Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Standar Moral Level Dasar ketika Menghubungi Orang, Tolong Camkan!

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
8 Agustus 2020
0
A A
Standar Moral Level Dasar ketika Menghubungi Orang, Tolong Camkan!

Standar Moral Level Dasar ketika Menghubungi Orang, Tolong Camkan!

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebaiknya kamu segera menerapkan standar moral menghubungi orang dari level paling dasar, karena tanpa hal ini praktik berkomunikasimu berarti kacrut banget.

Waktu jadi mahasiswa, kita suka kesal dengan peraturan aneh-aneh dari kampus yang saat akan WhatsApp ke dosen aja harus sesuai template, kayak zaman orba aja. Mulai salam, perkenalan, menyebutkan jurusan, sampai aturan tambahan soal kalimatnya yang nggak boleh sok asik.

Awalnya sih sebal, tapi lama-lama kamu bakal menyadari bahwa standar moral dalam menghubungi orang itu perlu banget. Selain buat menghormati lawan bicara, juga biar kehadiran kita nggak dianggap sebagai benalu yang sedang berusaha mengobrak-abrik privasi orang lain. Makanya Mylov, coba kamu perhatikan standar moral level dasar berikut.

Standar moral menghubungi orang #1 Kalau belum kenal, ya mbok perkenalkan diri yang bener

Bukannya orang-orang bermaksud gila hormat, tapi kadang kala dihubungi orang yang tidak dikenal itu bikin ketar-ketir. Biar nggak disuuzan-in mending segera perkenalkan diri jika kamu baru pertama menghubungi seseorang. Lagian apa susahnya woy menyebutkan nama. Kalau salah sambung, orang yang kamu hubungi juga bakal langsung tahu. Efektif dan lebih hemat waktu.

Padahal itu basic dalam berkomunikasi lewat chat/sms/wa loh. “Selamat siang/pagi/malam, maaf mengganggu perkenalkan saya…, saya mendapatkan nomor anda dari…., saya ingin bertanya….”
Harusnya sudah jadi template sekalipun ingin pdkt, ya harus punya attitude

— ? (@penguinbabeee) August 6, 2020

Standar moral menghubungi orang #2 Jelaskan kamu dapat nomor dari siapa, emangnya mau disangka penipu yang lagi ngacak nomor?

Limas belas tahun yang lalu, bisa jadi ngacak nomor itu kegiatan edgy. Pertama kali orang-orang kaget sama teknologi sms-an dan kesempat buat menjaring kenalan sama orang asing. Mirip sama vibes Omegle gitu lah. Siapa tahu jodoh, ya kan?

Sayangnya kalau hal ini nekat kamu lakukan sekarang mohon maaf Anda norak sekali, Yorobun. Bukan cuma norak ding, nggak sopan juga kalau tiba-tiba random chat minta kenalan. Hadeeeh, mbok minimal perkenalkan diri dan bilang dapat nomor dari siapa gitu biar asal usulmu jelas.

Standar moral menghubungi orang #3 Please, jangan mengucapkan hai dan menyapa tanpa menyampaikan pertanyaan. Lau pikir cek ombak?

Saya sampai capek banget kalau ada orang cuma chat dengan kalimat, “Hai, Mbak.” Padahal saya nggak kenal sama sekali. Lalu berharap saya balas apa sih? Menyapa dan menyampaikan maksud secara langsung kan lebih enak, ini standar moral menghubungi orang yang benar-benar basic loh.

Setidaknya katakan begini.

“Hai, Mbak. Aku Ajeng dapat nomor dari Mas Seno. Mbak saya boleh wawancara?”

Nah! Begitu kan jelas. Selanjutnya orang yang kamu hubungi tinggal menanyakan wawancaranya seputar apa, dalam rangka apa, dst. dst..

Kecuali kalau itu dari pacar, dia chat cuma titik doang pun saya paham itu tandanya kangen. Tapi kalau kamu nggak akrab, jarang komunikasi, bahkan sama sekali nggak kenal ya mohon maaf. Siapa juga yang pengin ngebales. Nggak semua orang nganggur banget buat meladeni chat macam itu.

Standar moral menghubungi orang #4 Basa-basinya nggak usah kelamaan, nanti basi beneran

Nggak semua orang punya waktu seselow Muslim dan Rispo yang sempat-sempatnya eksperimen menempelkan Dustin di tembok pakai lakban. Ada orang-orang yang sibuknya minta ampun sampai balas chat pun nggak diprioritaskan lagi. Jadi ketika kamu menghubungi orang, segera sampaikan maksud dan tujuan. Jangan sampai kamu dikira cuma mau ngajak ngobrol nggak penting.

Kalaupun alasannya buat PDKT, ya katakan sejujurnya kalau kamu pengin mengenal lebih dekat. Masa gitu aja nggak berani. Lagian kalau udah berbalas chat segera ajak ketemuan lah bukannya basa-basi sampai kedaluwarsa.

Standar moral menghubungi orang #5 Perhatikan waktu, bahkan online shop aja ada jam buka

Mentang-mentang layanan internet bisa kapan saja dan di mana saja jangan lantas menggampangkan soal waktu yang tepat menghubungi orang. Menghubungi di jam dan hari kerja adalah standar moral paling dasar kalau yang ingin kamu bicarakan seputar pekerjaan dan diluar urusan personal.

Sementara kalau kamu ingin menghubungi seseorang dengan alasan personal, hubungi mereka di jam dan hari senggang di luar pekerjaan biar nggak mengganggu aktivitas. Jangan juga di waktu yang random banget, tiba-tiba chat kawan pukul 3 pagi cuma buat tanya perihal ikan cupang. Nggak lucu sumpah.

Standar moral menghubungi orang #6 Kalau mau ngasih nomor ke orang, baiknya minta izin sama si empunya nomor

Ini standar moral kesopanan yang penting sih karena nggak hanya melibatkan kamu dan orang yang kamu hubungi. Tapi ada juga pihak ketiga yang kamu mintai nomor. nnBagi sebagian orang nomor adalah privasi yang nggak untuk disebarluaskan. Jika memang ada kolega atau kawan yang kebetulan minta kontak seseorang, alangkah baiknya kalau kamu minta izin ke orang yang bersangkutan. Tujuannya biar si orang itu nggak kaget saat dihubungi sekaligus meminimalisir kesalahpahaman akan urusan yang kalian jalani.

Standar moral menghubungi orang #7 Tiba-tiba telepon di jam sibuk? Mohon maaf, emangnya telepon kabel?

Entah kenapa telepon adalah aktivitas yang cukup intim belakangan. Bisa jadi, kalau nggak penting-penting amat seseorang nggak akan memilih opsi telepon. Bahkan sama teman pun kalau nggak kangen-kangen amat juga nggak telepon kok, chat saja sudah cukup.

Kalau dirasa kamu harus telepon, bisa kali chat dulu dengan bilang, “Eh, boleh aku telepon nggak 5 menit lagi. Ataukah kamu lagi sibuk?”

Tindakan ini juga meminimalisir kesalahpahaman ketika orang yang kamu hubungi terpaksa menolak panggilan karena lagi di jalan atau di tengah meeting dadakan.

Kalau standar moral level dasar begini sudah kamu kuasai, tenanglah, urusanmu juga bakal dimudahkan. Saling menghargai aja lah, jangan main slonong boi walau cuma urusan chat.

BACA JUGA atau 5 Fungsi ‘Hahaha’ dan ‘Wkwkwk’ di Akhir Kalimat saat Bikin Status atau Chat artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2020 oleh

Tags: etika whatsappmedia sosial
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
pemilih pemula mojok.co
Kotak Suara

Survei CSIS: Pemilih Pemula Manfaatkan Medsos sebagai Sumber Informasi

6 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dekranasda Jawa Tengah bahu-membahu dampingi UMKM agar tembus pasar internasional MOJOK.CO

Bahu-membahu Dampingi UMKM Jawa Tengah agar Tembus Pasar Internasional

9 Juli 2025
Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
mahasiswa muak dengan KKN Kebangsaan. MOJOK.CO

Peliknya Program KKN Kebangsaan yang Dianggap Nggak Memberikan Solusi, Malah bikin Beban untuk Warga

9 Juli 2025
Sekolah Kedinasan Disuapi Anggaran 104 Triliun. Negara Gila! MOJOK.CO

Bukti Indonesia Udah Gila: Sekolah Kedinasan Dapat Anggaran 104 Triliun, ketika Sekolah Formal dengan 62 Juta Pelajar Cuma Dapat Nasi Bungkus

9 Juli 2025
Pertama kali membuat SIM C di kantor Satpas demi patuhi aturan, berujung kapok karena kegalakan petugas MOJOK.CO

Pertama Kali Ngurus SIM di Satpas: Nanya Sopan Malah Digalaki dan Dibiarkan Ruwet Sendiri, “Praktik Kotor” Tersaji di Depan Mata

3 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.