Tasya Farasya dan Skincare Termahal yang Bikin Pori-Pori Kemiskinan Meronta

MOJOK.COTasya Farasya nge-review skincare termahal dan cukup berhasil bikin kaum misqueen semakin berusaha menerima kemisqueenannya.

Beberapa hari lalu, Tasya Farasya si beaty vlogger memberikan review soal produk skincare. Tapi, skincare yang di-review sama perempuan keturunan Arab yang terkenal dengan makeup bold-nya—atau disebut makeup menor oleh haters-nya—bukanlah skincare biasa. Produk ini disebut-sebut sebagai skincare termahal di dunia. Tak tanggung-tanggung, seluruh produk perawatan yang dibelinya itu, menghabiskan biaya mencapai Rp36 juta. Yak, Rp36 juta, Maemunah!

Awalnya, saya kira produk semahal ini memang sangat awet digunakannya. Setidaknya, bisa sampai 3 tahunanlah. Ternyata, saya salah. Produk semahal itu, hanya bisa digunakan 1 bulan saja. Alias 4 minggu doang. Tahu kalau harganya Rp36 juta saja, cukup bikin kaget. Terus, pas tahu produk perawatan ini cuma buat satu bulan aja, langsung pori-pori kemiskinan saya meronta-ronta. Ketika milk cleanser Viva saja, berusaha saya pergunakan dengan seawet-awetnya dalam tempo sepanjang-panjangnya.

Jadi, nama produk skincare-nya ini adalah Guerlain, Orchidee Imperiale Black La Cure the Treatment. Ya, sepanjang itu. Tapi nggak apa-apa, produk mahal mah bebasss. Nggak perlu berusaha terdengar simpel dan melekat di otak saat terdengar.

Sebetulnya, harga produk utamanya ini hanya (((hanya???) sekitar Rp20 juta. Tepatnya Rp21,8 juta. Tapi, setelah si Tasya ngulik-ngulik produknya, untuk cari tahu. Maka si orang yang ngejual ini, selayaknya marketing sebuah produk pada umumnya. Tentu saja, mengeluarkan kata-kata, “Kalau produk tersebut akan bekerja dengan lebih optimal jika dibarengi sama produk penunjangnya.”

Si Tasya Farasya yang memang punya jiwa penasaran tinggi soal produk kecantikan—atau justru karena bingung duitnya buat apa—langsung iya-iya aja. Nggak perlu ngitung-ngitung dulu dan mempertimbangkan keuangan mengingat cicilan lainnya. Apalagi ngitung pengeluarannya lewat kalkulator HP, seperti saya kalau lagi belanja bulanan ke supermarket. Jadinya, jeng-jeng-jeng, total belanjanya mencapai Rp36.145.000. Yak, hampir dua kali lipat, dan kayaknya Tasya juga nggak ada masalah apa-apa.

Saya sebetulnya nggak paham, buat apa sih, Tasya Farasya harus menggunakan produk tersebut selain karena penasaran? Soalnya, menurut saya, penasarannya Tasya ini sungguh eman-eman banget. Meskipun Tasya bilang ada perbedaan serta perubahan setelah menggunakan skincare termahal tersebut, tapi saya lihat kok nggak ada, ya?

Ya, begini, loh. Wajahnya Tasya Farasya itu pada dasarnya memang sudah cantik, mulus, dan kinclong. Mukanya sebelum pakai skincare tersebut dan sebelum cuci muka saja, sudah jadi life goals saya. Yang sayangnya, masih belum tercapai meskipun saya sudah berusaha menggunakan skincare Viva saya lebih banyak dari biasanya, keluar rumah pakai masker, berusaha nggak stress, nggak begadang, dan makan banyak sayur dan buah-buahan.

Lalu, pas Tasya nunjukin wajahnya yang sudah pakai skincare termahal itu, betul-betul nggak ada bedanya. Nggak mengubah kecantikannya sama sekali, meskipun sebulanan penuh sudah dioleh sama produk yang harga tonernya doang, cukup buat beli satu hape.

Kalau memang Tasya Farasya memiliki keingintahuan yang tinggi, kenapa kok nggak pinjem muka orang lain aja sebagai subyek eksperimennya? Misalnya, pinjem muka saya yang penuh dengan jerawat dan bekas-bekasnya ini. Bukankah, justru akan terlihat lebih nyata hasilnya? Foto before-after nya pun, dijamin jauh lebih menjual dan baik bagi promosi produk. Bukankan, begitu?

Atau kalau nggak gitu, tempat skincare bekasnya yang udah nggak dipakai itu, boleh deh dipaketin ke saya. Lumayan, bisa saya tambahin air mawar Viva untuk mendapatkan tetesan-tetesan sisanya. Siapa tahu, ngefek ke muka saya.

Menonton video Tasya Farasya tersebut, saya betul-betul can’t related. Selain karena produk-produk andalan saya masih sebatas Viva. Bagi saya, Aloe Vera-nya Nature Republik dengan ukuran segaban dan bisa dipakai buat orang serumah itu saja, harganya sudah cukup buat saya mikir-mikir kalau mau nongkrong di Upnormal. Apalagi ke KFC yang sekarang udah buka cabang di Jakal atas—lumayan deket kosan.

Bahkan untuk repurchase Nature Republic lagi aja, produknya masih bertahan di keranjang Shopee berbulan-bulan. Belum sanggup saya checkout-checkout. Saking betapa nganunya~

Saya kira, pasti orang-orang yang nonton juga merasa hal yang sama. Nggak bakalan ada yang mampu beli skincare dengan harga segitu. Eh, saya salah, dong. Ternyata, beberapa hari setelah review Tasya itu tayang di akun Youtube-nya. Si selebgram Rachel Vennya, dengan nggak punya tata kramanya, dia upload produk yang sama kayak Tasya dan bilang kalau keracunan Tasya Farasya.

Jadi, dia langsung beli skincare termahal tersebut. Nggak tanggung-tanggung. Langsung dua paket sekalian, Maemunah. Tiba-tiba, saya jadi punya cita-cita baru dalam hidup. Saya jadi pengin, suatu saat nanti, bisa update foto skincare termahal di Instastory dengan caption, “Sebel ih, keracunan Tasya Farasya.”

Ta… tapiii… kalau dihitung-hitung pakai UMK Jogja, butuh gaji 20 bulan penuh untuk bisa membelinya. Itu pun betul-betul gaji penuh, ya. Jadi, selama 20 bulan, nggak bisa ngeluarin duit buat makan, bayar kosan, beli pulsa internet, beli bensin motor, tergiur beli Buku Mojok yang ujug-ujug bikin promo, apalagi yang-yangan sama Mas Pacar di Upnormal.

Mungkin kalau saya memang berkesempatan untuk menggunakan produk skincare-nya Tasya Farasya ini, saya kayaknya nggak bakalan mau keluar rumah lagi, deh. Mohon maaf, saya betul-betul takut diculik. Gila apa, muka saya kan mahal, harganya Rp36 juta. Jauh lebih mahal dari motor, hape, ataupun laptop saya. Atau demi keamanan, pakai masker aja kalau berpergian? (((Lha terus, muka mulus dan mahalmu itu buat apa, kalau nggak dipamerin???)))

Oh iya, kalau produk ini nanti ada share in jar-nya. Kira-kira dijual berapaan, ya? Cuma tanya doang. Saya tetep nggak yakin kok, bakal sanggup beli~

Exit mobile version