7 Istilah Dunia Kerja yang Arti Kulturalnya Ngehe 

Jangan terlalu polos mendengar istilah-istilah dari bos. Sekali paham, motivasi kerja bisa boncos.

ilustrasi 7 Istilah Dunia Kerja yang Arti Kulturalnya Ngehe  mojok.co

ilustrasi 7 Istilah Dunia Kerja yang Arti Kulturalnya Ngehe  mojok.co

MOJOK.COAda banyak istilah dunia kerja yang sebetulnya sering kamu dengar, tapi punya arti kultural yang… ya gitu deh. Kadang bikin motivasi kerja lenyap seketika.

Kerja kalau tanpa mengeluh overwork, overwhelm, dan underpaid memang nggak mungkin. Konon, anak zaman sekarang lebih banyak ngebacotin pekerjaan mereka ketimbang mengerjakannya dengan namaste. Hooh, dunia kerja kejam ya, Bestie.

Nggak apa-apa deh, namanya juga ikut arus ngeluh-ngeluh. Sak bahagiamu wae lah. Yang penting jangan lupa ngeluhnya sambil dengerin lagu Kunto Aji yang “Rehat” biar merasa semua ini bukan salahmu.

Demi turut menurunkan motivasi kerja bocah-bocah sekarang, saya punya bahan nih. Kita bisa bersama-sama mengeluhkan istilah dunia kerja yang punya arti kultural menyebalkan. Lebih menyebalkan daripada arti harfiahnya. Mari diresapi bersama-sama demi bertahan cari cuan.

#1 Noted

Istilah dunia kerja satu ini sering diucapkan sama mereka yang sudah telanjur lelah. Biasanya rekan kerja chat di grup WhatsApp dan mention kawannya demi mengingatkan bahwa pekerjaannya itu ditunggu dari kemarin, tapi kok belum kelar. Biar gampang saya kasih contoh situasinya nih.

Seno: “Kak @Aditya, nanti kalau laporan demografi pembaca sudah jadi, tolong dijadikan PDF dan dikirim via surel ke aku, ya.”
Adit: “Noted.”

Dengan kata lain, “noted” artinya ‘iya aku tau udah lah jangan berisik, anjenggg!’ Kalau rekan kerjamu ada yang begini, tolong berikan dia motivasi kerja biar nggak emosi terus.

#2 Tenggo

Secara harfiah istilah “tenggo” di dunia kerja itu artinya ‘teng langsung go’. Ketika jam kerja telah berakhir, seorang rekan kerjamu mungkin langsung beres-beres dan pamit pulang. Kebiasaan itu dinamakan tenggo. Sebetulnya nggak ada yang salah dong, jam kerja sudah berakhir ya langsung pulang. Sama saja kayak bel pulang sekolah yang membuatmu otomatis bubar dari kelas.

Sayangnya, istilah “tenggo” di dunia kerja punya makna yang negatif, biasanya jadi alat buat ngejekin mereka yang kebur-buru pulang, nggak tenggang rasa sama kawan lain yang kerjaannya belum kelar. Dih, padahal mah bebas.

“Ya ampun, Dafi tenggo nih. Baru juga jam 16.01 udah matiin latop aja.”

#3 FYI aja sih

Kata “FYI” memang sudah sering dipakai di percakapan sehari-hari, kepanjangannya adalah for your information. Tapi, kalau kata ini dipakai sebagai sebuah istilah di dunia kerja, arti kulturalnya bisa lebih ngehe.

“FYI aja sih, aku sudah melakukan riset tren sejak November dan hasilnya nihil.”

Ini mah namanya bukan lagi menginformasikan ke rekan kerja lainnya, melainkan memberikan penekanan. Kurang lebih kalau diartikan secara telanjang, kalimatnya jadi begini, “Camkan ini ya, Wahai rekan. Aku sudah melakukan riset tren sejak November dan hasilnya nihil. Terus, aku masih disalahkan atas apa yang terjadi gitu? Padahal aku sudah kerja maksimal woy, mengertilah, aku menderita woy!”

Nggak semua istilah FYI diartikan persis begitu di dunia kerja, intinya kurang lebih mengandung emosi dan kegeraman yang sama.

#4 SOP

Istilah dunia kerja seperti SOP memang sekilas tidak ada yang salah. Kepanjangan SOP adalah standard operational procedure. SOP bisa jadi sebuah poin penting dan petunjuk kerja bagi setiap karyawan. Jika salah satu rekanmu menyebut istilah ini, coba cek lagi bagaimana penggunaan kalimatnya. 

“Kalau kerja yang sesuai SOP ya.”

Nah, kalimat di atas kalau diartikan secara kultural berarti kerjaanmu nggak benar, ada yang salah, ada banyak yang keliru bahkan kamu bisa jadi mengacaukan sistem kerja karyawan lain. Nggak perlu membuka detail SOP-mu lagi, sudah cukup tahu bahwa SOP yang kawanmu maksud adalah alasan tambahan untuk mengatai kerjamu yang nggak bener. Makanya, muhassabah diri Anda, Hyunk!

#5 Hold dulu ya

Bukan bermaksud mematahkan semangatmu untuk berinovasi dalam pekerjaan, tapi istilah “hold dulu ya” terkadang punya makna yang sedikit menyakitkan dan berpotensi menurunkan motivasi kerja. “Hold dulu” bisa berarti juga “usulanmu nggak penting woy!” atau penolakan secara halus. Oke, biar nggak ngawang saya gambarkan situasinya.

Officer A: “Menurut aku campaign ini bakal lebih ramai kalau memanfaatkan gimik selebgram sih. Misalnya tiba-tiba Awkarin dikasih ucapan selamat karena habis beli hotel gitu. Nanti aku buatkan brief-nya deh.”

Supervisor B: “Menarik sih, tapi usulan gimik selebgram ini kita hold dulu deh ya,”

#6 ASAP

ASAP adalah singkatan dari “as soon as possible. Tapi, istilah dunia kerja yang satu ini sering dipakai buat mengoprak-oprak karyawan yang kerjanya lemot. Hati-hati kalau si bos udah bilang, “Revisinya nanti dikirim ke saya, ASAP.” 

Bisa jadi kamu lagi disindir sebab dari kemarin nggak kunjung kirim atau si Bos jaga-jaga karena biasanya kamu lemot. Makanya, Nder, kerja yang sat set deh biar nggak menyusahkan orang lain.

#7 WhatsApp on

Pantas motivasi kerja menurun jika atasanmu kasih mandat, “WhatsApp on ya!” sebelum kamu cuti. Secara harfiah memang kamu hanya disuruh standby, tapi jangan harap deh. Secara kultural, instruksi menyalakan WhatsApp saat cuti dalam istilah dunia kerja itu berarti kamu nggak akan tenang.

Yang kamu dengar: “Selamat berlibur, buat jaga-jaga WhatsApp on, ya!”

Yang sesungguhnya si Bos sampaikan: “Selamat berlibur. Enak aja kamu pergi begitu saja saat kami sedang hectic. Kamu harus tetap bertanggung jawab atas kerjaan yang kamu tinggalkan.” Dilanjutkan dengan tertawa ala sinetron.

BACA JUGA Kegoblokan Newbie Dunia Kerja yang Jangan Sekali-kali Dilakukan dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version