Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Berkat Sensasi, Saipul Jamil yang Kita Kenal Adalah Korban, Bukan Pelaku Pencabulan

Adalah sensasi, mamaksa kita mengingat Saipul Jamil sebagai korban. Sebagai orang baik yang dizalimi. Bukan sebagai pelaku pencabulan.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
4 September 2021
0
A A
child grooming mojok.co

Ilustrasi Mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Setelah hampir lima tahun mendekam di penjara, Saipul Jamil akhirnya bebas. Kebebasan mantan napi pencabulan itu disambut meriah. Sepertinya, media-media di Indonesia sudah merindukan terpaan exposure dari salah satu artis kontroversial tersebut.

Kebebasan Saipul Jamil diatur dengan skenario yang sungguh dramatis. Dia keluar dari penjara mengenakan kaos putih. Warna putih melambangkan “kesucian”. Pintar sekali. Di bagian dada kaos, terlihat secuplik kalimat yang kalau tidak tertutup kalungan bungan, mungkin bertuliskan “Saipul Jamil Official”. Cerdik sekali.

Media pasti berlomba-lomba mendapatkan angle terbaik untuk menangkap momen kebebasan ini. Salah satunya dari arah depan. Jadi, sablon “Saipul Jamil Official” akan terlihat. Kok ya “kebetulan”, nama akun YouTube resmi Bang Ipul adalah “Saipul Jamil Official”. Normal apabila manajemen menyiapkan (dan menggenjot) subscriber dan views akun itu. Maklum, persiapan kalau aksi boikot Bang Ipul sukses dan stasiun televisi menjauh. Kanal YouTube bakal jadi ujung tombak.

Oya, soal kalungan bunga. Menurut saya, manajemen Saipul Jamil perlu naik gaji. Cerdik sekali. Dengan pakai kaos putih, kalungan bunga warna-warni akan dapat background yang pas. Warna merah dari kalungan bunga jadi lebih mencolok. Memudahkan fotografer untuk membidik dan mengambil foto.

Kalungan bunga sendiri sering dipakai sebagai sambutan kepada tamu kehormatan. Kepada dia yang dianggap sebagai representasi kebahagiaan seluruh manusia. Setelah dikalungi bunga, Saipul Jamil diarak dengan mobil kap terbuka. Dua tangannya yang terkepal diangkat ke udara dengan keyakinan diri maksimal. Seakan-akan Saipul Jamil baru saja memenangi medali emas Olimpiade.

Saipul Jamil “dipermak” seakan-akan baru saja melewati peperangan paling keji yang pernah terjadi. Seperti baru keluar dari penderitaan panjang mendekam di balik jeruji besi selama hampir lima tahun. Tim mereka seakan-akan sudah mengantisipasi datangnya sebuah pertanyaan yang khas:

“Bang Ipul trauma nggak?”

Hehehe… klasik.

Bang Ipul kayaknya sudah menunggu pertanyaan itu. Dia menjawab dengan begitu diplomatis. Berikut jawabannya seperti dikutip voi.id:

“Ya, pasti trauma. Jadi buat teman-teman, hati-hati. Bijaklah dan selalu waspada. Kita tidak tahu di mana ada musuh. Bisa jadi teman dianggap baik tapi ternyata dia musuh kita. Tapi ya sudahlah. Yang penting kita ikhlas.”

Kalimat ini disusun dengan sangat baik. Silakan manajemen dan fans Saipul Jamil menampik. Namun, jika membaca kalimat itu baik-baik, Bang Ipul sedang memosisikan dirinya sebagai korban.

Bagian “bijaklah dan selalu waspada”, “Bisa jadi teman dianggap baik tapi ternyata dia musuh kita”, dan “ikhlas” ini cerdik sekali. Sebuah kalimat yang memperkuat pernyataan kakak Bang Ipul yang diucapkan pada 25 Agustus 2021, bunyinya: “Soal masalah ini, dia juga nggak bakalan dendam pada siapa pun dan pihak mana pun.”

Sebuah prosesi yang cerdik sekali…

Dari pernyataan hingga tampilan setelah keluar dari penjara, publik Indonesia yang daya ingatnya sependek kolor celana dalam ini dipaksa mengingat Bang Ipul sebagai korban, bukan pelaku pencabulan.

Bagian “tidak dendam” itu seperti bagian penutup bahwa Saipul Jamil adalah korban. Ya mana mungkin pelaku kejahatan malah dendam kepada korbannya. Harusnya DS, korban pencabulan Saipul Jamil yang menaruh dendam. Apalagi setelah keluar dari penjara, Bang Ipul akan disambut dunia gemerlap dengan segala potensinya, sementara kita tidak tahu bagaimana penderitaan DS. Kita “dipaksa” melupakan bahwa di sini, ada manusia yang sebetulnya korban tapi tidak akan mendapatkan perhatian publik.

Semua berkat sensasi….

Bagi kita semua yang bekerja di media, sensasi sama dengan momentum. Sensasi itu seperti bunga. Ada kalanya gugur, ada kalanya mekar. Ketika mekar sepenuhya, pewarta dan pemirsa akan mengagumi bunga itu sepanjang hari. Memotretnya dengan sudut terbaik, menggambarnya dengan kuas dan tinta termahal. Pokoknya, tidak ada yang ingin ketinggalan menikmati sensasi. Kalau sudah gugur, “bunga” itu tidak lagi menarik.

Trans TV Official bergerak begitu cepat untuk menangkap sensasi itu. Video Saipul Jamil yang naik di kanal YouTube mereka diberi judul: “Masyaallah, ini kisah pilu….” Masih ada video kedua, ketika Saipul Jamil bertemu Inul Daratista. Kedua video ini mendulang lebih dari 500 ribu penonton.

Sensasi itu pula yang membuat manajemen Bang Ipul bekerja cepat menyiapkan banyak konten. Mulai dari album yang bekerja sama dengan MSI Record, kontrak bintang tamu sudah diteken, dan tentu saja sebuah kanal YouTube yang sudah disiapkan.

Berbagai konten yang disiapkan itu tentunya akan mempotret Saipul Jamil sebagai “orang baik”, mungkin sebagai “korban”. Kesan tertindas mungkin juga akan dimunculkan setelah netizen merisak kolom komentar YouTube resmi manajemen mereka.

Media memanfaat ini semua demi exposure. Mungkin, media hanya akan menyediakan kanal yang sempit saja untuk korkan pencabulan Saipul Jamil. Mungkin, hanya sedikit media yang enggan menaikkan konten Bang Ipul dengan sudut pandang yang “lebih jujur”, tentang trauma healing, misalnya.

Korban kekerasan seksual, baik itu laki-laki maupun perempuan, justru lebih sering disudutkan. Mereka mendapat intimidasi, dicap sebagai sampah masyarakat. Dianggap tidak punya budi pekerti. Dianggap boleh untuk dirisak dan dihinakan.

Korban kekerasan seksual yang terjadi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), misalnya. Laporannya ke polisi tidak ditindaklanjuti. Polisi baru merespons ketika masalah itu meledak dan tuntutan publik semakin kuat.

Kini, DS, korban Saipul Jamil, juga mendapat represi dari pemilihan kata dan susunan kalimat. Ketika Saipul Jamil menggunakan istilah “awas musuh”, artinya dia memosisikan dirinya sebagai korban dari musuh, sedangkan DS adalah penjahatnya.

Istilah “Bang Ipul tidak dendam”, menyiratkan Bang Ipul adalah korban ketidakadilan, sementara DS adalah penyebab sengsara artis dangdut kesayangan kita semua. Ini semua adalah represi. Namun, kita tidak akan pernah mengingatnya.

Adalah sensasi, mamaksa kita mengingat Saipul Jamil sebagai korban. Sebagai orang baik yang dizalimi. Bukan sebagai pelaku pencabulan.

BACA JUGA Isu Kekerasan Seksual Makin Banyak Itu Justru ‘Bagus’ Dong dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2021 oleh

Tags: Bang Ipuldangdutkekerasan seksualpancabulanSaipul Jamilsensasi
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO
Mendalam

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO
Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

11 Februari 2025
Soal Kekerasan Seksual di ISI Jogja.MOJOK.CC
Mendalam

Dugaan Dosen Cabul Berkeliaran di ISI Yogyakarta, Bertahun-tahun Lecehkan Para Mahasiswi hingga Trauma  

24 Agustus 2024
Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah MOJOK.CO
Esai

Penonton Dangdut Koplo dan Fans Guyon Waton & NDX Dianggap SDM Rendah, Tukang Kisruh, dan Tukang Rusak Festival

2 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sri 'Itut' Hastuti melatih dengan hati. MOJOK.CO

Sri Hastuti, Pelatih Sepak Bola Putri yang Melatih dengan Hati

17 Juni 2025
Penyesalan mahasiswa biarkan kuliah berantakan dan tinggal skripsi hingga DO gara-gara putus cinta. Kecewakan ibu karena susah cari kerja MOJOK.CO

Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja

19 Juni 2025
Pertandingan sepak bola putri di Jogja dalam laga MLSC. MOJOK.CO

Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari

19 Juni 2025
naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.