MOJOK.CO – Jumlah cedera Jackie Chan jauh lebih banyak dari cedera yang bisa diterima oleh seorang atlet. Bahkan sekalipun itu atlet UFC atau atlet tinju sekalipun.
“Lain kali kalau kamu menyambut ‘Jakcie Chan’, katakan saja (dengan selow) ‘Jackie Chan’. Kenapa semua orang memperkenalkan Jackie Chan selalu…,” kata Jackie Chan sambil memeragakan gerakan kung fu.
Ellen DeGeneres terkekeh mendengarnya saat mereka ngobrol di acara bincang-bincang The Ellen Show. Jackie Chan membayol tentang bagaimana dirinya selalu disambut dengan gerakan kungfu di semua acara.
“Apakah semua orang selalu melakukan itu?” tanya Ellen masih sambil terkekeh.
“Ya. (Terutama) anak-anak. Ketika aku lagi di jalan, di Eropa, di Amerika,” lalu memeragakan gerakan kungfu. “Tak ada yang menyambut Robert De Niro dengan… ‘Robert De Niro’ (sambil memeragakan gerakan kung fu),” kata aktor asli Hong Kong berzodiak Aries ini.
Semua orang tertawa.
“Aku tidak tahu kalau semua orang melakukan itu, tapi memperkenalkan Jackie Chan dengan gerakan kung fu memang menyenangkan,” kata Ellen.
“Aku tidak menyukainya lagi,” kata Jackie.
Meski Ellen berkata tidak akan melakukannya lagi, tapi sangat sulit melepaskan seni bela diri dari sosok diri Jackie Chan. Sekeras apapun Jackie mencoba melepaskan stigma dirinya saya pikir semua orang akan sulit menahan diri untuk bilang “JACKIE CHAN” sambil memperagakan beberapa jurus di hadapannya.
Bahkan, Jackie sendiri pernah protes, kenapa tawaran film yang diterimanya selalu soal aksi laga? Padahal Jackie juga kepingin mendapat tawaran film drama musikal kayak La La Land—misalnya. Ini serius. Jackie sendiri yang bilang.
Memang betul, Jackie dan seni bela diri adalah sebuah kesatuan yang tak bisa diceraikan. Memisahkan keduanya sama berdosanya seperti memisahkan Pele dengan sepak bola, Muhammad Ali dengan tinju, atau Oprah Winfrey dengan The Oprah Winfrey Show.
Usai puluhan kali mematahkan tulang sendiri dari ujung kepala sampai ujung kaki dan beberapa kali nyaris tewas di lokasi syuting, mustahil melepaskan sosok Jackie Chan dari seni bela diri dan aksi stuntman.
Bahkan ada tulang tengkorak Jackie yang bolong di bagian atas telinga kanan. Lubang tengkorak sebesar dua jari orang dewasa. Jika ada orang yang menyentuh batok kepala Jackie di sebelah kanan itu, maka akan terasa sensasi kekenyalan otak Jackie secara langsung.
Lubang ini didapatkan Jackie di Yugoslavia untuk syuting film Armour of God (1986). Salah satu kecelakaan paling parah yang hampir merenggut nyawanya. Dalam sebuah adegan di mana Jackie harus melompat ke sebuah dahan pohon.
“Aku coba berpegangan pada dahan pohon, tapi dahannya patah. Breaking, breaking, breaking, breaking. Boom. Aku menghantam batu. Aku bangun, aku pikir, ‘ah tidak apa-apa’. Aku cuma merasa tulang belakangku sakit. Lalu aku bangkit, tapi semua orang mendorongku untuk tiduran lagi karena tubuhku terasa mati rasa,” kata Jackie.
“(Lalu) kami pergi ke rumah sakit… I almost died,” tambahnya.
Namun bukan Jackie Chan namanya kalau tidak bisa melihat kecelakaan syuting paling parah dalam hidupnya itu sebagai sebuah pengalaman lucu. Saat Jackie jatuh dan menghantam beberapa batang dahan pohon lalu kepalanya menghantam batu itu, sebenarnya ada seorang kameramen Yugoslavia yang berdiri tepat di bawah.
Saat itu, jika saja si kameramen mau membuang kameranya lalu menangkap atau mendorong sedikit Jackie, “Aku akan aman.” Tapi kenyataannya, “Ketika ia (si kameramen) melihat aku jatuh, ia ambil kameranya lalu kabur.”
Sekali lagi, semua orang tertawa saat mendengarnya. Padahal itu adalah detik-detik di mana nyawa Jackie bisa saja melayang.
“Saya sangat beruntung,” kata Jackie—masih melihat dari sisi positif. Jika saja kepala Jackie jatuh lebih dulu menghantam batu, maka jelas dia mati. Untungnya punggung Jackie yang lebih dulu menghantam sehingga kepalanya tidak terlalu keras menghantam batu.
Tentu saja kita semua bertanya-tanya, untuk apa Jackie melakukan itu semua? Kenapa dia sebegitu gila sampai tidak mau menggunakan stuntman? Kenapa bisa dia bisa begitu berani mempertaruhkan nyawa?
Tidak, Jackie mengaku dirinya tak seberani itu. Dia juga merasakan takut luar biasa ketika ada adegan di mana dirinya harus melakukan sesuatu yang gila.
“Hanya saja ketika aku mendengar ‘camera rolling’ aku langsung melupakan semuanya. ‘Aku bisa melakukan ini’, ‘aku bisa melakukan ini’, (meski) kadang memang aku menemukan diriku kelewat bodoh,” katanya.
Tapi itu adalah hal yang wajar. Industri film di Hongkong jauh lebih sederhana daripada industri film di Amerika. Di Hongkong seorang aktor laga (figuran) yang baru memulai kariernya akan dicoret begitu saja jika si aktor mengalami cedera di tengah-tengah syuting. “Puff,” pekerjaan melayang.
Itulah yang membuat Jackie begitu terkejut saat melihat industri film Amerika.
“Wow, aksi stunt di sini begitu mudah. Kenapa aku mempertaruhkan hidupku untuk melompat gedung bertingkat 20? Di Amerika, mereka bisa melompat sejauh 20 kaki tapi kelihatan seperti ratusan kaki. Wow, aku belajar sesuatu (di sini),” kata Jackie.
Dan pengalaman ini bertambah saat Jackie Chan bertemu dengan sutradara ternama Steven Spielberg. Sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi Jackie. Sebab, Spielberg bagi Jackie seperti dewa. “Aku penggemar beratnya.”
Ada banyak pertanyaan Jackie kepada Spielberg. Terutama soal adegan di film Jurassic Park (1993), bagaimana bisa menyatukan gambar dinosaurus terlihat begitu nyata? Itu sangat luar biasa bagi Jackie yang besar dari industri film Hongkong.
“Hei, Jackie, itu sangat mudah,” kata Spielberg seperti yang diceritakan Jackie. “Aku hanya menekan tombol, tombol, tombol.”
Namun ternyata bukan hanya Jackie yang punya pertanyaan, tanpa diduga Spielberg pun penasaran dengan karier Jackie.
“Jackie, aku ingin bertanya padamu,” kata Spielberg. “Bagaimana caranya kamu bisa melompat dari satu gedung ke gedung lain?”
Kata Jackie, “Ah, itu jauh lebih mudah lagi. Cukup rolling, jump, cut… hospital.”
Lagi dan lagi. Orang tertawa mendengar tragedi itu.
Kegilaan inilah yang membuat tidak ada satupun asuransi di dunia yang mau menjamin Jackie. Bahkan menurut pengakuannya sendiri, di Hongkong dan Benua Asia, nama Jackie Chan sudah di-blacklist untuk urusan asuransi kesehatan pada nomor urut pertama. Sedangkan di nomor kedua? Jackie Chan Stunt Team.
Namun, setelah 50 tahun berkarier dalam film laga komedi, Oscar akhirnya mengakui dedikasinya. Jackie menjadi peraih penghargaan untuk kategori Governors Award di Dolby Ballroom, Los Angeles, pada 2016 silam.
Tak main-main, Tom Hanks dan Michelle Yeoh menjadi pihak yang memberi penghargaan itu kepada Jackie atas segala lompatan dan atraksi berbahaya di semua film-filmnya selama lebih dari lima dekade.
Lalu ketika melihat angka 50 tahun tersebut, mata ini seolah tak percaya. Dengan wajah begitu segar seolah baru saja mimpi basah kemarin sore, Jackie Chan benar-benar tak seperti kakek-kakek berusia 65 tahun pada umumya.
Usia yang bahkan tak diakui sendiri oleh Jackie ketika menerima telepon produser film The Karate Kids (2010). Suatu hari Jackie mendapat telepon dari seseorang yang menawarinya film yang juga dibintangi aktor cilik Jaden Smith ini.
Sebagai aktor, produser, dan sutradara yang sudah membuat puluhan film laga, tanpa diceritakan soal remake dari film The Karate Kids (1984) ini, Jackie sudah tahu kalau film ini pasti bercerita seputar seorang anak yang belajar ilmu bela diri.
“Oke, siapa gurunya?” tanya Jackie.
Orang di seberang sambungan telepon bingung. Jackie pikir, dirinyalah yang akan menjadi “kid”-nya. Menjadi bocah kecilnya. Jadi muridnya.
“Tidak, tidak, kamu yang jadi gurunya,” kata orang di sambungan telepon
“Aku sampai lupa betapa tuanya aku ini. Aku pikir akulah anak kecilnya,” kata Jackie sambil tertawa.
BACA JUGA Bruce Lee dan Kenangan 45 Tahun Kematiannya dan artikel Ahmad Khadafi lainnya.