Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu Mojok.co

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu (unsplash.com)

Selain berbagai destinasi wisata yang menarik, wisatawan mengunjungi Jogja karena kulinernya. Banyak makanan tradisional bisa dicicipi, mulai dari gudeg, bakpia, hingga walang goreng. Tidak hanya kuliner tradisional, Jogja juga kaya akan tempat makan yang menawarkan olahan makanan unik. Salah satu yang populer adalah Sate Ratu Jogja. 

Bagi yang belum tahu, Sate Ratu Jogja adalah tempat makan yang menyajikan sate ayam merah, sate kanak, dan lilit basah. Ketiga menu itu tidak menggunakan bumbu kacang dan kecap seperti sate ayam pada umumnya. Itu mengapa, banyak warga lokal dan wisatawan begitu penasaran untuk mencicipinya. 

Rasa penasaran semakin tinggi ketika tahu bahwa Sate Ratu Jogja tidak berminat membuka cabang di tempat lain. Artinya, mencicipi sate yang satu ini hanya bisa dilakukan di Jogja. Tidak heran kalau tempat makan yang terletak di Jalan Sidomukti ini sering dipadati pengunjung. 

Orang Jogja malas kulineran ke sana

Saya salah satu orang Jogja yang tergolong telat mencicipi kuliner yang satu ini. Saat teman-teman saya dari luar kota berkali-kali update kulineran Sate Ratu di medsos, saya belum pernah ke sana sama sekali. Padahal, rumah saya terletak tidak jauh dari rumah makan legendaris ini. 

Alasan saya selalu menunda-nunda kunjungan sebenarnya sederhana saja, Sate Ratu Jogja selalu tampak ramai pengunjung. Saya memang bukan tipe orang yang rela antre demi seporsi makanan. Apalagi lokasi Sate Rate tidak jauh dari rumah, saya selalu berpikir akan ke sana lain kali ketika antrean sedang mendingan. 

Pemikiran seperti itulah yang membuat saya selalu menunda kunjungan. Hingga akhirnya, di awal 2024, mau tidak mau saya ke sana. Seorang kawan dari luar kota yang begitu penasaran dengan Sate Ratu Jogja mengajak saya. Tidak bisa menolak, saya akhirnya menemaninya. Padahal, waktu itu Sate Ratu sedang ramai-ramainya karena musim libur tahun baru

Baca halaman selanjutnya: Tidak pernah …

Tidak pernah ke Sate Ratu Jogja

Saya pikir, saya adalah orang Jogja yang paling telat ke Sate Ratu. Khususnya orang Jogja yang tinggal di sekitar sana. Nyatanya, ada kawan saya lain yang sepanjang hidupnya belum pernah ke destinasi kuliner populer ini. Padahal, jarak rumahnya dengan Sate Ratu Jogja hanya sekitar 15 menit saja berkendara menggunakan sepeda motor. Cukup dekat. 

Alasan yang membuat daia malas ke sana mirip dengan saya, tempat makan ini terlihat sangat ramai dari luar. Kendaraan yang antre masuk ke area parkir sering menimbulkan kemacetan. Itu membuat mental dan perut kelaparan drop duluan, “Akan selama apa antreannya ya?” begitu kurang lebih kekhawatiran yang terlintas. 

Kebetulan, teman saya ini hanya bisa mengunjungi Sate Ratu Jogja di waktu-waktu ramai seperti jam pulang kantor, jam makan malam atau hari Sabtu. Sementara di saat-saat itulah antrean yang mengular terjadi. Dia ingin berkunjung di hari Minggu tidak memungkinkan karena tempat makan ini tutup. Ingin berkunjung lewat jam makan malam juga tidak memungkinkan karena tutup jam 20.00 WIB. Alhasil hampir 9 tahun Sate Ratu Jogja berdiri, dia tidak pernah sekalipun mencicipi rasanya.  

Kekhawatiran yang sia-sia

Ketakutan saya dan beberapa teman akan antrean Sate Ratu Jogja sesungguhnya sia-sia. Walau tampak padat dan antre, sistem antrean di Sate Ratu Jogja sudah baik. Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika mampir ke sana. Kalian tidak akan dibuat menunggu tanpa kejelasan. 

Sulit dimungkiri, antrean panjang demi seporsi sate memang bikin malas. Namun percayalah, rasa malas itu hanya di awal saja. Sebab, sistem antrean di Sate Ratu Jogja sudah baik. Antreannya memang panjang, tapi terus bergerak sehingga tidak memakan waktu lama.

Saya rasa pengunjung Sate Ratu cukup perhatian. Mereka hanya ngobrol secukupnya dan pergi setelah selesai makan. Sejauh ingatan, saya mendapat antrean menyentuh angka belasan ketika ke sana. Dan, hanya buruh sekitar 20 menit hingga giliran saya tiba.  Percaya deh, waktu itu tidak terasa apalagi ketika makan bersama kawan-kawan. 

Selain antrean yang nggak serem-serem amat. Sistem pemesanan dan pembayaran di sana sudah sat-set. Begitu pula dengan hidangan yang disajikan di meja. Semua  tidak perlu menunggu lama. 

Intinya, pelayanan Sate Ratu Jogja sudah profesional. Pantas saja jadi destinasi kulineran Jogja. Ketakutan soal kelaparan sambil menunggu antrian tidak terbukti. Kalau soal rasa, saya tidak bisa berkomentar banyak sebab rasa itu selera. Kalau di lidah ini, saya sih lebih suka sate pada umumnya ya. Sate dengan bumbu kacang. Namun, keunikan olahan sate di Sate Ratu Jogja tetap sayang kalau dilewatkan. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Varian Rasa Indomie yang Bikin Saya Menyesal Telah Mencicipinya karena Bikin Ketagihan, Eh Malah Sekarang Langka di Pasaran dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Exit mobile version