MOJOK.CO – Kita layak heran dengan selera orang-orang yang betah nonton film di TikTok. Sudah makin absurd saja dunia ini.
Bodo amat dengan segala progres dan optimisme media sosial akan tatanan baru yang ditawarkan aplikasi TikTok. Yang saya tahu, nonton film di TikTok itu udah aneh banget. Kebiasaan ini muncul akibat betapa nyamannya netizen TikTok scrolling dan kreator konten semakin bersaing. Perubahan ini benar-benar bikin saya seolah berada di salah satu episode Black Mirror.
Meskipun begitu, saya pernah jadi salah seorang netizen yang tidak sengaja nyantol nonton film lewat FYP TikTok. Saya bahkan benar-benar nggak ingat judul film yang saya “tonton” di TikTok ketika itu. Tapi, yang jelas, film itu adalah film Bollywood dengan drama yang ruwet. Saya terpancing dengan bagaimana narator konten film tersebut mengatakan bahwa seseorang bisa dibunuh dengan kadar sianida yang terdapat pada biji apel. Dan, adegan meracuni seseorang dengan jus biji apel itu memang ada di film meskipun cukup mustahil.
Ya, setelah saya ulik tentang fakta ini, manusia bisa benar-benar keracunan sianida sampai mokat kalau mengonsumsi sekitar 83-500 biji apel… sekaligus. Di situlah saya sadar bahwa saya sungguh korban clickbait yang polos.
Saya yakin saya bukanlah satu-satunya. Masih banyak netizen nganggur nan gabut kayak saya yang scrolling TikTok sambil rebahan. Sekali dua kali slide, eh, nemu juga film-film underrated yang diceritakan kembali. Penganut antispoiler pasti pusing betul melihat fenomena ini.
Awalnya saya nggak begitu terganggu. Sampai suatu ketika, di Twitter, seseorang telah mengaku, “Oh, aku udah pernah nonton film ini di TikTok.” Ia mengatakan hal ini seolah TikTok benar-benar menayangkan seluruh adegan dalam film dan si penonton dapat cinema experience. Aduh!
Pertama. Nonton film di TikTok jelas jauh berbeda dengan menonton film langsung selama sekitar dua jam. Kita jelas nggak bisa melihat adegan-adegan yang disajikan pembuat film. Tidak ada pengalaman sakral menghayati tiap babak demi babak yang dibangun menjadi konflik dan dirampungkan lewat ending. Meskipun kamu bukan sinefil-sinefil gila muvi, saya yakin kamu paham betul perihal ini.
Kedua. Nonton film di TikTok sebenarnya sama saja kayak ngobrol sama kawanmu yang habis nonton film bagus lalu kamu penasaran dan pengin tahu langsung kelanjutannya. Kemudian kamu meminta kawanmu menyelesaikan ceritanya sampai akhir karena telanjur ngebet sama ending-nya. Kamu nggak sabar dan merasa apa yang kamu butuhkan hanyalah cerita. Bisa jadi, kamu adalah orang yang nyaman dengan dongeng yang dulu sering diceritakan orang tuamu. Orang tuamu yang baca buku dongeng, kamu yang mendengarkan dan berimajinasi. Ini aktivitas bocah. Mirip dengan bagaimana seseorang disuapi makanan. Kalau makan sendiri nggak doyan aja pokoknya.
Ketiga. Apa yang kamu dengar saat nonton film di TikTok sebenarnya hanyalah interpretasi orang lain terhadap suatu tayangan. Jika film adalah pesan, kamu yang nonton film di TikTok mendapatkan pesan bukan dari penuturnya langsung. Banyak sekali hal yang mungkin salah dipersepsikan sehingga membuatmu salah paham dan keliru. Maka, saya berani bilang kalau kamu nonton film Inglourious Basterds di TikTok, kamu nggak bisa mengaku bahwa kamu pernah nonton Inglourious Basterds. Beda dong mendengar “pesan” dari penuturnya langsung dengan mendengar pesan dari orang lain. Bedaaa.
Sayangnya, aktivitas nonton film di TikTok ini juga lemah jika dituduhkan sebagai upaya pembajakan konten. Lha wong namanya juga menceritakan kembali. Kecuali jika si kreator konten terlalu banyak memuat visual yang memang tidak boleh ditayangkan. Ngomongin pembajakan film di Indonesia juga ujung-ujungnya akses LayarKaca21, memang susah rasanya. Lagian, apalah arti copyright di TikTok. Ingat, ini media sosial yang isinya orang-orang saling mereka ulang jokes dan konsep konten orang lain, mana saling pakai sound orang lain. TikTok Las Vegas, Bos.
Netizen zaman sekarang juga udah sibuk. Bayangkan saja mereka disodorkan dengan berbagai tayangan dan informasi yang tiada henti. Mantengin war di Twitter, ngatain selebgram blunder, menghujat orang yang menghujat Indonesia, nyimak postingan orang bijak di Facebook, bikin Instagram Story, catch up sama tren jogetan baru di TikTok, belum lagi nontonin story WhatsApp dan buka-buka marketplace. Sibuk banget pokoknya. Meskipun nggak dibayar, tapi yang jelas sibuk.
Nggak heran, netizen itu memang nggak punya waktu buat nonton film yang panjangnya berjam-jam. Makanya, nonton film di TikTok adalah solusi. Lebih cepat, lebih singkat, dan bisa ngaku-ngaku “udah nonton”. Cara ngasih makan FOMO dengan praktis.
Hadeeeh… mengcapek, Hyung.
BACA JUGA Ramenya TikTok Sekarang Menandakan Bowo Alpenliebe Datang dari Masa Depan atau artikel lainnya di POJOKAN.