ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Komentar di Video YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia Dimatikan dan Banyak Dislike-nya. Kenapa Sih?

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
10 Agustus 2021
0
A A
ilustrasi Semua Komentar di Video YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia Dimatikan dan Banyak Dislike-nya. Kenapa Sih? mojok.co

ilustrasi Semua Komentar di Video YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia Dimatikan dan Banyak Dislike-nya. Kenapa Sih? mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Coba cek sendiri deh, komentar di YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia dimatikan, mana banyak dislike-nya. Sungguh misteri duniawi yang seram.

Akibat gabut dan nggak ada kerjaan, saya dapat ilham buat nonton ulang tayangan di kanal Teletubbies Bahasa Indonesia. Emang terlalu acak perbuatan saya yang satu ini. Tapi, keisengan ini membawa saya pada sebuah rasa penasaran luar biasa: Kenapa semua komentar videonya dimatikan dan dislike-nya banyak sih?

Memang terasa nggak penting. Namun, mengingat Teletubbies adalah The Beatlesnya anak-anak dan tayangan yang paling banyak teori konspirasinya, ini jadi hal yang cukup membagongkan. Apalagi, pada zamannya, tayangan ini sangat populer di kalangan bocah dan sampai sekarang figurnya masih jadi hiasan buat odong-odong. Nah, kali ini saya bakal ceritain deh perjalanan saya menelusuri misteri ini sampai nemu jawaban masuk akalnya.

Jadi, saya sempat berkunjung ke medsos tanya-jawab sebelah untuk menelusuri misteri yang baru saya temukan ini. Ternyata ada juga orang yang kayak saya, penasaran kenapa di kanal YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia komentarnya selalu dimatikan dan ndilalah dislike-nya juga lumayan. Beberapa orang yakin bahwa ini terjadi akibat orang-orang Indonesia masih percaya mitos konspirasi yang mengatakan bahwa simbol di kepala Teletubbies itu kalau digabungkan jadi simbol satanik, ini ada hubungannya sama konspirasi wahyudi (saya nggak mau nyebut Yahudi, nanti dituduh aneh-aneh). Ada juga yang yakin kalau simbol di kepala Tinky Winky, Dispy, dan Po digabung bakal membentuk simbol Deathly Hallow dari serial Harry Potter yang konon banyak ajaran mistiknya itu. Sedangkan simbol di kepala Lala mirip kayak tanda petir di jidatnya Harry Potter.

Oke, andai kamu pencinta teori konspirasi, silakan percaya sama alasan-alasan itu. Siapa tahu memang banyak orang Indonesia yang punya niatan kasih komentar jelek di kanal YouTube Teletubbies Bahasa Indonesia dan menghubung-hubungkan simbol di kepala bocah-bocah Teletubbies sebagai simbol satanik. Menggabungkan hal yang lucu dengan hal menyeramkan memang selalu jadi dongeng yang amat seru, too good to be true, tapi kita percaya aja.

Kamu mungkin pernah dengar juga gosip tentang bayi matahari di tayangan Teletubbies yang sebenarnya adalah setan. Dia menerangi bocah-bocah dan memengaruhi mereka dengan cahaya satanik. Teori ini muncul dari asumsi orang-orang yang mengaku melihat sosok setan di setiap opening, bayi matahari itu awalnya memang ngakak dengan wajah imut. Namun, sesaat sebelum sinar bayi matahari “menyebar” atau “meledak”, tampak visual yang aneh, kayak wajah setan. Ah, masa sih? Coba perhatikan sendiri deh.

Agak seram memang. Apalagi sepat beredar foto-foto behind the scene Teletubbies yang kata orang seram. Sosok imut, gembul, nan menggemaskan yang bergoyang-goyang itu ternyata hanya kostum yang dikenakan oleh orang dewasa bertubuh tinggi besar. Nggak sesuai sama bayangan visual penonton yang mengira Teletubbies itu mungil.

Di antara hipotesis di atas, kita bakal mudah banget percaya bahwa memang ada alasan satanik lain di balik komentar video di kanal Teletubbies Bahasa Indonesia yang dimatikan. Sayangnya, sabar dulu, Kawan. Perjalanan kita buat menelusuri misteri ini belum selesai. Masih ada perasaan mengganjal yang saya rasakan nih. Jangan gampang uas sama jawaban konspirasi macam itu lah~

Setelah menyelami Palung Mariana yang cukup dalam. Akhirnya saya ketemu jawaban yang cukup masuk akal meskipun ini nggak bikin kamu senang. Pada awal 2019, pihak otoritas YouTube memutuskan untuk mematikan komentar di berbagai tayangan anak yang umumnya untuk audiens di bawah 13 tahun. Hal ini diputuskan menyusul ditemukannya jaringan pedofilia yang berbagi video anak-anak menggunakan platform YouTube. Jaringan pedofilia ini kerap menuliskan komentar dan memberikan timestamp yang menampilkan unsur-unsur pedofilia. YouTube pun nggak bisa menolerir segala hal yang berhubungan dengan pedofilia dan kekerasan seksual sehingga beberapa tayangan anak-anak tidak bisa dikomentari. Bisa jadi, kanal Teletubbies Bahasa Indonesia sepakat dengan apa yang diputuskan YouTube, makanya kolom komentarnya juga dimatikan.

Meskipun alasan soal pedofilia baru sekadar asumsi yang nggak secara langsung dijawab oleh pihak kanal Teletubbies Bahasa Indonesia, sejauh ini, alasan tersebut adalah yang paling masuk akal. Buat melegakan rasa penasaranmu, nih, Teletubbies bahasa Yunani juga mematikan kolom komentar mereka kok.

Mau cari yang bahasa Arab, bahasa Thailand, bahasa Prancis? Sama aja. Mereka juga punya jumlah dislike yang banyak. Soal ini, saya menduga mungkin bocah-bocah yang nonton asal pencet simbol jempol yang sebenarnya mereka nggak tahu itu apa.

BACA JUGA Pencak Silat yang Membuat Jokowi dan Prabowo Berpelukan Bagai Teletubbies dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2021 oleh

Tags: acara televisinostalgiarekomendasi tontonantayangan anak-anakteletubbies
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Tak Cuma Untuk Belanja, Circle K Juga Jadi Penolong Orang-Orang Kere di Tanggal Tua.MOJOK.CO
Catatan

Tak Cuma Untuk Belanja, Circle K Juga Jadi Penolong Orang-Orang Kere di Tanggal Tua

20 Januari 2025
ilustrasi Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube? mojok.co
Pojokan

Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube?

26 November 2021
ilustrasi Petualangan Sherina Menyumbang 7 Kebiasaan Kocak Penontonnya mojok.co
Pojokan

Petualangan Sherina Menyumbang 7 Kebiasaan Kocak Penontonnya

18 November 2021
ilustrasi Lagu Warnet Penyebab Orang Jadi Badut Cinta sampai Sekarang mojok.co
Pojokan

Lagu Warnet Penyebab Orang Jadi Badut Cinta sampai Sekarang

11 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pengalaman pertama naik krl jogja-solo, klaten.MOJOK.CO

Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun

13 Juni 2025
Tukang parkir (jukir) liar di Surabaya bikin repot, tak seperti di Jogja MOJOK.CO

Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita

15 Juni 2025
Bus ekonomi Mira, saksi perantau Surabaya nekat ke Jogja tanpa bekal apa-apa buat cari kerja. Tujuh jam menderita dengan kerandoman penumpang MOJOK.CO

Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya

16 Juni 2025
Usai sarjana malah sulit dapat kerja, kini pilih jadi buruh ketimbang jadi sarjana nganggur. MOJOK.CO

Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja

19 Juni 2025
ASN.MOJOK.coJakarta Wajib Naik Transum Bisa Lahirkan Celah Tipu Muslihat MOJOK.CO

Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.