Panduan Singkat Hadapi Golongan Darah B yang Nggak Sabaran

MOJOK.CO Di Jepang, golongan darah A disebut well-organized, golongan darah O optimistis, golongan darah AB eksentrik, eeeeh golongan darah B malah disebut egois!

Sebagai golongan darah ketiga terbanyak di dunia, golongan darah B nyatanya berhasil menjadi golongan darah dengan jumlah “pemeluk” yang paling mendominasi di kawasan Asia. Bagi sebagian dari kita, hal ini mungkin bukan merupakan informasi yang penting-penting amat, tapi bagi manusia berdarah B, informasi ini diperlukan karena mereka adalah orang yang kalau-kepo-bisa-jadi-orang-paling-nyebelin-sedunia.

Di Jepang dan Korea Selatan, golongan darah memegang peran penting dalam penentuan karakter seseorang, khususnya dalam dunia kerja. Masing-masing golongan darah bahkan punya sifat menonjolnya sendiri-sendiri, dan—untuk kamu ketahui—golongan darah B dianggap paling jelek dan sering di-bully.

Ya gimana coba: golongan darah A disebut well-organized, golongan darah O optimistis, golongan darah AB eksentrik, eeeeh golongan darah B malah disebut egois atau, dalam bahasa Jepang, jikochū!!!

[!!!!!!!!!!11!!!1!!!!]

Konon, menurut pembagian karakter, kaum golongan darah B adalah orang-orang yang suka penasaran terhadap sesuatu (in a good way), tapi mudah kehilangan ketertarikan secara tiba-tiba. Ke-moody-an yang levelnya sampai langit ketujuh ini menjadikan si darah B dianggap sebagai manusia paling nggak jelas sedunia, nggak bertanggung jawab,, dan—tentu saja—egois.

Tapi, yah, ngapain juga kita ikut marah-marah? Lah wong nyatanya golongan darah B emang se-mangkeli itu, kok!!!!!1!!!1!!!

Sebagai orang-orang yang dianggap menjadi “akarnya” aktivitas nomaden dari satu tempat ke tempat lain (merujuk pada sifat moody-nya yang luar biasa), rasa-rasanya manusia-manusia golongan darah B memang perlu membuat sebuah panduan khusus berisi cara-cara untuk menghadapi diri mereka sendiri, deh. Kenapa begitu?

Ya tentu saja agar kita semua bisa hidup dengan tentram, damai, dan sejahtera, lah! Gils aja kita harus menebak-nebak sendiri apa yang harus kita lakukan kepada orang-orang berdarah B yang dasarnya susah ditebak!

Berangkat dari urgensi inilah, sebuah panduan singkat benar-benar dirilis oleh Mojok Institute Cabang Penerawangan Golongan Darah. Tulisan ini dibuat semata-mata untuk melindungi diri kita dari segala konflik dan masalah yang muncul dengan orang-orang golongan darah B yang terkenal dengan ke-terserah-gue-annya.

*JENG JENG JENG*

Pertama, sabar.

Ya, ya, ya, langkah pertama ini adalah kunci untuk segala ke-mumet-an yang bakal muncul di kemudian hari. Jika dibandingkan dengan golongan darah lain, golongan darah B memang termasuk yang paling maksimal menguji kesabaran kita.

Sering melihat manusia berdarah B tampil rapi dan bersih? Bersyukurlah—atau justru; bertanya-tanyalah. Tunggu sampai kamu mengenalnya lebih jauh, maka kamu akan mengerti maksud saya.

Golongan darah B, mengejutkannya, adalah kelompok manusia-manusia yang tidak terlalu memprioritaskan keteraturan barang-barang miliknya dan kebersihan dirinya sendiri. Sampai di sini, bisa dipastikan bahwa ia mungkin nggak akan nyambung-nyambung amat kalau diajak ngobrol soal Tidying Up with Marie Kondo yang lagi happening itu. Bahkan, manusia berdarah B ini kayaknya kuat-kuat saja kalau harus nggak mandi seminggu dan nggak beres-beres kamar sebulan. Yakin saya!

Tapi, yah, sekali lagi—sabar. Kalau kamu adalah tipe orang yang teratur dan rapi, jangan lantas marah-marah melihat kelakuan si B. Cukup pukpuk dan gemes-gemesin dia aja sambil ajarin cara melipat baju yang baik dan benar. Hehehe.

Kedua, sabar (lagi).

Golongan darah ini, selain erat kaitannya dengan ketidakteraturan akhlak diri sendiri, juga berhubungan dengan kebiasaannya yang (terlalu) ekspresif. Mau dia aslinya cerewet dari lahir atau tampak seperti pendiam mulanya, satu hal yang pasti dan tidak terelakkan: ia bisa jadi manusia paling blak-blakan yang pernah kamu temui.

[!!!!!!!!!!11!!!1!!!!]

Karena kejujurannya ini (CIEEEE KEJUJURAN), pemilik darah B sering kali tidak peduli apakah kata-kata dan tindakannya menyakiti orang lain atau tidak. Ia tidak akan peduli apakah kebenciannya kepada mantan atau musuhnya tampak berlebihan—yang penting mereka merasa semua orang harus tahu keburukan orang-orang yang dibencinya.

Ia juga tidak akan peduli apakah seseorang mungkin bakal merasa sedih akibat keputusannya untuk melakukan hal baru, seperti mulai berpacaran, pindah kuliah setelah jalan dua semester, atau tetap makan ayam geprek walau sudah divonis dokter untuk tak lagi memakan makanan pedas seumur hidup.

Yang penting bagi B adalah: ia menyukai sesuatu dan ia akan mempertahankannya mati-matian, walau itu harus membuatnya tampak keras kepala kayak manusia berzodiak Taurus.

Ya, Saudara-saudara, meski B dikenal sebagai orang yang moody dan mudah bosan, ia tidak akan main-main pada hobinya sendiri, atau bahkan orang-orang yang dicintainya.

CIEEEEEE~

Ketiga, sabar (terus).

Kalau dipikir-pikir, ungkapan jikochū alias egois yang disematkan pada orang berdarah B ada benarnya juga. Ha gimana: mereka suka ijik-ijik marah-marah sendiri, tapi suka cuek kalau dirinya sedang menjadi sumber masalah.

Tapiiiiii, lebih menyebalkan lagi, meski suka cuek dan kurang peka pada lingkungan sekitar, ia justru paling tidak suka dicuekin orang, apalagi orang-orang terdekatnya!!! Kalau dicuekin, dia bakal marah-marah sendiri dan semuanya terjadi dalam circle yang itu-itu saja: dicuekin-marah-nggak peka-marah-dicuekin-marah!!!

Haaaah, ra mashook!!!1!!!1!!!

Selain itu, golongan darah B adalah tipe yang dilahirkan ke dunia ini tanpa ketertarikan khusus pada alat penunjuk jam atau pada konsep waktu itu sendiri. Sedikit tips, kalau janjian bertemu dengan anak berdarah B, nggak perlulah kamu bilang, “Nanti kita ketemu habis waktu magrib, ya!” Kenapa?

Ya karena, bagi manusia berdarah B, “habis magrib” itu bisa berarti jam berapa saja, baik jam 7 malam, jam 9, jam 10, atau bahkan jam 11—padahal yang kamu maksud adalah jam 6.30 malam.

[!!!!!!!!!!11!!!1!!!!]

Jangankan menggunakan penunjuk waktu yang abstrak—lah wong janjian dengan mengucapkan waktu yang jelas (“Nanti ketemu jam 5, ya.”) saja sering berakhir dengan keterlambatan beliau-beliau itu, kok. Kalau kamu beruntung, kamu bisa, lah, nge-download satu film Korea selagi menunggu si golongan darah B datang ke tempat janjianmu.

Hadeeeeh, mangkeli banget emang!

Tapi, kalau sampai di sini kamu masih bertanya-tanya kenapa kita harus sabar melulu menghadapi golongan darah B, inilah jawabannya:

…manusia bergolongan darah B adalah manusia paling nggak sabaran di dunia dan butuh penyeimbang yang tepat. Eaaa~

Exit mobile version