Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kamu Pengin Pindah Negara, Hanya karena Muak sama Indonesia?

Audian Laili oleh Audian Laili
26 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Banyak orang yang pindah negara karena menganggap jadi bule di negara orang lebih enak daripada jadi pribumi di negara sendiri.

Beberapa waktu lalu, saya sedang berada di sebuah tempat makan sendirian. Di meja depan saya, sedang duduk 4 orang perempuan yang sepertinya sudah lama tidak bertemu. Selayaknya orang-orang yang jarang bertemu, maka banyak yang mereka obrolkan. Baik tentang pekerjaan, hubungan asmara, ghibah tentang teman lain yang tak datang, hingga mengenai rencana masa depan. Ketika membahas tentang rencana masa depan ini, dua orang di antara mereka mengungkapkan dengan sangat yakin bahwa mereka berniat untuk pindah negara dan pergi dari Indonesia.

Mendengar rencana mereka tersebut, sebetulnya saya tidak terlalu kaget. Tetapi, saya tidak menyangka jika saya merasa sakit hati mendengarnya—oke, saya saja yang terlalu sensitif. Apalagi ketika diceritakan alasannya…

…kalau mereka tidak lagi tahan dengan pemerintahan yang semrawut, KKN di sana-sini, muak dengan masalah toleransi dan sok ngurusi pilihan orang lain yang tiada henti muncul di berbagai lini, serta sudah terlalu lelah menghadapi komentar-komentar tak masuk akal yang membuat kehidupan terasa tambah menyesakkan.

Tentu saja keadaan ini berbanding terbalik dengan perkiraan kita tentang kehidupan di luar negeri yang jauh lebih tertata, lebih dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam kehidupan. Nggak ada yang sok ngurusi kehidupan masing-masing. Orang-orangnya lebih menghargai waktu. Serta punya pikiran yang lebih terbuka dan bisa memberikan kebebasan seseorang untuk memilih jalan hidupnya masing-masing. Ini memang tidak sepenuhnya salah, tapi bisa jadi juga tak sepenuhnya benar.

Pasalnya, negara-negara maju yang kita anggap dapat memberikan kenyamanan dan keamanan, nyatanya juga tidak betul-betul seperti itu. Misalnya, di Amerika, dalam pemerintahan Trump sekarang, ada beberapa kebijakannya yang justru mempersulit imigran mendapatkan kesejahteraan. Belum lagi, banyak sekolah di sana menjadi tempat tindak kriminal, seperti kasus penembakan.

Negara Inggris dan Australia yang kelihatan nyaman itu, juga menjadi negara yang cukup rasis, terutama pada imigran yang berasal dari India. Sementara Jepang, meski mereka punya budaya yang menarik dan terlihat nyaman ditinggali, pada kenyataannya, juga tetap punya risiko yang mengintai, yakni bencana gempa dan tsunami yang lebih sering terjadi daripada Indonesia.

Jadi, yakin nih, dengan pergi dan menghindar, betul-betul dapat membuat hidup kita lebih tenang? Apa iya, dengan pindah negara dan hidup di negara lain, tidak ada masalah apa pun? Apa betul, di luar sana bakal semenyenangkan seperti yang kita kira? Jangan-jangan kita memang sedang terjebak ilusi tentang sisi baiknya sebuah negara dalam merawat warga negaranya, tapi belum tahu bagaimana bobroknya keadaan di sana.

Hanya karena sepengetahuan kita sebuah negara memiliki perekonomian baik, maka dapat serta merta kita anggap betul-betul dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh warga negaranya. Atau hanya karena sebuah negara memiliki aturan yang tegas dan disiplin, sudah pasti ia berhasil membuat kita nyaman hidup di tanahnya.

Bukankah di mana pun kita berada, maka akan selalu ada masalah dan tantangan yang mengikuti? Nyatanya, senyaman-nyamannya sebuah tempat, toh, ia tidak bakal betul-betul menjadi sempurna. Haqqul yaqin, mereka tentu menyimpan ketidaknyamannya masing-masing. Yang sayangnya, saat ini belum kita ketahui.

Lagian ya, beneran yakin nih, mau pindah negara hanya karena sudah muak dengan segala masalah yang ada? Fyi aja, tinggal di negara lain pun juga belum tentu terbebas dari masalah. Malah bisa jadi masalah yang muncul lebih ribet dari yang kita kira. Udah punya masalah, eh, masalahnya pakai bahasa asing pula. Ribet, kan?

Jangan-jangan, banyak orang Indonesia yang pengin pindah negara, lantaran mental inlander kita yang masih saja melekat. Kita terlalu menganggap bahwa semua bule memiliki pemikiran yang keren dan maju. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa memperlakukan bule dengan lebih terhormat dibandingkan kaum sebangsa sendiri. Oleh karena itu, kita pengin pindah negara, lalu tinggal di luar negeri, dan menjadi bule. Tentu saja, sebuah keinginan luhur supaya kita juga menjadi sosok yang punya ‘nilai guna’ lebih. Lantas, juga diperlakukan lebih terhormat kalau nanti main-main ke Indonesia.

Fyi aja, hidup di Indonesia sebetulnya juga nggak jelek-jelek amat, kok. Kita punya cuaca yang lebih bersahabat sehingga nggak perlu ribet-ribet menghadapi empat musim dengan suhu yang sungguh ekstrem. Kita punya budaya yang kental dengan kekeluargaan dan kebersamaan jadi nggak bakal membuat kita kesepian. Hingga, kita bisa makan Indomie dengan harga murah, maupun makan tempe sepuas-puasnya. Apa iya, dengan pindah negara, kita bakal merasakan anugerah sederhana semacam ini?

Ah, tapi hidup memang sekadar perkara sawang sinawang, sih. Kita merasa hidup kita saat ini tidak enak, karena kita telah membandingkannya dengan hidup orang lain yang kelihatannya enak. Padahal mah, ya, memang betul-betul enak. Eh.

Terakhir diperbarui pada 15 September 2020 oleh

Tags: BuleIndonesiapindah negaraPribumi
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

kerja sama indonesia prancis.MOJOK.CO
Sosial

Indonesia-Prancis Teken Kerja Sama Perfilman di Candi Borobudur, Angin Segar Industri Sinema Tanah Air

29 Mei 2025
Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?
Video

Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?

26 Maret 2025
bti, petani, tani.MOJOK.CO
Ragam

Rumus “3S-4J-4H” Wajib Dijalankan Pemerintah Kalau Mau Petani di Indonesia Maju

28 Januari 2025
Irfan Afifi: Orang Jawa Punya Skill Berpura-pura sehingga Cocok dalam Berpolitik
Video

Irfan Afifi: Orang Jawa Punya Skill Berpura-pura sehingga Cocok dalam Berpolitik

8 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.