MOJOK.CO – Pimpinan KPK berencana untuk ganti posisi Febri Diansyah sebagai Jubir KPK. Nah, berikut 5 nama rekomendasi untuk Jubir KPK yang baru.
Rencana pencopotan Febri Diansyah sebagai Juru Bicara (Jubir) KPK menjadi kabar cukup yang mengejutkan. Maklum, sepanjang isu UU KPK kemarin, Febri Diansyah merupakan salah satu sosok yang paling diingat publik.
Pembawaannya yang kalem dan datar-datar aja, bikin publik menaruh simpati terhadap lulusan Fakultas Hukum UGM ini. Terutama ketika sedang berhadapan dengan lawan debat. Febri bisa santai kayak di pantai, tapi orang yang nonton sering bikin geregetan sendiri.
Ini orang makan apa sih bisa tetap selow kalau diserang saat debat gitu?
Namun, suka tak suka, Febri harus diganti dari posisi Jubir KPK. Sebab, selama 3 tahun ke belakang, ternyata jabatan Febri sebenarnya adalah Kepala Biro Humas KPK. Jubir KPK hanyalah kerjaan tambahan dari pemimpin sebelumnya.
Menimbang adanya rencana pergantian Jubir KPK ini, maka Mojok memberi rekomendasi 5 nama yang bisa gantikan posisi Febri Diansyah ini. Dan berikut nama-namanya.
Arteria Dahlan
Baiklah, kita semua tahu, Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan memang tidak punya rekam jejak yang bagus dengan Febri Diansyah dari KPK. Apalagi di acara-acara debat isu UU KPK kemarin, Arteria Dahlan kayak semangat banget kalau lawan debatnya adalah Febri. Nyerang terooos bawaannya. Harus dipahami juga kalau Arteria sendiri merupakan politisi yang mendukung sepenuhnya atas terbitnya UU KPK yang baru.
Tapi bukan berarti Pak Arteria dan Mas Febri nggak bisa bersatu dong? Prabowo dan Jokowi aja bisa? Masa mereka berdua nggak bisa?
Kata Arteria Dahlan sih, dengan adanya UU yang ini, KPK akan makin kuat. Nah, agar bisa memastikan bahwa KPK yang sekarang sudah kuat, ada baiknya sih Pak Arteria masuk jadi bagian dari KPK sekalian. Lagian kalau KPK makin kuat seperti kata Bapak, harusnya lembaga yang paling nyaman ya di KPK doong.
Lagipula kemampuan retorika Pak Arteria mah tak perlu diragukan lagi. Semua pihak dari ahli ilmu tata negara, mantan menteri, sampai peneliti ICW pun bisa dibantah semua. Kemampuan ini jelas sangat dibutuhkan sebagai Jubir KPK.
Jadi kalau ke depan ada yang nyerang KPK, Pak Arteria kan tinggal bilang, “Wah, sesat kamu…” atau “Hindari prejudice kayak gitu ya.”
Tentu saja, kalau blio mau jadi Jubir, KPK bakalan punya jargon baru. Bersama Pak Arteria Dahlan, KPK (katanya) makin kuat.
Chef Juna
Sifat kalem dan datar dari Febri Diansyah itu sebenarnya tak cukup baik ketika menjadi Jubir KPK. Sedikit monokrom, eh, monoton.
Jadi, ada baiknya Jubir KPK itu perlu untuk sedikit mampu menularkan rasa segan terhadap lawan bicara. Bahkan kalau perlu aura keseganan itu sudah muncul sebelum si Jubir KPK ini bicara.
Dan tak ada yang lebih jago dalam permainan mental seperti itu kecuali Chef Juna yang pernah jadi juri di Master Chef Indonesia. Hanya dengan bersedekap saja (sambil mencondongkan tubuhnya agak ke belakang), lawan debat paling jiper duluan.
Nah, kalau lawan debatnya nanti kok ya masih aja suka ngeyel, tinggal timpalin…
“Duh, argumen kamu overcook.”
Munarman FPI
Jika Chef Juna cuma jago di permainan mental tak cukup untuk jadi Jubir KPK, maka Munarman yang sekarang menjabat sebagai Jubir FPI ini kayaknya bisa lebih cocok. Sebab, Munarman ini paling jago di permainan fisik. Hayaa ini jelas kemampuan mutakhir yang diperlukan kalau KPK ingin upgrade di bagian Jubir KPK-nya.
Orang lain mungkin cuma marah-marah ketika kalah debat, atau tetap berusaha sabar. Oh, beda kalau Munarman FPI. Beliau bisa menyiramkan air kopi panas ke muka lawan debat.
Ini jelas gaya baru yang bisa saja cocok untuk menunjukkan bahwa KPK sekarang semakin kuat, tanpa basa-basi, dan jago main seruduk sana-sini.
Bilven Sandalista
Bilven Sandalista mungkin belum dikenal banyak oleh rakyat Indonesia, tapi ketahuilah, bahwa Bilven adalah golputers paling dihindari oleh setiap politisi pro-pemerintah belakangan ini. Ini kabar yang sudah diketahui terutama buat kalian yang doyan mainan Twitter.
Contohnya ketika Bilven Sandalista melakukan serangan balik ke politisi-politisi PSI kayak gini.
Standar baru wakil rakyat @psi_id ternyata:
Tidak menyelesaikan jatah 16 titik agenda pertemuan dg warga utk tiap legislatornya, bahkan ada anggota fraksi @psi_id yg cuma datangi 6 titik saja, shg merugikan rakyat yg konon uangnya mau dikawal-kawal itu.#tsamarabantudonguki23 pic.twitter.com/X5ERuwwKAF
— bilven (@sandalista1789) December 23, 2019
Harus diakui, kemampuannya dalam melacak “dosa-dosa” jejak digital lawan debatnya di Twitter sudah sampai taraf makrifat. Apapun dan siapapun bisa kena kritik. Sebenarnya sih, sentilan Bilven sangat sederhana. Cuma mengumpulkan pernyataan politisi di masa lalu, kemudian disandingkan dengan pernyataan yang sekarang.
Hebatnya lagi, sentilan yang disampaikan Bilven Sandalista sangat jauh dari definisi pasal karet UU ITE tentang Ujaran Kebencian. Jadi kalau berharap Bilven bisa senasib kayak Jonru sih, ya jauh-jauh dah. Paling banter juga Bilven cuma diblokir doang, kayak gini…
Sekadar mengingatkan ? https://t.co/zrOJB8PoFI pic.twitter.com/GSf7Hp5dSV
— bilven (@sandalista1789) December 24, 2019
Nah, kemampuan semacam ini jelas diperlukan oleh KPK ketika harus mengorek-korek koruptor. Terutama mengorek dosa-dosa digital orang yang mau mendebat KPK.
Seperti filosofi Bilven selama ini…
… waktu itu fana, jejak digital abadi, Buuung.
Limbad
Karena KPK yang kuat adalah KPK yang tak banyak bicara.
BACA JUGA 3 Cara Jitu Hilangkan Jejak Sobekan Kertas Buku Merah KPK atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.