MOJOK.CO – Novel Bamukmin memang tak pernah berhenti bikin sensasi. Lha gimana nggak bikin sensasi? Blio itu satu-satunya caleg yang memfatwa haram dirinya untuk dipilih je.
Jika biasanya seorang calon legislatif (caleg) akan melakukan segala cara untuk menang pada Pemilihan Legislatif (Pileg), maka tidak dengan Novel Bamukmin. Dengan berani dan lantang, Koordinator Humas PA 212 ini memfatwa dirinya sendiri haram hukumnya untuk dipilih masyarakat. Bener-bener keren dah.
“Saya sudah sampaikan di mana-mana bahwa haram mencoblos nama saya sehingga saya yakinkan saya tidak akan menjadi sebagai anggota dewan,” kata Novel Bamukmin. Sebelumnya, Novel memang terdaftar sebagai caleg Partai Bulan Bintang (PBB).
Seperti yang diketahui, ketika aksi akbar 212 di Monas PBB saat itu masih menjadi bagian dari koalisi oposisi bersama Partai Gerindra, PKS, dan PAN. Seiring dengan merapatnya Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra ke Istana, partai yang tadinya masih didukung Persaudaraan Aumni (PA) 212 ini langsung banting stir. Hal ini lah yang diakui jadi alasan Novel Bamukmin begitu kecewa dengan keputusan ini.
“Karena saya tidak mau satu suara saya pun mereka ambil untuk mendukung kelompok pendukung penista agama dan kriminalisasi ulama. Karena satu suara saya kalau masih ada yang mencoblos nama saya, sama saja saya menzalimi imam besar saya Habib Rizieq Shihab dan ulama serta habaib serta aktivis Islam lainnya,” kata Novel.
Lho, lho, bukannya soal penistaan agama itu terdakwanya sudah dihukum dan bahkan sudah bebas karena sudah menjalani masa hukuman ya? Atau jangan-jangan selama ini hukuman penjara bagi Ahok masih kurang?
Tapi itu tidak penting, yang penting selama pernah menista agama, meski sudah minta maaf, dan sudah dihukum ya kelompok yang bersimpati bakal tetap dianggap bersalah selama-lama-lama-lama-lamanya sampai kiamat.
“Insya Allah sampai saat ini saya masih membela agama dan taat kepada ijtima ulama ketimbang menjadi caleg yang dipimpin oleh orang-orang munafik yang menjual agama demi kepentingan politik mungkarnya,” kata Novel.
Hm, terdengar satire sekaleee.
Ketegangan pun sempat terjadi. Paling tidak selentingan ngejek udah muncul dari Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB, Sukmo Harsono yang menyampaikan agar Novel jangan ke-GR-an dulu. Fatwa haram ini seolah-olah menggambarkan bahwa PBB yang mendompleng suara dari Novel Bamukmin.
“Dalam hal ini Novel harus ingat, Novel itu nebeng PBB, bukan PBB nebeng Novel. Jangan GR dia. Bahkan saya sedang cari alat bukti jika Novel melakukan black campaign pada PBB saya akan seret ke ranah hukum,” kata Sukmo.
Menariknya meski merasa kecewa dengan PBB, Novel secara legal belum mundur dari caleg. Pernyataan mundur memang sudah keluar, tapi masih secara lisan saja.
Novel sendiri mengaku khawatir kalau mundur setelah ditetapkan bisa mengakibatkan dirinya kena sanksi dari KPU. Novel Bamukmin menegaskan akan segera mundur secara resmi usai Pileg.
Pertanyaannya tentu saja, kalau akhirnya Novel malah jadi anggota legislatif betulan bagaimana? Wah, tentu menarik sekali menyaksikan pemandangan seorang anggota legislatif yang mengundurkan diri saat pelantikan.
Sebab, walau sudah menyebut sendiri haram untuk dipilih, Novel sepertinya tidak sadar akan kebiasaan masyarakat Indonesia yang justru lebih suka sama hal-hal haram. Ya iya dong, apa-apa yang haram atau dilarang itu biasanya lebih nikmat je.
Judi, mabuk, selingkuh, itu hal-hal yang dilarang dan haram secara agama. Dan karena dilarang, cukup banyak orang malah jadi penasaran lalu ketagihan, eh, akhirnya keblabasan lalu jadi kebiasaan.
Trik ini sebenarnya sudah sering dipakai beberapa usaha bisnis di pinggir jalan. Pakai plang larangan seperti, “hati-hati jangan tengok kiri, nanti ketagihan.” Ketika nengok kiri betulan, jebul cuma warung makan yang baru buka.
Padahal jelas-jelas intruksinya jangan nengok, tapi ya kok selalu saja ada dorongan untuk melanggar. Ini nih yang namanya promosi memakai cara-cara setan. Memanfaatkan dorongan melanggar.
Perkara semacam inilah yang sebenarnya perlu ditakutkan oleh Novel Bamukmin. Cara kampanye dengan melabeli haram dirinya sendiri untuk dipilih sebenarnya malah bisa bikin orang tertarik.
Bisa aja kan ada orang iseng masuk TPS lalu dengan kesadaran penuh membatin, “Eh, ada caleg haram, pilih dia aaah.”
Lha gimana? Di saat caleg lain mudah saja melayangkan janji-janji manis, Novel Bamukmin malah janji akan mundur kalau kepilih. Ini kan benar-benar model kampanye yang sangat indie sekali. Out of the box. Di luar pakem. Brilian.
Kalau Novel Bamukmin malah betul-betul terpilih saat pileg nanti, cukup bisa diyakini dirinya akan dianggap menemukan cara tercanggih dalam berkampanye. Bisa-bisa malah menginspirasi banyak caleg atau—kalau perlu—capresnya sekalian untuk meniru cara Novel Bamukmin.
Jadi tren kampanye ke depan bukan seruan, “pilih saya,” tapi malah pakai seruan, “Ingat, jangan memilih saya. Milih saya haram hukumnya!”
Hmm, benar-benar kampanye satire todemax.