Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Video TikTok Sindrom Bukan Contoh Berita Hoax tapi Parodi. Gini lho Cara Bedainnya…

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
25 Juni 2020
A A
kpi
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Video TikTok sindrom harusnya bikin ketawa daripada bikin kamu ngatain bahwa itu contoh berita hoax. Aduh, ayo literasinya diperkaya lagi.

Seorang kawan saya bikin Insta Story yang isinya video TikTok sindrom, saya sebenarnya langsung ketawa ngakak. Tapi entah kenapa teks yang dibikin teman saya itu bikin bingung. Dia bilang, “Tolong kasih tahu gue ini beneran nggak sih?” ditambah emoji ketawa jungkir balik. Lah masak sih, kawan saya ini nggak tahu kalau pernyataan di vdeo TikTok sindrom itu satir doang?

Satir ya, Mylov, sarkas mah beda lagi.

Setelah saya DM dan saya tanya baik-baik apakah dia sekarang nggak bisa bedain mana parodi dan mana yang serius. Ternyata dia memang cuma mau ngetes orang-orang. Kurangajar betul. Dia mau lihat berapa kawan dia yang tertipu, dan berapa kawan dia yang ketawa. Sayangnya, memang banyak yang tertipu.

Video parodi TikTok sindrom ini lucunya bukan cuma di pengadeganan dan jogetannya, melainkan dari kesalahpahaman orang-orang yang mengira informasi ini contoh berita hoax. Wow, masnya ngelawak malah dituduh nyebarin kebohongan. Ya tapi memang bener sih dia lagi bohong. Tapi kan…

Serius tanya ini beneran nyata tiktok syndrome ? Kalau memang beneran serem juga ya tapi ada yang bilang ini sarkas, apapun itu tetep ambil positifnya aja ya ?? pic.twitter.com/8PqxWuEimG

— Elsya Sandria (@elsyandria) June 23, 2020

Saya luruskan dulu ya, Hyung. Video TikTok sindrom adalah jelas-jelas cuma lawakan dan bukan contoh berita hoax. Pembuatnya adalah Mas Kesar, coba silaturahmi ke Instagramnya @kesarnst. Niscaya kamu akan menemukan video parodi lainnya.

Kalau ada orang yang bilang sindrom begini memang ada, mungkin mereka lagi ngomongin tourette syndrome, sindrom yang penderitanya sering melakukan gerakan repetisi dan suara-suara yang tidak diinginkan. Gerakan tersebut dilakukan di luar kontrol otak, mirip refleks yang agak aneh. Tapi sekali lagi, gerakan repitisi penderita tourette itu bukan jogetan TikTok ya. Kocak lah wey.

Kalau masih aja ada yang bilang video TikTok sindrom itu adalah contoh berita hoax, maaf bukan, lebih tepatnya video itu parodi yang dibuat dengan tujuan bikin yang nonton ketawa sekalian nyindir kebiasaanmu main TikTok yang makin nggak karuan itu.

Masalahnya berkat kutipan dan narasi yang diberikan sama orang-orang, video ini makin dihakimi sebagai kebohongan.

 

View this post on Instagram

 

Sebuah video tentang remaja yang mengaku menderita Tiktok syndrome viral di media sosial. Setelah sempat tenggelam, aplikasi Tiktok kembali populer. Peminat aplikasi video singkat ini pun saat ini mencakup lintas generasi hingga jabatan. . Tapi siapa sangka di tengah antusiasme masyarakat menggunakan aplikasi Tiktok, muncul sebuah video viral yang bertajuk syndrome tiktok yang kali pertama diunggah oleh pemilik akun Instagram @kesarnst. . Dalam video tersebut terlihat seorang remaja yang mengaku bahwa ia divonis mengalami Tiktok Syndrome, di mana tubuhnya secara spontan mengikuti gerakan tarian seperti yang kerap dilihat di aplikasi Tiktok. . “Nama saya kaesar usia 18 tahun saya menderita Tiktok Syndrome. Awalnya saya bermain tiktok itu cuma untuk senang-senang doang, tapi lama kelamaan saya merasa ada yang aneh, saya seperti tidak bisa mengontrol tubuh saya dan ternyata setelah saya cek saya terkena Tiktok syndrome,” ucapnya di awal video. . Terlepas dari kebenaran penyakit tersebut, nyatanya video mengenai pengakuan seorang remaja yang menderita Tiktok Syndrome tersebut mendapat beragam perhatian dari netizen. . Artikel: suara.com #kediri #medsoskediri #kedirikekinian #kedirikusukasuka #explorekediri #kedirilagi #kedirikusukasuka #infokediri #infokediriraya #lfl #fff #sfs #tiktokindonesia #tiktokhits #tiktok #malang #nganjuk #madiun #blitar #mojokerto #surabaya #viralindonesia #viral

A post shared by KEDIRI (@medsoskediri) on Jun 23, 2020 at 4:29am PDT

Iklan

Pantesan aja netizen yang nggak punya literasi dan nggak paham konteks langsung mencak-mencak lihat video ini, karena merasa tersindir. Sebagian lainnya justru mention kawan-kawan mereka yang kebanyakan main TikTok. Kerja bagus Mas Kesar. Karena saya yakin, semakin meyakinkan sebuah parodi dan satir, maka semakin berhasil karena relate banget.

Lain kali, kalau kamu menemukan sebuah video, informasi, foto, dst. dst. yang disinyalir sebagai contoh berita hoax maka ikuti aturan berikut biar bisa membedakan antara parodi atau seriusan.

Pertama, lihat siapa yang bikin kontennya. Kalau yang bikin berita aneh-aneh itu Mojok.co, ya sabar aja Mylov. Memang banyak ranjau satir yang bisa bikin kamu emosi. Maka nggak perlu lah gembar-gembor kalau konten yang baru saja kamu baca itu contoh berita hoax. Lemesin dulu, lemesin…

Nah, kalau dari kasus video TikTok sindrom ini, pembuatnya kan emang suka bikin video parodi. Jadi sudah jelas.

Kedua, lihat konteksnya. Kadang ada orang yang upload meme dengan konteks tertentu yang sulit dipahami. Kamu akan ketawa kalau memang ngerti betul konteks guyonannya. Pembuatnya pun tahu. Maka jangan memaksakan diri untuk mengetahui hal-hal yang aslinya kamu nggak mudeng. Santai aja. Melihat video TikTok sindrom, kamu bakal paham ini guyonan kalau ngerti betul soal keranjingan TikTok di kalangan milenial dan gen Z.

Mereka yang paham betul aslinya tourette sindrom itu nggak pakai gerakan joget juga bakal tepok jidat secara refleks sambil terkekeh. Makanya informasinya nggak bisa dijadikan contoh berita hoax.

Ketiga, crosscheck. Please lah, kita dibekali dengan teknologi mesin pencarian yang begitu mudah diakses. Tuan Google siap membantu. Nggak ada 5 menit, kamu bisa dapat informasi yang kamu cari. Nggak perlu ke perpustakaan dulu untuk baca Nietzsche, Freud , dkk. Konfirmasikan suatu informasi yang meragukan dengan informasi lainnya dari berbagai sumber terpercaya. Niscaya…

Bayangin aja kalau video TikTok sindrom Mas Kesar tersebar di grup-grup WhatsApp keluarga, bisa kacau. Ibu siapa lagi nih yang bakal nakut-nakutin anaknya yang lagi main TikTok? Lha wong video ini tersebar di lini masa Twitter aja masih digolongkan sebagai contoh berita hoax bagi sebagian orang. Hm, padahal katanya Twitter dihuni sama kaum open minded.

BACA JUGA Alasan Kenapa Orang-orang Sekarang Kecanduan TikTok, Padahal Bukan Narkoba atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2020 oleh

Tags: berita hoaksmedia sosial
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Berita Hoaks Pemilu Bertebaran, Begini Cara Mengenalinya MOJOK.CO
Kilas

Berita Hoaks Bertebaran Menjelang Pemilu, Begini Cara Mengenalinya

10 Oktober 2023
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.