MOJOK.CO – Masih banyak masyarakat yang menganggap kejahatan seksual begal payudara sebagai kejahatan yang receh dan tidak serius.
Tiap kali melihat video pelaku pelecehan seksual kepergok sedang melakukan aksinya lalu dihajar beramai-ramai oleh khalayak, selalu saja timbul kebahagiaan dalam diri saya. Yah, saya akui, saya jahat dalam hal ini. Entah ini karena naluri bar-bar saya, atau memang karena ada kebencian yang mendalam terhadap perilaku kejahatan genre ini. Yang jelas, bagi saya, para pelaku kejahatan jenis ini memang layak mendapatkan apa yang oleh anggota grup Info Cegatan Jogja disebut sebagai “salam olahraga”.
Nah, itu pula yang terjadi saat menonton video pelaku pelecehan seksual begal payudara terhadap seorang pesepeda di Kemayoran yang sedang “diospek” beramai-ramai oleh para pengguna jalan atas aksinya itu.
Betapa menyenangkannya melihat pelaku pelecehan seksual begal payudara itu tertangkap massa, kemudian ditoyor ramai-ramai oleh orang-orang, termasuk oleh sang korban. Satisfying sekali. Apalagi saat ada seorang warga yang dengan cekatannya memasukkan motor pelaku ke selokan. Ini seperti memuaskan dahaga saya akan video-video instan karma yang sering saya tonton di Youtube.
Video pengejaran pelaku begal payudara di Kemayoran itu memang viral beberapa waktu yang lalu. Banyak kawan yang membagikannya di media sosial.
Seorang pengendara bermotor dikejar oleh pengendara mobil di Jl. Benyamin Sueb Kemayoran Jakarta, 23 Mei 2021.
Pria tersebut dikejar pengendara mobil karena diduga melakukan aksi pelecehan seksual yaitu begal payudara terhadap wanita yang sedang berolah raga sepeda. pic.twitter.com/Xw3ZLVBGfn
— dewasanation (@dewasanation) May 24, 2021
Sayangnya, selain membuat saya merasa puas, video tersebut pada kenyataannya juga membuat saya menjadi gemas dan jengkel. Maklum saja, dalam video tersebut, walau sudah dihajar begitu rupa, pelaku seperti tidak menunjukkan raut muka penyesalan. Ia, kepada orang-orang yang berusaha menangkapnya, justru menantang untuk melaporkan dirinya ke polisi.
“Silakan matiin saya, panggil polisi silakan,” kata di pelaku dengan pasang tampang muka songong.
Kasus yang belakangan ditangani oleh Polres Metro Jakarta Pusat itu semakin bikin emosi sebab aksi pembegalan payudara tersebut ternyata bukan yang pertama bagi pelaku.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Teuku Arsya Khadaffi mengatakan bahwa pelaku mengaku sudah melakukan aksi begal payudara ini untuk ketiga kalinya.
“Dia mengakui telah tiga kali melakukan perbuatan tersebut. Yang pertama di Jakarta Pusat kemarin, dua kali di wilayah Jakarta Barat,” terang Arsya seperti dikutip dari Antara.
Yang lebih bikin jengkel lagi adalah masih adanya respons dari masyarakat yang menganggap enteng kasus ini. berdasarkan cerita yang dituturkan oleh salah seorang yang ikut mengejar si pelaku, saat si pelaku begal payudara tertangkap, seorang pengendara kemudian berhenti dan menanyakan apa yang terjadi.
“Kenapa itu, Mbak? Jambret?”
“Begal payudara, Pak.”
“Oalah, cuma begal payudara, kirain jambret.”
Dis! “Cuma” ? pic.twitter.com/xEZLFqacf5
— AREA JULID (@AREAJULID) May 24, 2021
Bayangkan, begal payudara dianggap sebagai “cuma”, ia dianggap kasus yang enteng yang tampak tiada layak untuk dibesar-besarkan.
Banyak orang menganggap bahwa pelecehan seksual dalam bentuk pembegalan payudara bukanlah kejahatan yang serius dan bahkan dianggap lebih receh ketimbang penjambretan “hanya” karena tidak ada “sesuatu” yang diambil.
Padahal, aksi pelecehan seksual seperti pembegalan payudara adalah kejahatan yang serius, sangat serius, malahan. Trauma yang didapatkan oleh korban kerap jauh lebih dahsyat yang lebih panjang ketimbang pencopetan atau penjambretan.
Di beberapa kota besar, kejahatan begal payudara ini memang sedang sangat marak. Motifnya beraneka ragam, dari sekadar iseng sampai dorongan hasrat seksual. Targetnya pun bervariasi, dari pesepeda, sampai perempuan yang sedang berjalan di jalanan yang sepi.
Banyaknya kasus yang muncul dan terekspos di media sosial sedikit banyak memang membuat masyarakat mulai aware terhadap seriusnya kasus pelecehan seksual ini. Walau tentu saja, masih banyak yang menganggapnya enteng belaka.
Nah, dalam rangka itulah, video-video pelaku yang dikeroyok dan ditoyor oleh massa menjadi amat penting untuk disebarkan. Selain mampu memberikan sensasi puas, juga membuat banyak orang semakin sadar bahwa pelecehan seksual bukan perkara yang ringan. Perkara yang saking seriusnya sampai pelakunya layak untuk disentil bijinya dan digampar ramai-ramai.
Ingat, olahraga itu bikin badan sehat dan kuat. Maka, marilah kita memasyarakatkan olahraga melalui “salam olahraga” apalagi kepada pelaku begal payudara yang kelihatannya jarang berolahraga.
BACA JUGA Betapa Dahsyatnya Kalau Ganjar Pranowo Berpasangan dengan AHY dan Maju di Pilpres 2024 dan artikel AGUS MULYADI lainnya.