Kalapas Sukamiskin Tidak Suka Miskin, Menteri Yasonna Laoly Harus Mundur?

MOJOK.CO Namanya, sih, Sukamiskin. Tapi ternyata, napi dan Kalapas Sukamiskin sendiri tidak suka miskin, sampai-sampai rela memberi dan menerima suap demi kehidupan mewah.

OTT (Operasi Tangkap Tangan) terhadap Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, kemarin (21/7) cukup menghebohkan publik. Bagaimana tidak, dalam OTT tersebut ditemukan adanya praktik suap narapidana korupsi untuk mendapatkan fasilitas mewah selama berada di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Menanggapi kejadian ini, tak sedikit pihak mendesak Presiden Jokowi untuk meninjau pencopotan jabatan menteri kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Salah satu tokoh yang bersuara vokal adalah peneliti ICW, Emerson Yuntho.

Bagi Emerson, kekuatan Jokowi sebagai presiden bakal menurun jika hal ini tidak segera terselesaikan. Untuk itu, ia menuntut agar Yasonna Laoly dapat segera dievaluasi.

Menteri HAM Yasonna Laoly sendiri harus rela dipertanyakan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi akibat terkuaknya kasus narapidana (napi) dan Kalapas Sukamiskin yang sepertinya tidak suka miskin ini.

Bukan hanya Emerson, suara serupa datang dari Dahnil Anzar, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Ia yakin bahwa Yasonna Laoly telah lama mengetahui adanya praktik penjara mewah, tapi tidak melakukan tindakan nyata.

“Saya kira bukan cuma sekadar dicopot, yang bersangkutan perlu diminta keterangan juga,” tambahnya.

Per 21 Juli 2018 kemarin, Lapas Sukamiskin memang lagi-lagi muncul dengan kasus penjara mewah. Dalam temuan ini, Kalapas Sukamiskin Wahid Husen ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti menerima suap. Selain itu, tiga orang lainnya juga resmi berstatus tersangka, yaitu Fahmi Darmawansyah (napi korupsi), Hendry Saputra (staf), dan Andi Rahmat (napi pidana umum/tahanan pendamping).

Mirisnya, temuan sel tahanan serupa kamar kos dengan fasilitas lengkap (kamar mandi dalam, AC, TV, dan dispenser) bukan menjadi kabar pertama soal kemewahan Sukamiskin. Sebelumnya, lapas ini dikenal identik dengan kemewahan para napi di dalamnya.

Salah satu ‘fasilitas’ yang paling menonjol adalah adanya saung elite di area Sukamiskin yang sering kali digunakan sebagai tempat besuk atau acara napi bersama kolega. Konon, saung ini dibangun atas biaya swadaya dari para napi.

Sebelum terbongkarnya kasus sel mewah yang melibatkan suami artis Inneke Koesherawati, sel mantan Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamudin di Sukamiskin pun ditemukan sebagai sel berukuran paling besar. Belum lagi, beberapa tahanan kepergok dengan santainya keluar-masuk lapas, termasuk si tahanan fenomenal Gayus Tambunan. (A/K)

Exit mobile version