Perempuan Punya Teman Lelaki Itu Wajar, tapi Laki-laki Nggak Boleh Punya Teman Perempuan

3 Hal yang sulit dipahami: Politik, politik, dan perempuan.

Perempuan Punya Teman Lelaki Itu Wajar, tapi Laki-laki Nggak Boleh Punya Teman Perempuan MOJOK.CO

Perempuan Punya Teman Lelaki Itu Wajar, tapi Laki-laki Nggak Boleh Punya Teman Perempuan MOJOK.CO

MOJOK.CO Walau saya perempuan dan Botol laki-laki, kami cuma temenan kok. Suwer!

Ada tiga hal yang nggak begitu saya pahami di dunia ini. Pertama, politik. Kedua, politik. Ketiga, hubungan persahabatan laki-laki dan perempuan yang dianggap berlebihan.

Jadi, awal mulanya, saya punya pacar. Kami sudah jalan kira-kira dua tahun. Untung bukan “jalan” yang literally “jalan kaki”. Bisa tugel kaki saya buat jalan kaki dua tahun. #oke #ini #garing

Kami pacaran dari SMA, tapi sekarang kuliah di kota yang berbeda. Saya dengar, Jogja adalah kota yang menyenangkan. Tadinya saya kira inilah yang jadi alasan kenapa dia jarang pulang ke Bandung, kota kelahiran kami berdua. Tapi, ternyata, setelah saya buka-buka tab aktivitas following di Instagram saya, dia ketahuan nge-love foto teman-teman perempuan.

Saya nggak tahu apa yang salah sama saya sampai-sampai dia lebih milih nge-love foto perempuan lain, yang ternyata adalah teman sekelasnya itu dibandingkan saya. Apalagi, foto-foto perempuan ini kurang ber-value tinggi. Apa coba maksudnya foto selfie sambil pasang caption kutipan novel Tere Liye? Pantesan aja Tere Liye marah-marah. Da abdi mah ngedukung we lah!

Saya merasa sebal, saya nggak suka. Saya sontak kzl tapi males ngehubungin dia duluan. Karena saya kesepian dan butuh curhat, jelas saya butuh seseorang. Pilihan pun jatuh kepada sahabat saya, namanya Botol. Iya, dia cowok, tapi santai aja, saya nggak akan macem-macem!

Saya dan Botol sudah kenal sejak SMA, sama seperti pacar saya. Gosip-gosipnya, Botol sempet suka sama saya, tapi langsung saya konfirmasi. Saya bilang, “Kita berdua kan sahabatan, kok bisa-bisanya ada gosip kayak gitu, ya.” Lalu, saya jadian sama pacar saya. Meskipun begitu, Botol tetap kelihatan bahagia, tuh. Agak lama kemudian, Botol toh punya teman perempuan lain, yag akhirnya jadi pacar juga.

Setiap kali saya punya masalah, saya sering dateng ke Botol. Lha wong pacar saya jauh di kota orang. Saya suka curhat sampai nangis-nangis. Karena nangis, pipi saya basah. Karena Botol baik, dia pun biasanya akan mengambilkan tisu dan mengusapkannya di pipi saya. Karena nangis pula, saya jadi pusing. Karena Botol baik, biasanya dia mempersilakan saya menyender sebentar di bahunya.

Ah, pokoknya, kalau sama Botol mah saya udah friendship goals banget.

Saya bilang sama Botol bahwa saya nggak suka pacar saya keliatan intens sama temen ceweknya di Instagram. Kalau sekarang dia nge-love foto mereka, siapa yang bisa jamin suatu hari dia nggak bakal nge-love mereka beneran? Membayangkannya saja saya sakit, Botol! jerit saya.

Bagi saya, pacar saya itu harus dipantau.

Dia, kan, laki-laki! Kata banyak orang, laki-laki itu gampang suka sama cewek. Wah, ini nggak bisa dibiarkan. Gimana nanti kalau ada yang lebih baik dari saya? Bisa-bisa, saya ditinggalin.

Saya nggak suka pikiran-pikiran ini.

Atau, gimana kalau tanpa saya tahu, ternyata pacar saya punya sahabat dekat perempuan? Ih, saya juga nggak suka gagasan itu. Kadang-kadang, perempuan itu deket-deket sama cowok karena sebenernya naksir tapi sok-sok nggak sadar. Apalagi, kalau pacar saya suka curhat-curhat sama si cewek itu. Saya nggak mau itu terjadi, Botol! jerit saya lagi.

Tunggu, sebentar, apa katamu? Bagaimana dengan saya dan Botol? Bagaimana dengan pacarnya Botol?

Kan tadi sudah saya bilang: saya sama Botol itu udah friendship goals banget. Saya tahulah Botol kayak apa, jadi nggak mungkin dia aneh-aneh sama saya. Pacarnya Botol juga harusnya santai we lah, kan saya juga cuma curhat aja. Pokoknya, sayalah yang paling tersakiti di sini dan harus dimaklumi. Plus, yang justru harus dicurigai itu perempuan yang fotonya di-love sama pacar saya.

Itu!

BACA JUGA 5 Menu Diet DIY Simple dan Praktis yang Bisa Kamu Contek dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Exit mobile version