MOJOK.CO – Kamu boleh idealis dan say no to daftar PNS. Tapi, lama-lama realitas dunia kerja mencengangkan juga.
Setahu saya ada dua jenis anak muda dalam memandang dunia kerja. Mereka yang ambisius mengejar karier plus keuangan dan mereka yang kerja pokoknya pengin nyaman sambil bersenang-senang. Anak muda jenis pertama umumnya aktif cari-cari info loker, jadi kutu loncat dari satu kantor ke kantor lain, dan daftar PNS. Biasanya tipe ini agak menyebalkan saking semangatnya mengejar hal-hal duniawi. Sedangkan jenis kedua biasanya kerja di sektor kreatif, nggak mau diatur, dan males daftar PNS. Hidup mereka enak, tapi kadang terlalu santai dan males mikir.
Tentu dua jenis anak muda di atas hanyalah gambaran yang tidak saklek. Kadang kala jenis pertama punya idealisme untuk nggak mau diatur juga, jenis kedua suatu saat bisa tertampar dengan kenyataan dan menyerah akan idealismenya sendiri. Tapi, keduanya akan bertemu pada sebuah realitas mencengangkan soal dunia kerja.
Jujur aja saya bisa jadi masuk jenis anak muda yang kedua. Saya bukan orang yang terlalu ambisius buat cari uang dan mengejar karier cemerlang. Pokoknya cari kerja yang oke, gaji cukup untuk biaya hidup dan bersenang-senang, dan tentu saja pekerjaannya sesuai dengan hobi. Begitu saja sudah tenang, nggak perlu buka-buka info loker.
Tapi, orang-orang kayak saya kayaknya udah mulai lelah buat menerapkan idealisme macam ini. Kawan-kawan yang bekerja jadi kuda pecut korporat perusahaan besar sudah kelelahan menjalani hidup. Mereka yang berangkat pagi pulang malam, cari uang banyak tapi tidak sempat menikmatinya, akhirnya dapat hidayah untuk daftar PNS.
Jadi PNS memang perjalanan yang nggak mudah, bahkan kalau mau naik pangkat dan golongan PNS, ada step-step yang perlu dilakukan. Nggak semudah kerja bagus dan dapat promosi di kantor. Belum lagi, PNS adalah abdi negara. Iya abdi negara, negara yang begini ini lah. Kadang saya juga mbatin, duh masa sih mau mengabdi sama negara yang pejabatnya badut-badut, rakyatnya suka nggak manut. Kan males, yak.
Daftar PNS saja prosesnya pusing, nggak semudah mengirimkan CV dan portofolio lalu tinggal kirim surel ke HR perusahaan. Perlu bikin SKCK, SKB, belum lagi jika instansinya meminta sertifikat test TOEFL, surat lamaran, foto berlatar belakang sesuai tahun lahir, dsb. dsb.. Benar-benar upaya menyulitkan diri di tengah zaman serbamudah ini.
Sayangnya mau seribet apa pun daftar PNS, peminatnya masih bejibun dari Sabang sampai Merauke. Keribetan ini tidak lebih melelahkan dari kenyataan hidup bekerja sebagai budak korporat. Gaji PNS memang nggak seberapa juga. Jika dibandingkan kerja di perusahaan swasta sukses dengan gaji yang selalu berjenjang, gaji PNS mah cuma sekutil. Tapi-tapi-tapi… menjadi PNS bagi sebagian orang nggak lebih stres daripada kerja jadi budak korporat.
Menjadi @PNS_Ababil memang belum tentu jadi yg paling bahagia, tapi udah pasti jadi yang lebih bahagia.#mentalhelt pic.twitter.com/xoO3iMihkX
— Komandan Kompi (@robi_zamzam) August 6, 2021
Logikanya begini, kerja jadi budak korporat, gaji besar, teman gaul, bisa ngasih makan idealisme dan gaya hidup, tapi kerja siang malam kayak kuda pecut, perlahan bisa menyiksa mental. Rasanya apa yang kita kerjakan selalu melelahkan, tapi semua yang kita lakukan adalah buat perusahaan. Mereka memberikan konversi keberhasilan perusahaan berupa gaji dan insentif. Kita cuma perlu kerja, kerja, kerja, lama-lama tipes. Sayangnya kalau kita meninggal, perusahaan tinggal cari karyawan baru, keluarga kita yang sedih. Padahal selama ini, cuma sedikit waktu istirahat yang bisa kita habiskan bareng keluarga. Duh, pait.
Saya sih belum pernah berhasil daftar PNS dan diterima, tapi dari kesaksian banyak orang, jadi PNS memang nggak lebih sibuk dari perusahaan swasta yang ngasih kerja nggak masuk akal. Lama-lama, semakin masuk akal kenapa begitu banyak orang pengin jadi PNS meski gaji PNS nggak sedahsyat itu. Selain menginginkan hidup lebih waras, mereka juga berhak tenang dengan dana pensiun dan tunjangan masa tua.
Bagaimanapun daftar PNS atau nggak adalah pilihan. Jika kamu adalah pekerja swasta dan perusahaanmu semakin nggak masuk akal dalam memberi beban kerja, lebih baik lepaskan saja. Lakukan yang terbaik buat kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kalau bisa kesehatan keuangan. Jika ketiganya nggak bisa diseimbangkan, pilihlah pekerjaan yang paling tidak membuatmu menderita. Kebahagiaan adalah koentji. Namaste~
BACA JUGA Menghitung Gaji PNS Terbaru beserta Tunjangannya yang Bermacam-macam dan artikel lainnya di POJOKAN.