Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Filter Kuning Scene Negara Tropis di Film Hollywood adalah Omong Kosong

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
14 Mei 2020
0
A A
filter kuning mexico india film extraction warna preset tumeric yellow breaking badthe darjeeling limited la casa de papel stereotip oriental mojok.co

filter kuning mexico india film extraction warna preset tumeric yellow breaking badthe darjeeling limited la casa de papel stereotip oriental mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pada sadar nggak sih, film Hollywood sering menggambarkan negara tropis kayak Mexico dan India dengan filter warna kuning? Akal-akalan apa lagi ini?

Sudah ke sekian kalinya saya mendengar komplain dari beberapa orang tentang film Extraction yang tayang di Netflix awal bulan ini. Ada yang mengaku sakit mata setelah menontonnya karena perkara filter kuning berlebihan dalam film garapan Hollywood tersebut.

Kesan menonton film Extraction memang gerah dan haus. Berasa lagi ada di tengah gurun karena setiap frame yang ditampilkan menawarkan rona kuning kecokelatan. Bahasa kerennya, tumeric yellow.

Kalau menilik teori warna, kuning memang digunakan buat mengesankan hawa gerah, hangat, bahkan tropis. Warna bakal membantu penonton merasakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pembuat film cuma dari layar, tanpa dialog, tanpa adegan. Akhirnya filter kuning dipakai buat menggambarkan hawa panas dan terik.

Negara yang paling sering dikuningin sama industri film Hollywood adalah Mexico, India, dan beberapa negara tropis di Asia Tenggara. Serial Breaking Bad dengan jelas menyunting shot yang menunjukkan setting Mexico dengan filter kuning. Bahkan garapan sutradara yang terkenal hobi main warna, Wes Anderson, menunjukkan setting di India dengan rona kuning yang begitu tajam. Kalian bisa lihat sendiri di film The Darjeeling Limited.

Lama kelamaan, filter kuning nggak lagi digunakan untuk menggambarkan hawa panas dan tropis. Tapi juga kesan kumuh dan bau. Pada film Slumdog Millionair, filter kuning yang dipakai mirip sama kuning tokai. Bikin risih dan mengesankan kalau India negara yang awut-awutan. Padahal ya nggak segitunya juga.

Saya belum pernah piknik ke India sih, tapi kalau nonton film Kuch-kuch Hota Hai rasanya nggak ada filter kuning yang diterapkan dengan selebay itu. Saya juga masih yakin langit India berwarna biru, hamparan rumputnya juga hijau.

Simak deh cuplikan behind the scene dari Netflix ini. Niscaya kalian yakin India itu negara yang aslinya nggak sekumuh itu.

??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️??‍♂️Chris Hemsworth ????????????????? EXTRACTION ???????????? on Netflix 24 April?? pic.twitter.com/TqrS62ZHkK

— NetflixFilm (@NetflixFilm) April 20, 2020

Stereotip ini perlahan jadi hal yang umum. Nggak cuma film garapan Hollywood aja yang menguningkan negara-negara dunia ketiga. Serial Spanyol La Casa de Papel yang lagi rame itu juga menggambarkan Sulawesi dengan begitu kuning.

Ingat nggak scene di mana Stockholm melahirkan di suatu rumah sakit di Sulawesi, dan tokoh Denver lari-lari keliling koridor rumah sakit sambil teriak, “Itaa boiii itaaaa boiii!” (It’s a boy maksudnya). Adegan tersebut kelihatan begitu kuning. Bahkan saya yang orang Indonesia aja merasa Sulawesi nggak sekuning itu.

Filter kuning yang fungsinya mengalami peyorasi begini memang bisa diplintir jadi salah satu omong kosong Hollywood dalam menunjukkan superioritas dan stigmatisasi suasana oriental. Kalau settingnya Amerika, shotnya jadi bagus, cerah, langit biru, awan berarak. Barang ke negara sebelahnya aja dikuningin. Seolah-olah Mexico itu polusinya lebih nggak karuan.

Aslinya saya nggak pengin suuzan, tapi susah. Belum lagi Amerika dari dulu sering ‘pamer’ bendera di film-film hasil produksinya. Konon setiap bendera yang ditampilkan dalam film menunjukkan kiblat politik si pembuat film. Kalau ada bendera berarti pro Amerika, berusaha mengampanyekan simbol patriotisme dan nasionalisme Amerika. Kalau nggak ada ya berarti emang anti Amerika.

Bendera bisa juga jadi simbol narsis semata. Mengabarkan pada dunia bahwa Amerika adalah negara adidaya yang sektor perfilmannya juga sukses minta ampun.

Walau hadir sebagai produk hiburan, nggak selamanya film bebas nilai. Kalau diruntut, cuma perkara filter kuning saja urusannya bisa sampai konstruksi dan dekonstruksi sosial-nya Saussure. Makanya kalau suatu saat kalian jadi sutradara film, minta tolong deh nggak usah main menguningkan negara. Kalau bisa dobrak aja stereotip negara miskin=kumuh=kuning.

BACA JUGA Review Film Extraction vs 6 Underground di Netflix, Mana yang Lebih Kacau? atau artikel lainnya di POJOKAN. 

Terakhir diperbarui pada 14 Mei 2020 oleh

Tags: dunia hiburanHollywoodreview film
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Film Safe Haven.MOJOK.CO
Seni

Tutorial Masuk Surga ala “Kang Mus” dalam Safe Haven, Film Pendek Berdurasi Singkat tapi Ngilunya Melekat

29 April 2025
Memotret Duka Korban Kekerasan Seksual dalam Woman From Rote Island.mojok.co
Aktual

Memotret Duka Korban Kekerasan Seksual dalam Woman From Rote Island

24 Februari 2024
Gareth Evans, Bule yang Berjasa Bawa Pencak Silat ke Hollywood. MOJOK.CO
Hiburan

Mengenal Gareth Evans, Bule yang Berjasa Bawa Pencak Silat ke Hollywood

15 Juli 2023
ilustrasi Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya? rotten tomatoes IMDb
Pojokan

Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya?

17 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama kali pakai mobile banking (m-banking) dan QRIS, bingung MOJOK.CO

Orang Gaptek Pertama Kali Pakai QRIS: Dari Panik Jadi Ketagihan karena Mudah, Berujung Sumpek karena Hari-hari Terasa Tanggal Tua

15 Juli 2025
Pacu Jalur Direcoki Pemerintah Jadi Cringe dan Nggak Seru Lagi MOJOK.CO

Saat Negara Turut Campur Aura Farming Pacu Jalur, Semua Jadi Terasa Cringe dan Nggak Seru Lagi

14 Juli 2025
Cangkringan, Kecamatan Paling Cantik di Sleman (Foto oleh Mohammad Sadam Husaen)

Ketika Klub Sepeda Bahagia Cycling Comedy Membelah Cangkringan Sleman, Kecamatan Paling Cantik yang Membuat Kecamatan Lain Minder

10 Juli 2025
Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

10 Juli 2025
Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.