MOJOK.CO – Dulu Blackpink kena boikot, sekarang BTS yang kena sleding karena dianggap lagi kampanye LGBT di kampanye Tokopedia. ARMY kalau mau ngamuk saya dukung.
Kalau ada yang bilang Indonesia itu mabuk agama, saya nggak akan menyalahkan. Kalau ada yang mengeluh Indonesia terlalu sibuk mengurusi akhlak orang lain, saya juga nggak bisa menyalahkan. Banyak orang Indonesia yang sibuk menyapukan kuas dosa ke wajah orang lain, sementara mereka sendiri belepotan dosa.
Desember 2018, BLINK, basis fans dari Blackpink dibuat mengelus dada berjamaah ketika ada seorang ibu yang mendorong boikot. Blackpink terancam diboikot karena dianggap bisa merusak akidah, bahkan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Wah, kalau soal agama dan Pancasila sudah dibawa-bawa, mending mundur deh. Akar masalahnya adalah iklan Shopee yang menampilkan Blackpink di sana. Mereka dianggap mengumbar aurat. Saya kutipkan saja biar jelas:
“Sekelompok perempuan dengan baju pas-pasan. Nilai bawah sadar seperti apa yang hendak ditanamkan kepada anak-anak dengan iklan yang seronok dan mengumbar aurat ini? Baju yang dikenakan bahkan tidak menutupi paha. Gerakan dan ekspresi pun provokatif. Sungguh jauh dari cerminan nilai Pancasila yang beradab,” tulis Maimon Herawati yang mengawali kampanye boikot iklan Sophee Blackpink di change.org.
Ada orang tua khawatir anaknya terpapar hal-hal seronok karena nonton iklan Blackpink di Shopee. Yang kali pertama melintas di benak saya justru sebuah pertanyaan: “Kalau iklan yang “kayak gitu” dianggap seronok, bukankah pikiranmu yang sebetulnya kotor dan penuh curiga dan justru kebolehanmu sebagai orang tua yang bakal dipertanyakan?”
Setelah Blackpink di 2018, kini giliran BTS yang kena tekel dua kaki di Januari 2020. Iklan BTS di Tokopedia dianggap menyebarkan atau menjadi sebuah kampanye LGBT.
You know what, setelah baca berita tuduhan kampanye LGBT ke BTS lewat iklan di Tokopedia, yang kali pertama saya lakukan justru membuka Youtube. Bukan nyari iklan Tokopedia yang ada BTS. Saya justru browsing lagu-lagu BTS dan nemu yang berjudul Boy With Luv. BTS nyanyi bareng Helsey. Ya Allah, lagunya enak bener dan puji Tuhan saya nggak lalu mendukung LBGT. Nih coba tonton:
Gobloknya, Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (Laksi) yang menuduh BTS lagi kampanye LGBT lewat Tokopedia nggak menjelaskan materi iklan mana yang memuat kampanye itu. Ini ibarat kamu menuduh orang lain berak sembarangan tapi nggak bisa ngasih tahu bekas beraknya ada di mana.
Dengan entengnya, Laksi meminta Tokopedia dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk tidak menayangkan iklan BTS. Dikira Tokopedia pakai BTS itu cuma pakai ucapan terima kasih apa ya. Kalau nggak bisa ngasih bukti adanya kampanye LGBT, nambah nyuruh-nyuruh Tokopedia membredel iklan BTS, bukankah itu jatuhnya fitnah?
Konten iklan BTS yang lagi kampanye LGBT ini katanya nggak baik buat anak bangsa. Tapi, bukankah fitnah juga sikap yang nggak baik buat anak bangsa? Kalau nggak bisa menunjukkan konten yang dimaksud, berarti Laksi lagi ngajarin fitnah, dong? Maaf, saya mute dan no debat.
Bagaimana respons Tokopedia?
Dikutip kapanlagi.com, Tokopedia menjelaskan kalau mereka pakai BTS sebagai ikon lantaran mengambil sisi kerja kerasnya. “Perjalanan dan visi BTS, bersama dengan pesan-pesan yang secara konsisten mereka sampaikan, yaitu kerja keras untuk mewujudkan mimpi, anti-perundungan dan pesan positif lainnya, selaras dengan semangat Tokopedia.
Tokopedia menjadikan BTS sebagai brand ambassador karena boyband tersebut memiliki nilai positif untuk anak muda. “Kami juga sangat mengapresiasi komitmen kuat mereka dalam melakukan inovasi sehingga BTS adalah mitra yang tepat untuk menyampaikan pesan Tokopedia kepada seluruh dunia.”
Seiring pengetahuan saya tentang boyband Korea Selatan yang pendek, BTS menjadi boyband paling kuat saat ini. Kerja keras mereka sudah menembus pasar music Amerika. Tahun 2019 yang lalu, mereka memenangkan penghargaan Top Duo/Group dan Top Social Artist dari Billboard Music Award mengalahkan Ariana Grande.
Artinya, bisa kok kita melihat seniman dari sisi positif. Tokopedia melihat BTS dari kerja keras mereka. Sebuah sudut pandang yang menarik mengingat dinamika generasi milenial dan Gen Z saat ini. Bisa kok kita nggak berprasangka negatif. Bisa kok kita menghargai orang lain.
Boikot dan tudingan negatif pasti masih akan terjadi di masa depan. Sulit memang bagi kita yang punya kewarasan untuk membendungnya. Oleh sebab itu, saya mendukung ARMY kalau mau marah-marah. Karena terkadang, hukuman sosial itu lebih manjur ketimbang lama-lama berdebat di meja perundingan. Gaprak aja, lur.
BACA JUGA Selamatkan Blackpink dari Boikot-Boikot Lucu Club atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.