Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

5 Cuti Tambahan yang Seharusnya Ada untuk Mendukung Jiwa-jiwa Pekerja Rapuh

Selain cuti bersama, cuti haid, cuti melahirkan, pekerja seharusnya berhak libur di momen-momen tertentu dalam hidupnya.

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
26 Oktober 2021
A A
5 Cuti Tambahan yang Seharusnya Ada untuk Mendukung Jiwa-jiwa Pekerja Rapuh cuti bersama cti haid hak cuti pekerja
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Cuti bersama, cuti haid, dan libur tambahan lain buat pekerja kayaknya emang masih kurang. Kami butuh lebih banyak day off demi work life balance!

Teriak-teriak work life balance pun percuma jika ujung-ujungnya kita nggak bisa menikmati hidup karena nggak pernah punya libur kerja. Selain cuti tahunan yang rutin diberikan kepada pekerja, sebenarnya ada cara “liburan” lain yang bisa digunakan pekerja untuk tidak bekerja. Contohnya aja kayak cuti haid, cuti bersama habis Hari Raya, cuti melahirkan, dan lain-lain.

Sebagai generasi yang belum cepat puas, alangkah baiknya kita menawar agar libur yang kita dapat bisa lebih banyak. Ini demi menguatkan jiwa-jiwa pekerja rapuh yang gampang oleng dalam suatu momen di hidup mereka. Lho, ini penting! 

Demi kemaslahatan kalian dan saya sendiri, saya mengusulkan beberapa cuti tambahan yang seharusnya dimiliki pekerja. Kalian perlu setuju dengan hal ini. Ingat kata Pak Jokowi, “Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya kalau ada yang berbeda satu saja sudah… bahaya.”

#1 Cuti ketika tim bola kesayangan kalah

Saya lagi nggak mau nyenggol fans Manchester United yang tempo hari dibantai. Nggak kok. Ngejek aja dikit.

Kebayang nggak kalau habis MU kalah, fansnya kemudian boleh berlibur sama merayakan kesedihan? Nggak cuma berlaku buat MU deh, fans tim-tim bola yang bakal kalah dalam waktu ke depan juga butuh waktu merenung.

Ini sungguh sebuah dukungan moral yang selama ini kaum pekerja harapkan. Menanggung malu setelah tim kesayangan kalah itu perasaan yang begitu berat untuk dilalui. Apalagi, telinga para pekerja bukan telinga portable yang bisa pura-pura ditinggal di rumah hanya karena nggak tahan menghadapi ejekan di kantor nanti. Sumpah, rasanya kayak pengen jadi manusia invisible yang bisa menghilang. Nggak kuat rasanya tim kesayangan di-bully habis-habisan. 

Nah, kalau usai tim bola kesayangan kalah lalu pekerja dapat cuti, kan enak. Simpel. Mereka bisa kembali masuk kerja saat isu dan hinaan itu mereda.

#2 Cuti kematian hewan peliharaan

Sudah bukan masanya lagi memperdebatkan bahwa hewan peliharaan itu cuma hewan. Beberapa pemilik menganggap mereka sebagai bagian keluarga sendiri. Jika ada salah satu peliharaan yang meninggal dunia, sudah seharusnya pekerja boleh cuti berduka. Bebas menangis seharian lalu kembali produktif esok hari adalah yang kita butuhkan untuk saat ini.

#3 Cuti nonton episode terakhir drakor dan series

Saya ingat betul saat episode terakhir Game of Thrones ditayangkan di HBO pada Senin pagi kala itu. Saya dan sebagian kawan-kawan di kantor rasanya nggak mood kerja. Selain karena ending-nya jelek, kami berduka karena minggu depan sudah nggak ada lagi series seru yang bisa ditonton bersama-sama.

Ini begitu berat dilalui. Apalagi, Game of Thrones tayang di jam-jam aktif kerja dan kami harus mengerjakan beberapa deadline di malam hari biar paginya agak santai. Jiwa raga pekerja tidak diciptakan untuk menerima beban seberat ini. Bayangin deh, bayangin aja. Kalau udah dibayangin ya udah.

Pokoknya pekerja perlu dikasih cuti “season finale” di setiap serial, drakor, dan tayangan seru yang mereka tonton. Masa sih tambahan cuti cuma dapat cuti bersama sama libur hari nasional. 

Menyaksikan episode terakhir itu juga sebuah momen penting dalam hidup pekerja. Di satu sisi mereka bersemangat untuk nonton, di sisi lain mereka bersedih karena bakal kehilangan hiburan. Perasaan campur aduk ini kalau dibawa buat kerja, output-nya nggak bagus.

#4 Cuti patah hati

Nggak perlu dijelasin lebih detail kenapa orang yang lagi patah hati kayak diliburkan dan dibebastugaskan. Apalagi kalau hubungannya diakhiri dengan cara yang buruk. Alamak, mau ambil cuti tahunan nggak bisa mendadak. Mau unpaid leave, tapi masih miskin. Pekerja yang sedang patah hati itu hidup dengan penuh dilema.

Iklan

Belum lagi, mereka juga butuh waktu buat bangkit dan yakin bahwa mereka bisa cari pacar lagi. Lha kamu pikir gampang dapat pacar? Seringnya, cinta itu hadir dan berakhir tidak berbalas. Begitu menemukan berbalas, lha kok hubungannya berjalan tidak mulus dan akhirnya kandas. Ah, nggak kebayang deh. Setidaknya pekerja yang patah hati butuh cuti tambahan minimal 5 hari kerja. Periodt.

#5 Cuti konser

Ketika cuti-cuti lainnya mengarahkan pekerja untuk menghayati waktu-waktu sulit mereka, cuti yang satu ini justru sebaliknya. Pekerja seharusnya boleh berlibur dengan alasan cari hiburan. Kita nggak pernah tahu kalau ternyata suatu hari nanti BTS mengadakan konser dadakan. Siapa tahu juga, Adele tiba-tiba lagi pengin liburan ke Bali dan bikin gigs kecil-kecilan di Ubud. Wah, hal-hal macam ini nggak bisa ditunda.

Belum lagi kalau ada festival yang dihadiri banyak musisi lokal berkualitas. Seharusnya ada kompensasi buat pekerja yang mencintai konser-konser macam ini. Secara tidak langsung, manajemen kantor mendukung karyawan untuk perbaikan kualitas hidup dengan musik. Sesuatu yang baik macam ini perlu didukung. Cuti bukan hanya untuk merayakan kesedihan, tapi juga buat bergembira.

Dachlach, nggak usah pada protes. Mendingan kita teguh pendirian untuk merancang cuti-cuti tambahan ini sebagai bagian dari undang-undang. Daripada terus-terusan menunggu masa cuti bersama hanya untuk berkumpul bersama keluarga, pekerja harus punya me time juga. 

Memanjakan pekerja itu dapat pahala. Mohon seluruh bos di Indonesia camkan hal ini. Salam cinta dan work life balance.

BACA JUGA Hak Cuti Haid, Bukti Indonesia Pernah Progresif pada Suatu Masa dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: cuti bersamacuti haidcuti tahunanDunia Kerjakaryawan swastapekerjapekerjaan idealtekanan pekerjaan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

pekerja miskin, working poor.MOJOK.CO
Mendalam

In This Economy, Kerja Lembur Bagai Kuda Meski Gaji Tak Seberapa dan Tetap Miskin

27 November 2025
tertawa karier, pekerja, emotional labor.MOJOK.CO
Mendalam

Ketawa Karier di Kantor Bikin Lelah, Tidak Tertawa Sama dengan Cari Masalah

26 November 2025
3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang Mojok.co
Pojokan

3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang

8 September 2025
Cuti Bersama Melahirkan Kesenjangan, tapi Pekerja Tutup Mata MOJOK.CO
Esai

Cuti Bersama Melahirkan Kesenjangan di Dunia Kerja: Tidak Bisa Dinikmati oleh Semua Pekerja dan Ada Saja Perusahaan yang Semaunya

13 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.