MOJOK.CO – Sandal hotel konon tidak sopan jika dikenakan di luar kamar. Etika semacam ini sulit diterima bahkan oleh seorang Justin Bieber.
“Wisatawan mah bebas.” seorang kawan saya berseloroh saat mengenakan sandal hotel yang tipis untuk jalan-jalan ke luar area penginapan. Kali ini ia bahkan memakainya untuk makan, nongkrong, dan berkegiatan jauh dari penginapan. Alasannya, ia malas pakai sepatu dan pengin pakai yang praktis-praktis saja.
Saya paham betul dengan alasannya. Bepergian jarak jauh membuat saya malas memasukkan sandal jepit ke dalam tas ransel atau koper. Pertimbangannya, banyak barang yang lebih penting untuk dibawa dan banyak ruang yang harus disisakan untuk oleh-oleh. Sedangkan langsung mengenakan sandal jepit ketika bepergian tampak tak elok. Tentu saya pribadi lebih suka pakai sepatu.
Jadilah si sandal jepit pilihan yang ke sekian untuk dibawa, seringnya, ia akhirnya ditinggal.
Pakai sandal hotel untuk jalan-jalan seolah-olah sudah jadi kebiasaan. Walau kebanyakan hotel memberikan sandal sekali pakai yang nggak nyaman blas, nyatanya benda ini cukup berguna untuk dijadikan alas kaki. Saya akui, saya juga sering pakai benda ini di luar kamar. Sekadar buat sarapan, buat jalan-jalan ke pinggir kolam, atau santuy di balkon.
Hingga akhirnya saya sadari bahwa mengenakan sandal hotel ke luar kamar saja sudah dianggap tak sopan. Di negara-negara seperti Amerika dan Eropa, sikap kayak gini dibilang norak banget plus nggak ada etika. Kayak orang-orang yang baru pernah check in hotel aja.
Suatu hari di tahun 2018, Justin Bieber sering kedapatan pakai slippers hotel alias sandal selop putih yang solnya tipis. Cosmopolitan mengkritik hal ini dan mengatakan bahwa apa yang dikenakan Justin Bieber tidak layak disebut fashion.
Alas kaki yang tampak kayak sandal hotel itu mungkin bagian dari marketing Justin Bieber dalam merancang brand fashion besutannya, yaitu Drew. Dengan menggunakan kaus oblong, celana kolor, dan dandanan crazy rich bangun tidur, sandal hotel memang cocok banget dikenakan Mas Bibir.
Tak lama kemudian, produk sandal hotel rancangan Justin Bieber yang solnya tipis, warnanya putih, dan berlogo emoji smile warna kuning, dirilis dengan harga murah meriah. Tak butuh waktu lama, sandal ini laris manis. Konon harganya di bawah Rp100 ribu. Namanya juga sandal hotel~
Produk ini dapat kritikan dari banyak orang. Dibilang nggak fashionable, sol tipisnya berbahaya, dan cenderung tidak sopan karena tampilannya kayak alas kaki gratisan habis staycation. Tapi, Mas Bibir cuek. Di situs Drew tertulis dengan jelas tentang gambaran produk, “Pakailah seolah-olah kamu tidak peduli. Bersantailah.” Dengan kata lain, Justin Bieber bodo amat soal fashion dan etika pakai sandal hotel.
Masalahnya begini, kita bukan Justin Bieber. Bukan seseorang yang bakal dapat pemakluman ketika pakai sandal hotel sambil jalan-jalan. Bukan pula crazy rich yang pakai kaus bolong-bolong auranya tetap uang. Walau dalam hati kecil saya pro gaya Justin Bieber yang tidak peduli dan bodo amat itu, kadang-kadang saya mikir juga.
Seorang tamu di Hilton Tokyo Bay Jepang pernah diusir dari ruangan makan main buffet hanya karena pakai sandal hotel. Ia menulis protesnya di Tripadvisor dan sempat viral. Netizen justru mengkritiknya balik sebab etikanya sandal hotel memang tak patut dipakai di luar kamar.
Pertama, hotel slippers tidak dirancang untuk melindungi alas kaki dari berbagai medan tak terduga di luar kamar hotel. Tau sendiri lah, kadang ada homestay yang ngasih sandal setipis kertas dan nggak nyaman banget. Kedua, jika dikenakan di luar, alas kaki itu akan menyerap banyak kotoran dan jika setelahnya dipakai di kamar, kotorannya bakal menyebar. Ketiga, tamu bisa dianggap nggak punya etika menginap.
Sayangnya di antara ketiga alasan itu, belum ada yang benar-benar kuat untuk membuat saya dan sebagian orang lainnya goyah. Rasanya, pakai sandal hotel di luar kamar tetap tidak masalah asal nggak kotor-kotoran, nggak petakilan, dan mengenakannya secara wajar. Tapi, ya sudah, kalau ke hotel bintang lima atau ke hotel di luar negeri, saya manut saja sebab masalah etika itu sulit sekali didebat.
BACA JUGA Kisah Rumah yang Nyempil Sendirian di Halaman Hotel Hyatt Jogja dan artikel lainnya di POJOKAN.