Rencana Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk menjadikan Jusuf Kalla sebagai ketua tim pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) mendatang pupus sudah.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menyatakan bahwa Jusuf Kalla tidak bersedia menjadi ketua tim pemenangan untuk Koalisi Indonesia Kerja (koalisi yang mengusung Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai capres-cawapres) karena ingin fokus mengurus pemerintahan.
“Iya jadi lebih banyak ke (mengurus) ekonomi. Pak JK mau selesaikan, karena itu lebih penting sekarang,” jelas Sofyan.
Sebelumnya, Jusuf Kalla digadang-gadang bakal menjadi ketua tim pemenangan Koalisi Indonesia Kerja. Sudah ada beberapa tokoh di Koalisi Indonesia Kerja yang mendukung Jusuf Kalla sebagai ketua tim pemenangan. Jusuf Kalla bahkan sempat didaftarkan ke KPU sebagai ketua tim pemenangan.
Jusuf Kalla dianggap sebagai sosok yang tepat sebagai ketua tim pemenangan Jokowi. Selain ahli dalam bidang politik, Jusuf Kalla juga dianggap punya kedekatan yang sangat erat dengan Jokowi.
“Kenapa (JK), karena pak JK banyak perhitungan, banyak kalkulasi karena beliau itu kan sudah berpengalaman, tahu persis, adanya chemistry dengan pak Jokowi sudah ada. Evaluasi-evaluasi tentang program pemerintah selama ini pasti beliau tahu dan ke depan seperti apa,” kata Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus.
Nah, kendati sudah menyatakan diri tidak bersedia menjadi ketua tim pemenangan untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, namun Jusuf Kalla tetap akan mendukung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, hanya saja bukan sebagai ketua tim pemenangan, bisa sebagi penasihat, atau sebagai pembina.
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni, keputusan Jusuf Kalla untuk tidak bersedia menjadi ketua tim pemenangan Jokowi merupakan keputusan yang bijak. Sebab, Jusuf Kalla nantinya pasti akan banyak menggantikan Jokowi di pemerintahan, terutama jika Jokowi cuti untuk kampanye.
“Kalau Pak Presiden Jokowi nanti cuti, beliau (Kalla) kan sebagai wakil presiden tentunya akan menggantikan posisi Pak Jokowi. Jadi Pak JK tidak bisa ditempatkan di ketua tim pemenangan,” kata Raja Juli Antoni.
Yah, biarlah Pak JK beristirahat sejenak dari kerasnya kontestasi politik yang amat melelahkan itu. Bagi pak JK, mengurus negara tentu sudah menjadi tugas berat, jangan lagi ditambah dengan tugas mengurus cebong dan kampret. Itu biar diurus sama yang muda-muda.
Kan sudah ada lagunya…
“Pak Jeka sudahlah, engkau sudah terlihat lelah, oh yaaa…” (A/M)