Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tak Usah Sensi pada Remaja Alay, Masa Muda Justru Indah karena Penuh Kebodohan

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
17 Februari 2020
A A
ilustrasi Mendata Kata-kata Aneh Ciptaan Anak Muda. Ini Baru Gaul~ mojok.co

ilustrasi Mendata Kata-kata Aneh Ciptaan Anak Muda. Ini Baru Gaul~ mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menjadi tua tidak harus menjadi menyebalkan, melihat remaja alay tidak perlu dicaci. Namanya masa muda, emang isinya kebodohan demi kebodohan.

Waktu SMP kelas 3, kelas saya terletak di pojokan. Kelas yang lebih mirip gudang tersebut ruangnya begitu luas. Ruang yang luas, diisi dengan orang-orang turah tenagane, jadilah lapangan futsal dadakan. Bolanya pake sampah yang dibungkus plastik dan ditali pakai karet.

Karena terletak di pojokan, bolos adalah hal gampang. Kalau yang lain harus menyelinap, kelas saya tidak. Cukup jalan santai ke lantai satu, dan menunggu temen-temen cewek lempar tas dari atas. Saking seringnya, guru BK merasa perlu mengintai kami. Pernah pas kami lengah kami ketahuan guru BK di tengah prosesi menangkap tas.

Kegiatan bodoh yang saya lakukan saat itu kalau diingat-ingat itu bikin emosi juga. Kok bisa segoblok itu jaman dulu. Tapi menyenangkan juga, masa muda dipenuhi dengan adrenalin yang mengalir deras sering membuat saya melakukan keputusan bodoh yang sampai sekarang tidak pernah saya sesali. Seperti kebanyakan anak muda yang lain, saya pernah melalui masa menjadi remaja alay.

Namun semakin tua, saya menemukan bahwa sekeliling saya mengutuk tindakan anak muda alay tersebut. Mereka mengejek gaya rambut, mengejek gaya pacaran, mengejek tindakan yang dilakukan, seakan mereka terlahir ceprot langsung tua-dewasa-bijaksana.

Kalau saya disuruh jujur, keinginan saya dulu ya punya rambut macam Almarhum The Rev. Saya dulu juga pernah punya banyak kaos v-neck karena ngefans berat sama Asking Alexandria. Itu alay? Iya. Apakah saya tidak sadar itu alay? Lha gimana, saat itu menurut saya it looks good on me. Perkara lain nggak dipikirkan.

Ada ironi yang saya lihat belakangan. Alih-alih makin mengerti, makin dewasa yang kita lakukan adalah mengutuk tindakan anak muda yang sebenarnya pernah kita lakukan. Mungkin karena kita tahu bahwa itu salah, tapi kalau sebenarnya itu tidak membahayakan, kenapa kita harus mengutuk para remaja yang bertindak bodoh karena mereka menyukainya?

Bagi anak-anak remaja, hidup itu adalah bagaimana bersenang-senang. Survive bagi mereka adalah berhasil mengerjakan PR yang nggak masuk akal dan lolos dari guru killer. Kalau mereka mencari kesenangan lewat hal-hal bodoh itu ya wajar, orang hidup mereka masih di titik itu.

Kalau ada fenomena remaja alay yang kesebar di medsos macam lulus terus coret-coret baju, kalian yang tua-tua (dan mengaku tua padahal baru umur 22) langsung ngomong “kalian seneng banget nih coret-coret, belum tau rasanya skripsimu dicoret-coret,” seakan kalian paling tahu masalah hidup, Gusti Allah lewat pokoke. Ha mbok yo ben, orang mereka nggak tiap hari corat-coret, mereka merayakan sesuatu yang mereka capai. Mereka yang bahagia, kok kamu yang ngamuk-ngamuk?

Dalam mata kuliah Children’s Literature yang pernah saya ikuti, dosen saya berkata bahwa permasalahan dalam sastra anak adalah pandangan orang dewasa cenderung meremehkan kemampuan berpikir anak kecil. Mirip sama orang tua yang kalau debat sama anak muda, mulai bawa-bawa umur. Kalian yang menyebut remaja alay itu norak dan sebagainya itu ya kira-kira sama aja, kalian memandang rendah mereka hanya karena kalian pikir kalian udah (((banyak makan asam garam kehidupan))).

Kalian mau cerita tagihan, skripsi dicoret, UMR yang menyedihkan ke anak SMA sama kuliahan semester awal (1-2) ya nggak masuk ke kepala mereka. Menceritakan hal-hal menyedihkan yang ada pada kehidupan dewasa justru mematikan kesenangan mereka. Akan tiba masanya mereka menemukan itu pelan-pelan.

Memandang rendah kemampuan berpikir mereka hanya karena bertingkah alay itu fatal. Banyak orang yang lupa bahwa bertingkah bodoh dan bersenang-senang adalah salah satu coping mechanism dari rasa sakit yang mereka rasakan. Pada gerombolan remaja alay yang kalian maki, ada yang menangis tiap malam karena tidak tahu siapa orang tuanya, ada yang menangis karena ayahnya pulang-pulang mabuk, ada yang diam-diam menyimpan rasa sakit karena pelecehan yang ia terima.

Hanya karena kita menjadi menyebalkan gara-gara kehidupan dewasa yang mengerikan, bukan berarti kita berhak memandang rendah para remaja alay yang menikmati kebodohan tanpa beban. Ingat bahwa pada masa seumuran mereka, kegiatan bodoh yang menyenangkan itu menggelitik untuk dicoba.

Apakah menceritakan pengalaman memanjat tembok sekolah karena telat tapi ketahuan itu menyenangkan? Jelas. Tentu saja vibe yang diciptakan dari menceritakan kebodohan itu berbeda ketika menceritakan bagaimana kamu melibas ulangan Kimia. Kenangan akan kebodohan masa mudamu itu mewarnai hidupmu dengan berbagai warna. Bayangkan hidupmu begitu lempeng di masa muda, betapa menyebalkannya masa tuamu tidak memiliki sesuatu yang dikenang.

Iklan

Saya sarankan mulai dari sekarang, kurang-kurangi memandang anak-anak muda yang lagi senang-senangnya ngebucin dan bertingkah bodoh dengan sinis. Remaja alay itu masih berusaha mencari pijakan dalam hidupnya, nanti juga menghadapi tagihan tanpa kalian minta. Di hidup yang bajingan ini, kamu bisa membuat dunia terasa lebih baik dengan tidak melarang orang bersenang-senang.

*N.p. Sheila on 7 – Kisah Klasik untuk Masa Depan*

BACA JUGA 6 Cara Mendeteksi Cewek Bucin Secara Akurat dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2020 oleh

Tags: corat-coretremaja alaysastra anakumr
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Pameran buku anak termasuk komik. MOJOK.CO
Ragam

Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak

15 November 2025
Anak-anak ikut pameran sastra anak tahun 70an di Jogja. MOJOK.CO
Kilas

Pameran “Petak Umpet Sastra Anak” Mengumpulkan Orang Dewasa yang Rindu dengan Novel Anak Karya Penulis Indonesia

9 November 2025
UMR Jogja 2025 Sungguh Menyiksa, Fresh Graduate Stres MOJOK.CO
Esai

Fakta Penderitaan Fresh Graduate di Jogja: Harus Double Job Hanya Demi Bisa Hidup Layak dan Menabung Mengingat UMR Jogja 2025 Ini Terlalu Menyiksa

7 Oktober 2025
UMKM “Tumbal” Pemerintah Indonesia yang Nggak Becus Kerja MOJOK.CO
Esai

UMKM Tulang Punggung Ekonomi Adalah Jargon yang Bikin Saya Muak karena Menjadi Wujud Kegagalan Pemerintah Menyediakan Lapangan Kerja

6 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lupakan Garuda Indonesia, Pesawat Terbaik Adalah Susi Air MOJOK.CO

Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air

10 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
korupsi bikin buruh menderita. MOJOK.CO

Korupsi, Pangkal Penderitaan Buruh dan Penghambat Penciptaan Lapangan Kerja

9 Desember 2025
Warung Jayengan Pak Tris di Solo. MOJOK.CO

Sempat Dihina karena Teruskan Usaha Warung Mie Nyemek Milik Almarhum Bapak, Kini Bisa Hasilkan Cuan 5 Kali Lipat UMK Solo

10 Desember 2025
UB Kampus Liar, UGM Ajari Mahasiswa Gak Omong Kosong MOJOK.CO

Pengalaman Saya Menjadi Mahasiswa yang Jago Bertahan Hidup di UB, lalu Tiba-tiba Menjadi Pintar ketika Kuliah di UGM

9 Desember 2025
pencuri buku.MOJOK.CO

Siasat Kelompok Pencuri Buku di Jogja: Robin Hood atau Krimininal?

9 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.