MOJOK.CO – Kita merasakan pesimisme dan ketakutan yang sama kala melihat lini masa media sosial. Tapi terima kasih, komika. Berkat candaan kalian suasana mencair.
Kabar tentang virus corona selalu menampar-nampar logika kita dengan begitu bangsatnya. Masyarakat yang meremehkan virus corona dengan dalih agama, politisasi atas sikap pemerintah, seteru penanganan corona, hingga berita yang bikin terenyuh tentang tenaga medis. Bercampur aduk dalam otak kita yang hampir nggak muat menampung semua.
Di saat bersamaan, kita semua harus menahan hasrat dolan-dolan, menekan kebutuhan hiburan, dan sebisa mungkin melakukan pembatasan sosial. Mohon maaf kalau media sosial adalah salah satu dari alternatif hiburan yang aman di tengah kondisi demikian, tapi justru isinya keributan, wajar banyak orang menyerah.
Teman-teman saya sudah berpikir kalau jangan-jangan mereka memang bisa selamat dari corona, tapi disatroni gangguan kecemasan karena keadaan yang begitu depresif.
Terlebih lagi, kita yang anak muda punya tanggung jawab luar biasa. Ngasih tahu ke orang tua dan sanak saudara di desa agar sadar dengan isu corona tanpa membuat mereka panik dan gagal paham. Sulit? Banget.
Tapi suasana keruh seakan dijernihkan oleh beberapa komika tanah air yang omelannya beneran bikin tertawa. Lawakan kalian itu oase tauk! Kami dari kemarin haus tawa.
Saya begitu menikmati komedi tunggal yang diunggah oleh Bintang Emon dengan tajuk #DPO, jauh sebelum virus corona jadi keresahan bersama begini. Lawakan tentang jamaah salat jumat saya ulang berkali-kali sampai bosan, padahal saya sendiri cewek dan nggak pernah jumatan. Tapi kok ngakak ya? Mungkin karena kita sama-sama punya pantat.
Setelah komika Bintang, setidaknya saya juga menonton lawakan yang diunggah oleh Fico Fahriza, Ardit Erwanda, dan Yudha Keling. Konten ngomel-ngomel begini memang menggemaskan, selalu menyentil dan memaksa kita menertawai keadaan.
Saat sedang sambat sama virus corona dan sejuta problematikanya, saya tidak sengaja melihat unggahan video Fico Fahriza pakai wig Frozen, tapi mengaku sebagai Jiriaya yang habis dibangkitkan pakai Edo Tensei. Ternyata konten ini adalah balasan buat Yudha Keling yang ngaku sebagai Naruto dan Ardit Erwanda yang mengaku sebagai Sasuke.
Saya terpaksa nonton video mereka satu per satu, ngakak sampai heran sejak kapan ya bentukan karakter Masashi Kisimoto bisa kawin sama kearifan lokal begini. Impersonate yang mereka lakukan sukses bikin geli.
Ternyata tema soal Naruto belum ada apa-apanya. Perseteruan keluarga Nobita justru lebih gokil. Lawakan ini pecah banget dan bikin banyak komika lain saling berbalas. “Nobita”sempat menjadi trending topic di Twitter tanpa adanya selipan giveaway dan bantuan buzzer.
Buat kalian yang belum lihat dan kesusahan mencari, ini udah ada yang ngumpulin. Coba disimak dan difollow mas dan mbak komika di situ. Sampaikanlah terima kasih kalian secara langsung pada komika ini.
Doraemon (New Episode)
~~ ☸️ | A Thread | ⚛️ ~~
— Mamu (@mamusiabiasa) March 22, 2020
Saya nggak ingin mendikte selera humor kalian. Tapi sekali lagi terima kasih, Komika. Berkatnya saya jadi punya secercah harapan. Mungkin memang benar, orang Indonesia itu punya potensi buat kompak dan bersatu dalam tawa. Di masa-masa seperti ini kita nggak boleh lengah. Kita butuh mood biar tetap berpikir logis.
Bahkan konten ngomel-ngomel yang cenderung lawak ini juga bisa digunakan buat nyentil orang-orang bandel di tengah usaha kita menurunkan kurva corona di Indonesia. Misalnya saja Abdur dan lagi-lagi Bintang Emon. Sumpah, kalian berdua harus masuk televisi biar semua orang di pelosok sekalipun bisa nonton dan tersentil.
Tanta memasuki twitterland. pic.twitter.com/9mOwvNB6EP
— Abdurrahim Arsyad (@abdurarsyad) March 22, 2020
#DPOCorona
Izin menyampaikan pesan bersama melalui DPO ?? pic.twitter.com/CqzlUREplb— haduhaduh (@bintangemon) March 22, 2020
Sudah bukan saatnya lagi kita sambat terus sampai bosok. Kritik itu penting, betul, tapi selagi mengkritik, ayolah kita sama-sama melakukan sesuatu yang sekiranya mampu membuat perubahan. Komika bertugas bikin lawakan lucu sekaligus nyindir. Pemuka agama bikin sosialisasi buat jamaah-jamaahnya. Tenaga medis berjuang di garda depan. Pemerintah mengatur, membiayai, mengawasi, dst. dst..
Kita ngapain?
Lakukanlah sesuai porsi masing-masing. Buat yang bisa berdiam di rumah, lakukanlah social distancing. Buat yang punya banyak follower, pengaruhilah audiens kalian dengan kebaikan. Minimal berikanlah pemahaman yang clear soal corona buat kedua orang tua agar mereka nggak ikut merayakan kegilaan.
Terkhusus buat yang bisanya bacot doang, silakan bacot terus karena mohon maaf, kami nggak ada waktu buat dengar karena sudah otw bergerak.
BACA JUGA Sembrononya Muslim Indonesia Menghadapi Corona atau artikel lainnya di POJOKAN.