MOJOK.CO – Kita sebaiknya mengabaikan stigma HP Xiaomi sebagai ponsel kere. Sebaliknya, mereka justru tepat guna dan brand yang paling masuk akal.
Jika anda kaum borju yang terlahir kaya seperti Rafathar dan adiknya, Rayyanza, Anda mungkin bakal tertawa baca tulisan saya ini. Sebab, membeli HP Xiaomi jelas bukanlah sebuah pilihan yang perlu Anda pikirkan. Bahkan tahu di dunia ini ada ponsel murah saja nggak perlu. Anda tetap bisa punya ponsel high-end dan flagship keluaran terbaru, harganya nggak masalah, yang penting teknologinya.
Tapi, ketahuilah wahai orang kaya. Ini bukan cuma soal harga. Ini adalah tentang kebijakan pembelian barang dan bagaimana image suatu brand dipertaruhkan. Walaupun terkenal murah, nilai HP Xiaomi tidak serendah harganya.
Bagi rakyat biasa kayak saya, kamu, dan pacarmu yang nggak seberapa itu, HP Xiaomi hadir ke bumi sebagai sebuah keajaiban. Brand baik hati yang mampu menyediakan produk unggulan dengan harga masuk akal. Ketika dunia ini dikuasai iPhone yang bagi orang Indonesia bisa ngasih makan gengsi kaum menengah sok high-end, Xiaomi justru banting sentir menghadirkan teknologi yang banyak dibutuhkan alih-alih diinginkan.
Baru-baru ini bahkan, HP Xiaomi meluncurkan sebuah ponsel yang digadang-gadang pakai chipset Snapdragon 8 Gen 1 yang sangar itu. Desas-desusnya, Xiaomi 12 bakal jadi yang pertama di dunia dengan kecanggihan tersebut. Kurang keren apa lagi.
HP Xiaomi punya segmentasi yang tepat
Apple punya iPhone yang memang terkenal paling bergengsi. Hampir semua orang di Bumi menginginkan ponsel keluaran terbaru iPhone tidak peduli apa pun fitur yang mereka tawarkan. Sementara iPhone berjaya, Samsung membayangi brand yang dirintis Steve Jobs itu dengan ponsel-ponsel yang termasuk dalam kategori lower-end. Harganya lebih murah, fiturnya mirip dan hampir sama bagusnya. Sistem operasinya saja yang berbeda.
Ketimbang nyemplung ke pertarungan sengit iPhone VS HP Samsung, HP Xiaomi justru dilempar ke pasaran dengan segmen yang cukup berbeda. Mereka seolah bilang ke orang-orang untuk lebih “cerdas” dalam keputusan pembelian ponsel, terutama kaum menengah yang jumlahnya paling banyak di dunia.
Produk HP keluaran Xiaomi dianggap lebih efisien karena menyediakan fitur yang dibutuhkan banyak orang, nggak usah yang paling bagus nggak masalah, yang penting harganya mashook.
Lagi pula, HP Xiaomi itu nggak sepenuhnya ditujukan untuk segmen menengah ke bawah dan menengah saja. Mereka berani membuat sub-brand untuk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda-beda. Mi Note dan produk-produk flagship ditujukan untuk kaum menengah ke atas yang menargetkan produk high-end.
POCO untuk segmen menengah yang mempertimbangkan fitur-fitur keren. Terlepas dari POCO yang saat ini sudah mandiri, Xiaomi sebetulnya membangun POCO from scratch untuk memenuhi kebutuhan pasar menengah.
Sedangkan, untuk segmen low-end, HP Xiaomi punya Redmi yang harganya sangat terjangkau. Bisa jadi pilihan pembelian hemat, tapi tetap nggak ketinggalan zaman lah. Yang penting, kebutuhan standar pemilik HP bisa terpenuhi.
Strategi produk HP Xiaomi fokus pada inovasi
Sebetulnya ada beberapa orang yang beli iPhone, tapi nggak memanfaatkan secara maksimal fitur kecanggihannya. Misalnya saja nih, video yang dihasilkan kamera iPhone 12 sudah dilengkapi OIS (Optical Image Stabilization) sehingga sekalipun tremor, hasil gambarnya nggak goyang-goyang.
Sayangnya beberapa orang memang bukan kreator konten dan nggak butuh merekam gambar bagus-bagus. Mereka nggak butuh fitur OIS karena jarang ngonten, jadi buat apa? Terlalu mahal untuk membeli iPhone 12 tanpa memanfaatkan fitur-fitur keren di dalamnya. Dengan kata lain, sebagian orang memang nggak butuh itu dan hanya termakan branding image yang semu.
HP Xiaomi muncul untuk menawarkan solusi. Untuk orang-orang yang mungkin tak terlalu membutuhkan fitur terbaru teknologi ponsel, lebih efisien ketika uangnya dibelanjakan HP Xiaomi aja. Lebih murah, lebih masuk akal, fiturnya compact dan nggak berlebihan.
Konon, Xiaomi dibuat untuk memenuhi kebutuhan lokal, bukan untuk kebutuhan global. Mereka meriset apa saja yang orang-orang butuhkan, bukan inginkan. Berdasarkan riset ini, mereka kemudian berfokus pada inovasi produk. Apa yang kira-kira bisa memuaskan konsumen dengan harga terjangkau? Jadilah Redmi. Efisiensi ini juga bikin harga HP Xiaomi tergolong murah dan kualitasnya nggak jatuh. Dibandingkan Android lain kayak Vivo, Asus, dan Huawei, Xiaomi selalu jadi pertimbangan khusus.
Salut buat Xiaomi dan kebijakan strategi mereka. Nggak heran kalau mereka bisa jadi brand ponsel laris walau tanpa menjangkau pasar Amerika. The real smartphone supremacy.
BACA JUGA 3 Bagian Fisik Smartphone Xiaomi yang Paling Sering Rusak dan artikel lainnya di POJOKAN.