Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Betapa Menyesal Orang yang Tidak Banci Kamera di Masa Sekolah Dulu

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
13 Juli 2021
A A
ilustrasi Betapa Menyesal Orang yang Tidak Banci Kamera di Masa Sekolah Dulu mojok.co

ilustrasi Betapa Menyesal Orang yang Tidak Banci Kamera di Masa Sekolah Dulu mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selain melalui ingatan, kenangan memang bisa dirayakan lewat foto-foto. Kasihan banget yang pas masa sekolah dulu nggak jadi banci kamera, ya.

Sesekali di masa tidak berfaedah dalam kehidupan saya, saya kembali mengingat betapa menyehatkannya kegiatan membolos saat masa sekolah dulu. Sehat pikiran dan sehat jasmani karena kadang perlu manjat dan lari-lari. Sayangnya, tidak sepenuhnya kenangan masa sekolah saya terekam dengan baik karena saya nggak terlalu banci kamera dan agak jarang difoto. Pertama, tentu karena saya nggak pede, kedua karena kamera hp saya jelek.

Meski begitu, lumayan juga ya kalau lihat foto-foto lawas di Facebook dan di blog zaman SMA, bisa membangkitkan ingatan-ingatan yang asam manis pahit tapi ngangenin itu. Jujur saja saya dari kecil memang suka banget mengabadikan sesuatu. Tapi, bukan mengabadikan foto diri sendiri, lha gimana je, dulu jarang banget ada kamera depan. Senjata saya di zaman SMP adalah handycam kecil yang layarnya bisa diputer-puter dan file-nya tersimpan di sebuah kaset digital. Ingat ya, kaset, bukan kepingan kayak CD.

Ketika SMA, senjata ini agak jarang terpakai karena sudah eranya kamera SLR mahal. Saya pun sempat ikutan ekstrakurikuler fotografi ketika itu. Belajar komposisi gambar meski nggak punya kameranya. Sepanjang masa sekolah yang indah, bisa jadi saya memang lebih sering motret ketimbang dipotret. Dulu, rasanya menjadi misterius itu keren.

Bahkan di akhir masa SMA saat banyak bocah-bocah yang mendadak hobi foto studio sama kawan-kawannya saya kedapatan tugas buat bikin film akhir sekolah yang bakal diputar saat prom night. Loh, saya merasa terhormat dong. Berhubung saya nggak banci kamera juga, mendingan saya “bersembunyi” di balik kamera dan menghasilkan hiburan buat kawan-kawan. Dengan meminta bantuan beberapa teman buat jadi pemeran film akhir sekolah itu, setidaknya saya bisa mengabadikan relief kehidupan SMA dengan cukup representatif. Semua kegiatan ekstrakurikuler juga diperlihatkan biar makin banyak lagi bocah yang nampang. Sayang seribu sayang, saya malah nggak mengabadikan pembuatan film itu sendiri.

Kini setelah lebih dari sewindu, saya baru nyadar, kenapa ya saya dulu nggak banci kamera sekalian. Jelek nggak apa-apa, buluk pun nggak masalah. Yang penting, masa-masa sekolah itu bisa dikenang dengan baik, bisa dipamerkan ke kawan-kawan, dan dengan bangga bilang, “Ini lho aku awet muda karena mukaku nggak berubah. Iya, belum glow-up emang.” 

Kalau tua nanti dan ndilalah saya sudah dikaruniai anak, foto-foto ini juga bisa dipamerin. Tujuannya ya buat basa-basi aja daripada gabut. Hehehe. Nggak gitu ding, menceritakan masa remaja ke anak-anak kita apa salahnya coba? Semasa sekolah dulu saya juga senang kok mendengarkan bapak saya cerita kecerobohannya pas masa sekolah dulu.

Tidak menjadi kamera memang banyak ruginya setelah sekian lama baru saya sadari. Sungguh penyesalan ini terlampau menyedihkan, lebih sedih soalnya mesin waktu juga belum ditemukan.

Autonyanyi “C.H.R.I.S.Y.E”. Inginku kembali ke masa remaja, serasa Galih dan Ratna~

Tapi, saya yakin kalau saya cuma satu di antara banyak orang yang nggak banci kamera. Lalu pada usia-usia menuju tuwir ini, banyak yang mulai menyesal di mana mereka menaruh semua foto dan kenangan nano-nanonya? Kenapa dulu malas tampil dan nggak jadi banci kamera ya. Kenapa??? 

Makanya, buat siapa pun kalian yang sekarang masih sekolah, masih kuliah, bikin sebanyak-banyaknya kenangan yang sekiranya bakal menggemaskan jika diingat. Agak memalukan sedikit boleh lah, asal masih dalam batas wajar dan nggak awur-awuran. Kebodohan-kebodohan inilah yang kalau diendapkan bisa jadi hal manis bertahun-tahun kemudian. Good luck ajalah!

BACA JUGA Masa Terbaik di Sekolah Jatuh kepada Kelas 2 SMP dan Kelas 2 SMA atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 13 Juli 2021 oleh

Tags: banci kamerafoto facebookkenangan masa SMAmasa sekolah
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Kita yang Pernah Dibonceng Jas Hujan Ponco Kelelawar Saat Hujan Deras Adalah Jiwa-jiwa Kuat
Pojokan

Kita yang Pernah Dibonceng Jas Hujan Ponco Kelelawar Saat Hujan Deras Adalah Jiwa-jiwa Kuat

20 Juli 2021
ilustrasi Kangen Mruput ke Warung Fotocopy dan Mampir ke Kantin Sekolah buat Isi Ulang Energi mojok.co
Pojokan

Kangen Mruput ke Warung Fotocopy dan Mampir ke Kantin Sekolah buat Isi Ulang Energi

19 Juli 2021
tatcipaparerahedibesu pramuka tepuk pramuka susu sungai hiking tali temali PBB bertongkat jambore nasional mental kedisiplinan ekstrakurikuler pramuka wajib diikuti mojok.co
Pojokan

Pramuka adalah Ekskul yang Layak Dibenci dan Patut Disukai

25 Februari 2020
pacaran cerita anak sekolah sma smp masa remaja pacaran Masa Terbaik di Sekolah adalah Kelas 2 SMP dan 2 SMA
Pojokan

Masa Terbaik di Sekolah Jatuh kepada Kelas 2 SMP dan Kelas 2 SMA

5 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.