Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Katanya Cinta Tak Butuh Alasan, Lalu Kenapa Witing Tresno Jalaran Seko Kulino?

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
14 April 2019
A A
cinta
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Cinta itu bukan ilmu pasti, karena itulah ia selalu dibentuk oleh teori-teori. Bahkan bagi banyak orang, cinta adalah teori itu sendiri.

Salah satu teori cinta yang paling populer adalah teori yang mengatakan bahwa cinta adalah hal yang tak butuh alasan, sebab ketika ia butuh alasan, ia bukan lagi cinta, melainkan pamrih.

Dengan bahasa yang lebih njlimet, cinta itu terbentuk oleh komponen “walaupun”, bukan oleh komponen “karena”.

Ehm… penjelasan kira-kira begini, lah.

Aku cinta X karena dia…

Aku cinta Y walaupun dia…

Cinta untuk X memperlihatkan sebuah kepamrihan, sesuatu yang transaksional, ketidaktulusan, penuh alasan, dan berbau timbal balik. Sedangkan cinta untuk Y memperlihatkan sebuah ketulusan, kebesaran hati, kerelaan, serta menerima apa adanya.

Jadi, cara yang baik untuk mencintai seseorang adalah dengan mencari kekurangannya, lalu berusaha untuk sama sekali tidak menggubrisnya. Itulah cinta yang sesungguhnya.

Saya sendiri tak pernah setuju, namun juga tak menolak teori tersebut. Sebab hal itu memang membingungkan.

Saya lebih percaya bahwa cinta terbentuk oleh sebuah reaksi sebab-akibat. Pepatah Jawa mengatakan, “Witing tresno jalaran soko kulino”, cinta itu lahir dari kebiasaan. Dan saya sangat-sangat setuju itu.

Kisah asmara bapak dan emak saya terbentuk dari proses reaksi itu.

Dulu bapak saya bekerja sebagai penjual bakso keliling. Sedangkan emak saya bekerja sebagai karyawan di pabrik bakso rumahan yang menyetok bakso yang dijual oleh bapak.

Kebiasaan yang terus terjalin, intensitas pertemuan yang rutin, ditambah dengan obrolan-obrolan ringan, lambat laun menautkan hati keduanya hingga kemudian terbitlah cinta yang bersemi antara dua sejoli yang dipertemukan oleh musabab bakso tersebut.

Semasa SMA, saya pernah naksir sama adik kelas saya, sebut saja Luna. Saya naksir dia sebab dulu saya sering membeli es di warung milik ibunya. Dulu setiap sore, saya sering bermain bola di lapangan tak jauh dari warung milik Luna. Menjelang maghrib, sehabis bermain bola, saya biasanya menyempatkan diri untuk membeli es cola-cola atau es finto untuk diseruput sepanjang perjalanan pulang ke rumah bersama kawan-kawan.

Iklan

Biasanya ibunya Luna yang melayani saya, namun tak jarang, Luna sendiri yang turun tangan membuatkan es untuk saya. Cara dia menyobek bungkus cola-cola atau finto, cara dia menyiduk es prongkolan dari termos, sampai cara dia menuangkan serbuk penyejuk ke dalam plastik, semuanya terasa menyenangkan.

Pertemuan yang terus berulang itu melahirkan semacam perasaan yang aneh. Dan tak butuh waktu yang lama bagi saya untuk menyadari bahwa saya suka sama dia. Saya cinta sama dia.

Saya pikir, itu pula yang terjadi pada saya tatkala saya memutuskan untuk memacari pacar saya sekarang.

Saya mengenal pacar saya sebagai seorang penulis. Kami menulis di sebuah media yang sama, sebut saja namanya Mojok.

Saya sering membaca tulisan-tulisannya. Hingga kemudian, pada satu titik, saya juga mulai sering mengintip akun sosial medianya. Dan voila, belakangan baru saya tahu bahwa ternyata ia melakukan hal yang sama pada saya.

Saya pun sadar, bahwa saya mencintai perempuan yang kelak jadi pacar saya ini. Saya kemudian mendekatinya dengan semangat seorang petarung. Dan pada akhirnya, ia benar-benar jadi pacar saya. Saya bilang kalau saya cinta sama dia, eh, dasar nasib lagi mujur, ternyata ia juga cinta sama saya. 

Saya tak tahu pasti, apa sebab ia menerima saya saya sebagai pacarnya. Apakah ia mencintai saya karena terbiasa membaca tulisan-tulisan saya dan terbiasa melihat akun sosial media saya? Entahlah.

Namun yang jelas, kemarin saat saya tanya, apa alasan dia suka dan cinta sama saya, alasannya sungguh tak terduga dan bikin saya jengkel.

“Sebab, dulu kalau kamu nganter aku pulang ke kos, di jalan kamu selalu berteriak menirukan suara motor saat sedang kampanye, retetet ndona-ndona, retetet ndona-ndona… Aku terhibur, dan aku suka.”

Bangsat.

Terakhir diperbarui pada 8 April 2020 oleh

Tags: cintakebiasaan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9
Video

Ngopi Itu Nikmat, Tidak Perlu Diributkan | Semenjana Eps. 9

25 Maret 2025
pilot selingkuh.MOJOK.CO
Ragam

Memilih Selingkuh dengan Orang yang Lebih “Jelek” dari Pasangan Aslinya, Penyebabnya Impulsif hingga Butuh Variasi

8 Januari 2024
Kota S yang Jadi Kutukan Cinta Untukku MOJOK.CO
Kilas

Kota S yang Jadi Kutukan Cinta Untukku

20 Desember 2023
Untuk Ning Pondok yang Menolak Cintaku, Cuma Mau Bilang “Aku Masih Menyayangimu” MOJOK.CO
Kilas

Untuk Ning Pondok yang Menolak Cintaku, Cuma Mau Bilang “Aku Masih Menyayangimu”

11 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.