MOJOK.CO – Daripada memproduksi satu lagi (atau lebih) manusia yang hobinya berbohong, perempuan ini lebih memilih batal nikah setelah memberi soal matematika.
Kebohongan memang menyebalkan dan berbau busuk—lama-lama bakal ketahuan. Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh seorang pengantin wanita dari Rasoolabad, sebuah desa di Kanpus, Uttar Pradesh, India bagian timur.
Perempuan ini, sebut saja bernama Phool (bahasa India untuk kata “bunga”), baru saja batal nikah setelah membongkar sebuah kebohongan dari calon suaminya—sebut saja bernama Jhootha (bahasa India untuk kata “bohong”)—lewat sebuah pertanyaan yang tidak biasa: soal matematika sederhana.
Di acara pernikahan yang mestinya sakral dan penuh suasana romantis, Phool melempar sebuah pertanyaan pada Jhootha,
“Berapa hasil dari 15 + 6?”
Alih-alih menjawab “21”, Jhootha yang malang ini malah menjawab “17”. Tadinya, saat membaca berita aslinya sampai di bagian ini, saya berpikir keras: bagaimana kalau sebenarnya Jhootha hanya sedang bercanda dan ingin menggoda Phool dengan menjawab “17”??? Bagaimana kalau sebenarnya Jhootha adalah orang yang humornya receh dan bermaksud melanjutkan kalimatnya dengan ucapan semacam “Eh, itu sih umurku, ya. Hahahaha!”???
Tapi dugaan saya langsung ambyar seketika setelah membaca paragraf selanjutnya. Ternyata, keragu-raguan Phool muncul karena memang Jhootha benar-benar bermaksud menjawab “17”, tanpa menyisipkan tujuan bercanda atau pura-pura bego biar selamat.
Phool dan Jhootha bertemu hari itu sebagai calon pengantin pria dan wanita karena sebuah perjodohan. Seolah-olah tak ingin dicurangi, Phool memulai rencana pernikahan dengan soal matematika sederhana. Tapi siapa sangka, ke-random-an Phool justru membuatnya batal nikah dan “menyelamatkannya” hari itu.
Meski banyak penelitian yang telah mengonfirmasi bahwa kecerdasan anak menurun dari gen ibunya (yang berarti seharusnya Phool-lah yang diberi pertanyaan oleh Jhootha, bukan sebaliknya!), ketidakmampuan Jhootha menjawab pertanyaan ini pantas saja membuat Phool ragu hingga akhirnya mundur teratur dan memilih batal nikah. Pasalnya, salah satu “warisan” ayah untuk anaknya kelak adalah berupa…
…gangguan mental dan kepribadian.
Setelah pertanyaan “15 + 6” tadi dilontarkan, keluarga Phool langsung berang karena keluarga Jhootha tidak jujur sejak awal mengenai tingkat pendidikannya. Dan, asal tahu saja, berbohong yang terlalu sering ternyata bisa jadi merupakan ciri-ciri adanya gangguan mental atau kepribadian. Hiii~
Daripada memproduksi satu lagi (atau lebih) manusia yang hobinya berbohong, Phool lebih memilih batal nikah dan menyelamatkan dirinya bersama sel-sel telur di dalam tubuhnya.
Sungguh sebuah aksi yang berani. Coba kalau para penyintas perilaku ghosting seberani ini semua—Planet Bumi ini kelak bakal selesai dari permasalahan asmara dengan orang-orang jahat yang punya gangguan kepribadian dan cuma hobi jadi PHP.
BACA JUGA 5 Topik Obrolan yang Lebih Berbobot daripada Ngata-ngatain Orang yang Belum Nikah atau tulisan Aprilia Kumala lainnya.