Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Yang Ajaib dari Kasus Novel Baswedan: Menunggu Ridho Tuhan sampai Dituduh Rekayasa

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
7 November 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Novel Baswedan dilaporkan oleh politisi PDIP karena dianggap merekayasa kasus penyiraman air keras. Wah, bisa gitu ya?

Jika ada kegetiran yang bisa bikin kita berdecak kagum mengenai perkara di pusaran KPK, maka mau tak mau kita harus melihat kasus penyiraman air keras ke Novel Baswedan. Sudahlah kena siram air keras pada 11 April 2017, kasus yang dialami tak kunjung jelas penanganannya, bahkan sampai disalahkan balik lagi. Apes, apes, benar nasibmu, Bang Novel.

Tentu saja kekaguman ini membuat saya harus bersyukur hidup di negeri dengan penanganan hukum yang sangat ajaib ini. Lah gimana? Sejak awal, kasus Novel Baswedan ini ditarik ulur mulu, persis kek layangan.

Kita bisa melihat ini dari keajaiban pertama. Yakni soal hasil Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Novel Baswedan pada Juli 2019 silam. Publik sempat punya harapan tinggi saat itu. Ketika tim kepolisian yang dipimpin Kabareskrim Komjen Idham Aziz (iya, yang sekarang Kapolri) mengumumkan hasil kerjaan 6 bulan TPF, publik benar-benar terkenyut.

Lha gimana nggak terkenyut kalau penyerangan air keras ini terjadi karena Novel dan KPK dianggap menggunakan wewenang berlebihan dalam mengusut perkara atau istilah kerennya: “excessive use of power”.

Iya, betul, pelaku nggak ketemu, tapi motif pelaku ketemu. Buset, udah ngalah-ngalahin dukun aja nih, bisa tahu niat hati orang—yang mana orangnya aja nggak tahu siapa.

Tapi bukan cuma itu saja keajaiban terjadi. Beberapa bulan kemudian, pada 1 November 2019, dengan enteng Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal, M. Iqbal, menyebut kalau kasus ini akan diungkap sesuai dengan ridho Tuhan.

“Doakan saja, Insya Allah kalau Tuhan ridho, kami akan mengungkap kasus ini,” kata blio saat itu.

Tentu saja tak ada yang salah dengan itu. Ya benar dong. Sebagai warga negara yang sangat relijiyes, apa saja itu urusannya sama Tuhan. Pertanggungjawaban sama manusia itu nggak ada apa-apanya ketimbang pertanggungjawaban kita di hadapan Tuhan.

Pernyataan ini seolah membuktikan kalau apapun yang terjadi di muka bumi ini memang bisa terjadi karena ridho Tuhan. Wedyan, publik seperti kena tampar. Bahwa kepolisian sedang berusaha berdakwah bahwa berharap itu jangan sama manusia, tapi sama Tuhan. Titik. Itu.

Hal ini juga menjelaskan betapa terjadi perubahan mental pihak penyelidik kasus Novel Baswedan ini. Setelah mirip-mirip dukun karena bisa tahu niat pelaku tanpa perlu tahu pelakunya siapa, sekarang pihak penyelidik berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Benar-benar tobat nasuha. Keren, keren. Idolak pancen.

Terakhir dan masih anget-anget tai ayam adalah ketika politisi PDIP, Dewi Tanjung, malah melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya karena dianggap menyebarkan berita bohong soal rekayasa kasus penyerangan dengan air keras, pada Rabu (6/11).

“Ada beberapa hal yang janggal dari semua hal yang dialami dari rekaman CCTV dia. Dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban, tapi tiba-tiba mata yang buta, gitu kan,” kata Dewi Tanjung.

Bahkan dengan yakin Dewi Tanjung menduga Novel sedang berakting. Maklum, karena Dewi Tanjung ini kan seorang seniwati. Jadi jelas paham soal beginian.

Iklan

“Saya orang seni, saya juga biasa beradegan. Orang kalau sakit itu tersiram air panas reaksinya tidak berdiri tapi akan terduduk jatuh terguling-guling, itu yang saya pelajari dan tidak ada di situ reaksi dia membawa air untuk disiramkan,” katanya lagi sangat meyakinkan.

Laporan tudingan rekayasa ini tentu saja mengejutkan kita semua. Di saat publik menunggu kabar penanganan kasus Novel, terutama setelah Idham Aziz diangkat jadi Kapolri, hal yang dipertontonkan malah seperti sirkus. Mengobrak-abrik emosi publik kayak naik roller coaster.

Meski di sisi lain, harus diakui, rentetan cara penanganan kasus ini juga sangat menghibur di tengah-tengah sepinya para politisi dan oligarki yang makin mesra berkoalisi. Benar-benar cara penanganan masalah yang sangat Rumah Uya sekali. Alias: drama.

BACA JUGA Kasus Novel Baswedan dan Kebiasaan “Elu Aja yang Maju” Orang Indonesia atau tulisan AHMAD KHADAFI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 7 November 2019 oleh

Tags: dilaporkannovel baswedanrekayasa
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kilas

44 Eks Pegawai KPK Dilantik Jadi ASN Polri

9 Desember 2021
Begini Rasanya Disingkirkan Pakai TWK dan 4 Alasan Menjadi ASN KPK Itu Terlalu Rumit Dipahami MOJOK.CO
Esai

Begini Rasanya Disingkirkan Pakai TWK dan 4 Alasan Menjadi ASN KPK Itu Terlalu Rumit Dipahami

6 Oktober 2021
kapolri tawari pegawai kpk
Esai

Memahami Gimik Kapolri yang Tawari Pegawai KPK Tak Lolos TWK agar Mau Masuk Kepolisian

1 Oktober 2021
Hukuman Pelanggar Etik KPK Potong Gaji Rp1 Juta Masih Terima Rp87Juta, Dewas KPK: Tak Perlu Diperdebatkan
Pojokan

Yang Perlu Dikoreksi dari Tuntutan BEM SI ke Presiden Jokowi soal KPK

25 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.