengungkapkan, jika memang merasa belum puas dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Panitia Khusus (Pansus) Bank Century DPR RI, dan penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia meminta agar pihak tersebut meminta bantuan dari luar. Misalnya dengan mendatangkan alien dari planet Nibiru atau meminta tolong Thanos, bila perlu Fantastic Four serta Kapten Ameriki.

Selain itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik, juga mengunggah sebuah foto Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko bersama sejumlah orang termasuk co-founder Asia Sentinel, Lin Neumann.

Melalui foto tersebut, Rachland mencurigai pihak Istana yang terlibat dalam pemberitaan Asia Sentinel tersebut. Dalam Twitternya, Rachland Nashidik mengungkapkan,

Sementara itu, dengan tudingan tersebut, Moeldoko meminta Partai Demokrat tidak bawa-bawa perasaan terhadap Istana atau dirinya dengan pemberitaan konspirasi pencurian uang US$12 miliar dalam perkara Bank Century itu.

Moeldoko mengungkapkan, foto tersebut merupakan hasil pertemuannya dengan sejumlah delegasi America Chamber (Amcham) Indonesia yang dipimpin oleh Lin Neumann. Sehingga, kehadiran Lin tersebut bukan sebagai co-founder Asia Sentinel.

Moeldoko juga mengatakan bahkan ia tidak mengetahui hubungan Lin dengan Asia Sentinel dikerenakan waktu pertemuan yang terbatas. Pertemuan tersebut dilakukan oleh Moeldoko sebagai perwakilan Indonesia untuk menjelaskan situasi terkini supaya investor tertarik berinvestasi di Indonesia.

Moeldoko menganggap bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal. “Masa saya tentara melakukan hal bodoh. Kalau saya melakukan sesuatu enggak perlu foto-foto.”

Foto itu sendiri sebelumnya sudah diunggah oleh tim KSP dalam laman resminya ksp.go.id dengan judul artikel, Demokrasi Makin Matang, Jangan Ragu Berinvestasi.

Pihak Istana pun menganggap bahwa foto yang tersebar tersebut tidak dapat dijadikan dasar kecurigaan. Kesimpulan yang diungkapkan oleh Partai Demokrat juga terlalu jauh atau semacam jumping conclusion.

Juru Bicara Istana, Johan Budi menegaskan bahwa Presiden Jokowi dan Istana tidak memiliki kepentingan tertentu dengan SBY. Ia juga meminta untuk semua pihak tidak langsung mengaitkan permasalahan yang ada dengan Presiden Jokowi.

Tapi, Pak Budi, kan semua yang nggak enak itu memang salah Jokowi~ (A/L)

Exit mobile version