MOJOK.CO – Keutuhan cerita soal KKN di Desa Penari masih ditunggu-tunggu. Selain cerita versi Widya dan Nur, ada pula versi Ilham, kakak Ayu.
Lubang-lubang yang tidak disampaikan dalam cerita KKN di desa penari, masih memunculkan keingintahuan netizen atas sesuatu yang masih jadi pertanyaan. Banyak detektif dadakan—seperti saya—yang berusaha menemukan benang merah supaya dapat memahami cerita tersebut secara utuh.
Ah, andai semua sistem belajar-mengajar saat sekolah dulu dibikin semacam ini, tentu rasa ingin tahu setiap murid juga tinggi. Tak perlulah guru menerangkan hingga berbusa-busa. Cukup dengan sedikit sentilan, they follow their curiosity.
Selain diceritakan dengan versi Widya dan versi Nur, KKN di desa penari juga diceritakan dalam versi lain yang dianggap dapat membantu memahami keutuhan cerita ini. Karena katanya “menggambarkan secara gamblang semuanya”. Yakni cerita dari versi Ilham, Kakak Ayu. Hmmm, apa benar ia akan menggambarkan semuanya dengan lebih gamblang?
Seperti yang diceritakan di versi sebelumnya, Ilham-lah yang tahu soal tempat ini. Ia kenal dengan Pak Prabu. Lantaran Pak Prabu adalah teman dari ayah Ilham dan Ayu.
Singkat cerita dari versi ini, ternyata Ilham memang sengaja meminta adik dan teman-teman adiknya untuk KKN di desa yang sebetulnya tak terlihat oleh manusia itu. Pasalnya, ia tahu kalau Pak Prabu dan semua warga di desa tersebut jiwanya tersandera. Lantas, Ilham ingin menumbalkan Widya supaya bisa membebaskan jiwa Pak Prabu.
Akan tetapi, ternyata Widya disukai oleh penari. Akhirnya, malah Ayu yang menjadi sasaran. Hal ini bisa dilihat ketika Ayu keluar dari rumah Pak Prabu dengan selendangnya. Artinya, Ayu tidak hanya berhubungan seks dengan Bima tapi juga dengan Pak Prabu. Jadi semacam, pengin ngorbanin orang lain, tapi malah adiknya sendiri yang kena.
Kalau kamu belum membaca KKN di desa pernari dari versi Ilham, kamu bisa membacanya dengan detail di sini.
Dari cerita versi Ilham ini, bukannya merasa terpuaskan, saya justru semakin dibuat bingung. Ada beberapa pertanyaan yang muncul.
Pertama, kalau memang itu adalah cerita versi Ilham, itu artinya Ilham sudah tahu kalau desa tersebut memang tidak aman untuk manusia—khususnya manusia “tanggung” seperti usia anak-anak KKN tersebut. Namun, kenapa Ilham dari cerita versinya, ia malah seakan mengakui kalau sudah “menjerumuskan” adik dan teman-teman adiknya untuk KKN di desa penari tersebut? Apa betul hanya berniat untuk membantu Pak Prabu saja?
Kedua, kenapa Ilham bilang berniat menjadikan Widya sebagai tumbalnya? Apakah sebelumnya ia punya masalah dengan Widya?
Ketiga, ada hubungan sedekat apa antara Pak Prabu dan ayahnya Ilham? Sehingga ia sampai hati menumbalkan orang lain dan juga berpotensi menumbalkan adiknya sendiri?
Beberapa pertanyaan ini menunjukkan, kalau klaim “menggambarkan secara gamblang semuanya” dari versi Ilham, ternyata justru memunculkan semakin banyak kebingungan. Banyak plot twist yang menjadi pertanyaan baru. Tentu, plot twist tidak terduga lainnya, masih kita tunggu-tunggu.
Selain soal detail cerita yang sebenarnya terjadi, tidak sedikit yang berusaha mencari tahu soal di mana letak tempat ini sebenarnya.
Pencarian netizen pun dimulai dengan bermodalkan inisial kota-kota yang disebutkan dalam cerita KKN di desa penari, perkiraan jarak tempuh kota ini dari kota asal, serta bahasa yang mereka digunakan. Hasilnya, ada dua kota yang menjadi perhatian, yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Ntah apakah itu memang betul, atau tidak.
Namun, tidak berhenti sampai di situ. Belum juga kota yang diperkirakan menemukan jawaban pasti, kemudian muncul banyak analisis di manakah desa yang dimaksud dengan melihat beberapa ciri yang ada di dalam cerita. Baik soal hutan, tempat pemandian sinden, petilasan, sejarah, dan mengait-ngaitkan soal kabar-kabar mistisnya sebuah daerah tertentu. Hingga kemudian, muncul beberapa “kandidat kuat” letak yang paling tepat dan paling rasional yang menjadi latar cerita ini.
Akan tetapi, sebetulnya ngapain sih kita—termasuk saya—harus mencari tahu tempat yang tepat dari asal cerita ini? Bahkan, sampai memunculkan perdebatan yang tidak perlu, hanya karena ingin menyampaikan bahwa analisisnyalah yang paling betul dan akurat untuk dipercayai.
Memangnya, kalau kita sudah tahu tepatnya desa tersebut, terus mau apa? Menghindari betul tempat tersebut? Atau malah mau datang ke sana untuk minta pesugihan? Atau hanya pengin memberi nutrisi otak yang sedang pengin tahu ini?
(((Semoga bisa kita renungkan bersama…)))
Lantaran keingitahuan yang besar dari netizen, selain muncul cerita dari versi Ilham—yang agak nggak jelas apa betul-betul cerita dari dia—netizen pun dihibur dengan cerita dari versi Badarawuhi. Mungkin, nggak lama lagi versi dari Kang Cilok, warga setempat, anak KKN lain yang nggak diceritakan di situ, atau justru DPL KKN mereka juga akan muncul.
Oke, mari kita tunggu saja~
BACA JUGA Cara Jitu Membuat Pocong Hengkang Bukan dengan Ayat Kursi atau tulisan Audian Laili lainnya