MOJOK.CO – Putus cinta sesungguhnya bukan perkara menghapus foto dan status saja, tapi juga tentang menghapus harapan pada pihak yang dulu dicintai setengah mati. Sialnya, itu sulit. Kesuksesan mantan pacar malah bisa membuat kita-kita ini menyesal. Huhu.
Duluuuu sekali, waktu mereka berpacaran—sebut saja Wahyuni dan Sudario—dunia rasanya seperti milik berdua, sedangkan kami yang tersisa cuma kayak lagi bertamu. Waktu itu belum zaman Instagram, jadi kebanyakan foto mereka diunggah ke Facebook.
Setelah melewati dua kali anniversary, kisah cinta itu selesai juga. Entah baik-baik atau tidak, tapi yang jelas Wahyuni dan Sudario harus mati-matian menghapus semua foto di Facebook. Status yang tadinya in a relationship pun berubah perlahan-lahan, mulai dari it’s complicated hingga menjadi single. Status mantan pacar itu lahir juga.
Memang, di balik semua kisah putus cinta, termasuk milik Wahyuni dan Sudario, ada harga jadi mantan pacar yang harus dibayar. Sering, kita hanya melihat dari sisi yang paling tampak: kehidupan media sosialnya. Saat mesra, upload foto barengan tiap dua menit sekali, eh giliran jadi mantan pacar, akunnya langsung bersih.
Tapiii, ternyata oh ternyata, ada emosi yang jauh lebih besar yang dirasakan mereka yang terlibat: penyesalan karena kesuksesan mantan pacar!
*jeng jeng jeng*
Sukses kuliah
Wahyuni dan Sudario adalah kisah nyata dengan nama samaran. Mereka masih SMA dan dimabuk asmara sampai tiba suatu hari Wahyuni merasa sudah “cukup” dengan Sudario.
“Kita putus aja,” menjadi kalimat paling mengejutkan yang diterima Sudario pagi itu. Entah apa dosanya; padahal dia udah pinter, baik pula. Tapi ternyata, itu semua tidak sanggup meluluhkan hati Wahyuni.
“Tapi kenapa, Wahyuni? Kamu kan tahu betapa aku mencintaimu! Ibaratnya, kalau malaikat diutus untuk menyampaikan wahyu, aku ini diutus untuk menjaga Wahyu…ni!”
Hadeeeeh, ternyata Sudario orangnya SRTM—alias Sok Romantis tapi Maksa. Yah, pantesan aja Wahyuni minta putussss.
Singkatnya, mereka akhirnya bubaran, jadi mantan pacar. Sudario yang sakit hati langsung mencurahkan pikirannya pada buku pelajaran dan bimbingan belajar. Ujung-ujungnya, Sudario menjadi satu-satunya orang di sekolah mereka yang menembus Jurusan Kedokteran di universitas negeri ternama!
“Aku nyesel rasanya. Dulu dia tuh nggak mencerminkan diri sebagai calon dokter, loh. Lah ini kok tiba-tiba kuliah masuk Kedokteran, padahal aku memang tertarik pengin punya pacar dokter. Gimana aku nggak nyesel???” begitu keluh Wahyuni kemudian soal si mantan pacar.
Sukses pekerjaan
Berbeda dengan Wahyuni, Arsita harus putus dengan Bejo, pacarnya, karena Bejo yang meminta. Hal ini tentu mengagetkan Arsita, terlebih karena ia sudah menyiapkan nama anak mereka kelak kalau sudah menikah, yaitu nama dengan inisial C, biar inisial mereka jadi A-B-C. Tapi, kenapa tiba-tiba kok malah mau putus???
“Yang paling nggak aku relakan dari putus ini adalah bahwa nanti dia suksesnya sama orang lain, padahal aku yang nemenin dari dulu,” tambah Arsita, sesenggrukan, saat mengaku pada kru Mojok Investigasi (uoppoo ikii???) setelah resmi jadi mantan pacarnya Bejo.
Ya, ya, kamu mungkin pernah merasakan jadi Arsita. Yang nyemangatin daftar kerja siapa, yang sok-sok ngajak memulai dari nol siapa, eeeh malah diputusin.
Sudahlah, kalau mau mulai dari nol mulu mah mending daftar aja jadi petugas SPBU, kaleeee.
Sukses menikah
Inilah tingkatan kesuksesan mantan pacar yang konon paling horor, terutama bagi mereka-mereka yang masih belum move on-move on banget.
“Dulu, si mantan pacar nggak keliatan ada bakat untuk jadi orang yang bertanggung jawab untuk menikah. Tapi, membayangkan dia datang dan bertemu dengan seorang bapak untuk meminta anak perempuannya, kok, ya bikin saya… nyesel,” tutur Hapsari, narasumber kami yang lain, yang baru saja menerima undangan pernikahan mantannya. Undangannya pop-up—ada foto mantannya yang nongol gitu sama calon istrinya—jadi si Hapsari nyeselnya kecampur sebel gara-gara kenorakan undangan itu.
Yhaaaa, jadi begitulah, mylov dan seluruh bucin (alias budak cinta) di dunia ini: putus cinta sesungguhnya bukan perkara menghapus foto dan status saja, tapi juga tentang menghapus harapan pada pihak yang dulu dicintai setengah mati.
Sialnya, itulah hal yang paling sulit dilakukan, baik ketika kita jadi pihak yang diputusin maupun mutusin, apalagi ketika mereka sudah berhasil menanamkan panah Aku-Lebih-Sukses-daripada-Kamu tepat di dada kita.
Kalau sudah begini, apakah kita harus membalas dengan menanamkan panah Aku-Lebih-Semlohai-daripada-Dia untuk mereka? Hmm?
BACA JUGA Putus Baik-Baik Tidak Lebih Baik Daripada Putus Tidak Baik-Baik dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.